close
Nuga Tekno

Malam Nanti, Ada Atraksi “Bintang Jatuh” di Langit

Nanti malam tengadahkan kepala dan saksikanlah bintang “jatuh.” Ya, bintang jatuh dalam bahasa awam atau hujan meteor sebutan kerennya. Ada semacam permainan cahaya memenuhi angkasa. Dan fenomena alam ini pantas untuk disaksikan karena langka kejadiannya.

Hujan meteor tau yang biasa disebut ‘bintang jatuh’ merupakan fenomena di mana meteor bergerak cepat di atmosfer Bumi dan menampilkan cahaya terang apabila terlihat di malam hari.

Mengutip tulisan Scienceblogs, kecepatan melesatnya meteor ini mencapai 20 ribu kilometer per detik atau sekira 40 ribu mph. Meteor atau asteroid ini mengandung batuan dan es yang berasal dari sistem tata surya yang jauh dari Bumi.

Salah satu hujan meteor yang terkenal, di namakan hujan meteor Perseid. Kabarnya, hujan meteor Perseid terjadi setiap tahun. Nama Perseid berasal dari nama rasi bintang Perseus karena hujan meteor ini seolah-olah berasal dari arah Rasi Bintang Perseus.

Kecepatan meteor tersebut kira-kira 60 ribu kilometer per jam serta memiliki kilatan yang terang dengan jejak cahaya yang panjang. Tahun lalu, hujan meteor ini dimulai pertengahan Juli dan mencapai puncaknya pada tanggal 12 sampai dengan 14 Agustus 2012.

Wikipedia menerangkan, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Meteor ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteoroid, yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.

Ukuran meteor umumnya hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit.

Meteorit ini merupakan sebuah meteor yang berhasil mendarat di Bumi. Benda luar angkasa ini sukses menghantam permukaan planet tanpa mengalami proses terbakar di atmosfer.

Fenomena bintang jatuh ini bisa disaksikan diangit Indonesia. pada Minggu-Senin, 11-12 Agustus 2013, malam ini. Kita akan disuguhkan oleh kilatan dan kilauan meteor dan ini akan menjadi pertunjukkan langit malam yang menarik selain gerhana bulan atau gerhana matahari.

Seperti dikutip dari EarthSky hujan meteor mayor, malam nanti, g akan menjatuhkan sekitar 50 sampai 100 meteor per jam pada puncaknya di langit malam.

Namun tenang saja, meteor itu tak berbahaya karena hanya berukuran seperti butir pasir atau paling besar seperti biji kacang.

Jika ingin melihat ratusan bintang jatuh menghujani Bumi, ada syarat-syaratnya tersendiri agar bisa mendapatkan momen langka tiap satu tahun ini. Hal pertama yang diperlukan adalah langit cerah tanpa awan mendung menyelimuti. Jika malam hujan, pupus sudah harapan untuk melihat hujan bintang.

Yang kedua, tentu saja tempat gelap untuk mempermudah melakukan pengamatan. Anda tak akan pernah mendapati pertunjukkan ratusan bintang jatuh di langit perkotaan yang terpolusi oleh banyak cahaya.

Limpahan cahaya lampu-lampu kota akan membiaskan penglihatan untuk melihat meteor yang jatuh. Jadi ada baiknya mencari tempat pengamatan yang gelap tanpa ada cahaya yang mengganggu mata.

Pedesaan atau lapangan yang luas bisa menjadi pilihan yang tepat. Jika Anda seorang penggiat alam, naik ke puncak gunung untuk melihat pertunjukkan ratusan bintang jatuh bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Ketiga adalah peta langit. Jika Anda masih sangat awam di dunia astronomi, Anda membutuhkan peta langit untuk mencari dimanakah letak arah rasi Perseus di langit malam.

Rasi Perseus tempatnya berada di arah timur laut dan baru terbit menjelang dini hari di wilayah Indonesia. Cari saja bintang paling cerlang bernama Mirfak di arah timur laut, dan jangan lepas pandangan mata dari arah bintang itu. Ratusan bintang jatuh akan muncul dari arah tersebut.

Keempat adalah waktu pengamatan yang tepat untuk menyaksikan pertunjukkan. Selepas tengah malam hingga fajar menjelang adalah waktu yang tepat karena pada saat itu langit malam mulai cerah tanpa awan.

Konstelasi Perseus juga baru muncul saat dini hari. Saat tengah malam Perseus masih berada di garis horison, jadi lebih tepat mengamatinya saat menjelang subuh. Dan yang terakhir tentu saja teman untuk mengamati bersama-sama fenomena alam ini. Bisa teman berupa seseorang, atau teman seperti camilan dan kopi.

Tags : slide