close
Nuga Tekno

Kini Ada Li-Fi Yang Lebih Cepat dari Wi-Fi

Jaringan internet Wi-Fi akan menjadi “kuno” bersamaan dengan datangnya konsep komunikasi cahaya yang dinamakan Li-Fi, yang kecepatannya mencapai seratus kali dari pendahulunya itu.

“Phone Arena,” dalam tulisannya hari Kamis, 26 November 2015, memastikan, teknologi transfer data nirkabel untuk mengakses internet yang selama digunakan Wi-Fi akan diambil alih oleh Li-Fi.

Seperti juga dikutip dari BBC, beberapa peneliti di Cina berhasil mengembangkan transfer data via Li-Fi hingga kecepatan koneksi internetnya sampai 150Mbps.

Konsep komunikasi cahaya tampak, atau LiFi seperti yang kadang-kadang dikenal, telah menerima banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari prevalensi pencahayaan LED.

Tidak seperti lampu pijar dan neon, LED solid-state elektronik, yang berarti mereka dapat dikontrol dalam banyak cara yang sama seperti komponen elektronik lainnya, dan beralih pada kecepatan tinggi. VLC dasarnya WiFi – tetapi menggunakan radiasi

Teknologi Li-Fi akan menjadi sesuatu yang super cepat. Ya, teknologi Li-Fi atau light-fidelity akan mentransmisikan data secara nirkabel dengan kecepatan tinggi dengan menggunakan dioda yang memancarkan cahaya.

Kecepatan yang ditransmisikannya diyakini dapat melampau kecepatan teknologi wireless lainnya, seperti wi-fi, Bluetooth, dan lainnya.

Teknologi Li-Fi ini ditunjukkan untuk pertama kali pada tiga tahun lalu di Consumer Electronics Show di Las Vegas dengan menggunakan sepasang smartphone Casio untuk pertukaran data dengan menggunakan cahaya dari berbagai intensitas yang dilepaskan dari layar mereka, yang mampu terdeteksi hingga jarak sepuluh meter.

Teknologi Li-Fi, sebagaimana dilansir Slashgear, sebenarnya pernah diuji coba pertama kali oleh peneliti dari University of Edinburgh pada empat tahun silam

Namun pada uji coba yang pertama itu hanya mencapai kecepatan maksimal 10 Mbps. Padahal secara teori, Li-Fi bisa mentransfer data nirkabel hingga 1 Gbps untuk kecepatan akses internetnya.

Teknologi ini menggunakan kecepatan cahaya untuk mentransfer data. Perangkat awal pemberi sinyal akan memancarkan cahaya sekaligus mentransfer data, lalu diterima oleh reciever.

Peneliti mengatakan kamera yang tersemat dalam ponsel pintar dapat dimodifikasi menjadi perangkat penerima dari sinyal yang dikirim lewat cahaya tersebut.

Nama Li-Fi mungkin belum sering didengar pengguna Internet.

Tapi ini adalah sebuah teknologi yang konon bisa melengkapi Wi-Fi.

Perusahaan teknologi Velmenni saat ini sudah mulai menguji perangkat tersebut dengan berbagai simulasi.
“Saat ini kami sedang merancang sistem pencahayaan yang cerdas. Di saat yang sama, kami melakukan uji coba kepada klien untuk memasang Li-Fi di kantor mereka,” kata Deepak Solanki, CEO Velmenni.

Selama ini pengguna internet kerap dimanjakan dengan teknologi wireless fidelity. Ke depan, pamor Wifi akan dikalahkan oleh teknologi baru, bernama Lifi.

Dilansir melalui Science Alert, Lifi sejatinya telah diuji coba sejak lama, namun hanya sebatas uji coba di lab.

Sekarang, para peneliti mencoba untuk memperkenalkan Lifi ke luar lab untuk pertama kali.

Tempat uji coba terbuka ini menargetkan kantor dan lingkungan industri, tepatnya di Tallin, Estonia.

Diharapkan uji coba ini bisa menghasilkan kecepatan transmisi data sampai 1 Gbps, atau sekitar 100 kali lebih cepat dibanding rata-rata kecepatan wifi.

“Sebelumnya kami telah mendesain solusi pencahayaan pintar untuk lingkungan industri. Dengan desain baru kami data komunikasi bisa dihantarkan melalui cahaya. Secara bersamaan kami juga menyiapkan proyek uji coba menyediakan jaringan Lifi untuk akses internet di kantor,” ujar CEO Velmeni, Deepak Solanki.

Velmeni adalah perusahaan teknologi asal Estonia yang mengembangka Lifi.

Lifi merupakan teknologi yang ditemukan oleh Harald Haas dari University of Edinburgh, Skotlandia. Dalam demonstrasinya pertama kali beberapa tahun lalu, Haas bisa mentransmisikan data lebih banyak ketimbang perangkat BTS di jaringan seluler, hanya dengan mengandalkan cahaya dari LED tunggal.

Dijelaskan Haas, VLC merupakan media yang menggunakan. Cara kerjanya mirip dengan kode morse, menghidup dan mematikan cahaya secara bergantian dan membentuk suatu pola yang bisa menghantarkan pesan rahasia.

Dengan mengandalkan LED dalam kecepatan yang ekstrim maka bisa digunakan untuk menulis dan mentransmisikan apa saja dalam bentuk kode biner.

“Keuntungan menggunakan Lifi, selain kecepatan yang lebih mumpuni adalah pengurangan interferensi antarperangkat. Hal ini dikarenakan cahaya tidak bisa tembus melewati dinding. Ini juga membuat akses lebih aman,” ujar dia.

Dalam kasus tersebut Li-Fi tidak hanya lebih cepat dari Wi-Fi, namun juga lebih aman karena cakupannya tidak bisa menembus tembok. Tapi menggunakan Li-Fi untuk menggantikan Wi-Fi juga tidak disarankan karena biaya yang bakal terlalu besar.

Saat ini Li-Fi masih terus dikembangkan. Para peneliti coba menggabungkan Li-Fi dengan Wi-Fi agar bisa menciptakan koneksi yang lebih cepat, dan juga lebih aman.

Tags : slide