close
Nuga Tekno

Kevin Systrom Telah “Out” dari Instagram

CEO dan pendiri Instagram Kevin Systrom mengonfirmasi pengunduran dirinya dari perusahaan yang telah didirikannya bersama Mike Krieger.

Dalam pernyataan resmi yang diunggah lewat blog Instagram, ia mengaku bersyukur melihat perkembangan Instagram dalam delapan tahun terakhir.

“Mike dan saya bersyukur selama delapan tahun terakhir di Instagram dan enam tahun bersama tim Facebook. Kami telah tumbuh dari 13 orang menjadi lebih dari seribu orang dengan kantor di seluruh dunia,” tulis Systrom seperti dimuat dalam blog Instagram.

Menyoal rencana apa yang hendak diitempuh usai ‘angkat koper’ dari perusahaan yang didirikannya sejak tahun delapan tahun lalu, ia mengatakan butuh waktu luang untuk mengasah kreativitas.

Namun ia memastikan akan kembali mendirikan sebuah perusahaan nantinya.

“Kami sekarang siap untuk bab berikutnya. Kami berencana meluangkan waktu untuk mengeksplorasi rasa ingin dahu dan kreativitas kami lagi,” tambahnya.

Namun demikian, ia belum membeberkan rencana apa yang akan ditempuh usai meninggalkan Instagram. Ia menuliskan sejauh ini sedang merencakan sesuatu yang tengah dibutuhkan dunia.

“Membangun hal baru yang mengharuskan kami melangkah mundur, memahami apa yang menginspirasi kami dan mencocokkannya dengan apa yang dunia butuhkan saat ini; itulah rencana yang ingin kami tempuh.”

Kabar pengunduran diri Kevin Systrom dan Mike Krieger sebelumnya diungkap oleh salah seorang pihak terdekat Instagram yang enggan diungkap identitasnya.

Mengutip Recode, awal September lalu COO Instagram Marne Levine dikabarkan sudah lebih dulu memutuskan hengkang.

Meski tidak diketahui alasan di balik pengunduran diri keduanya, sejumlah pihak memprediksi keputusan ini ditempuh setelah merasa kecewa dengan sikap Mark Zuckerberg yang terlalu ikut campur dalam pengembangan Instagram.

Systrom dan Krieger bukan orang pertama yang memilih hengkang dari perusahaan yang didirikannya setelah diakuisisi oleh Facebook.

Langkah serupa sebelumnya ditempuh CEO dan pendiri WhatsApp Jan Koum yang memilih hengkang lantaran selisih paham dengan manajemen Facebook terkait skema bisnis perusahaan yang didirikannya.

Instagram yang merupakan kepanjangan dari ‘instant camera’ dan ‘telegram’ didirkan pada delapan tahun silam.

Saat pertama kali dikembangkan, Kevin Systrom dan Mike Krieger memilih nama Burbn yang sebatas layanan berbagi lokasi, hingga kemudian berganti nama menjadi Instagram

Sebelumnya diberitakan Kevin Systrom dan Mike Krieger, dua pendiri Instagram memutuskan untuk hengkang dari perusahaan yang didirikannya. Keduanya dikabarkan akan meninggalkan Instagram dalam beberapa pekan kedepan.

Systrom hingga kini menjabat sebagai CEO dan Krieger sebagai CTO Instagram. Keduanya mengungkapkan keputusan untuk hengkang kepada tim Instagram dan Facebook pada Senin, ujar seorang sumber terdekat yang enggan diungkap identitasnya.

Mengutip The New York Times, keduanya tidak mengungkap alasan mereka mengundurkan diri dari perusahaan yang didirikannnya. Namun demikian, mereka disebut telah memikirkan rencana ini sejak lama.

Kedua pendiri Instagram ini telah saling kenal sejak delapan tahun lalu, saat bertemua di sebuah proyek peranti lunak yang dikembangkan oleh Kevin Systrom.

Proyek tersebut kemudian berkembang dan menjadi Instagram hingga kini memiliki lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia.

Hengkangnya kedua pendiri Instagram memicu pertanyaan soal masa depan layanan berbagi foto dan video pendek tersebut.

Facebook sebagai induk perusahaan menuai kritik dalam dua tahun terakhir karena dianggap acuh terhadap data pengguna.

Alih-alih memberikan layanan baru, Facebook disebut hanya peduli pada aspek keuntungan semata.

Perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut sebelumnya mengakuisisi

Kala itu, Instagram hanya mengantongi tiga puluh juta pengguna dan terus tumbuh seiring dengan rampungnya proses akuisisi.

Instagram didirikan pada delapan tahun silam0 dan pertama kali dikembangkan sebagai layanan berbagi lokasi bernama Burbn.

Krieger diketahui sebagai pengguna aktif yang mengagumi Burbn, hingga bertemu pada Systrom pada sebuah program di Stanford University.

Dari pertemuan tersebut, keduanya kemudian sepakat untuk bekerja sama dan mengembangkan Burbn sebagai cikal bakal kelahiran INstagram.

Sebelum keduanya mundur, Instagram telah menguji  coba sebuah fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk membagikan ulang (repost) unggahan dari akun orang lain kelinimasanya.

Fitur ini sebenarnya sudah lama ditentang oleh pimpinan perusahaan, namun diharapkan bisa memberikan ‘angin segar’ untuk kolom feed yang belakangan kurang digemari ketimbang fitur Stories.

Saat ini, fitur yang kabarnya mengusung nama ‘seamless sharing’ atau berbagi tanpa hambatan disebut akan masuk dalam jajaran menu ‘…’ yang berada di bagian kanan atas setiap postingan pengguna.

Di bagian atas unggahan pengguna, akan muncul nama dan foto pemilik akun yang menggungah postingan tersebut. Jika postingan yang sama dibagikan ulang, maka nama dan foto kedua pengguna sebelumnya akan tampil bertumpukan.

Dalam dua tangkapan layar (screenshot) uji coba fitur seamless sharing yang diperoleh The Verge, salah satunya menggunakan akun bisnis yang menawarkan barang untuk dijual.

Bukan tidak mungkin jika Instagram hanya akan menyediakan fitur ini untuk akun-akun bisnis yang memiliki tujuan posting lebih jelas ketimbang pengguna akun biasa.

Selain itu untuk alasan menjaga ekosistem konten di platformnya, Instagram juga kerap kali menawarkan sejumlah fitur baru terlebih dahulu untuk akun-akun bisnis, sebelum nantinya dihadirkan untuk akun-akun personal.

Belum diketahui kapan pastinya Instagram bakal merilis fitur seamless sharing. Hingga sekarang, fitur itu disebut masih terlihat kasar dan belum dipoles dengan desain menarik khas Instagram.

Hal ini mungkin berarti seamless sharing masih berada pada tahap awal pengembangan, dan masih memiliki kemungkinan untuk ‘digugurkan kelahirannya.’

Dua orang pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger sudah bertahun-tahun menolak fitur ‘repost’, dan sampai sekarang pun dikabarkan masih terus memperdebatkan hal tersebut.

Menurut Systrom, fokus dan inti dari platform yang mereka bangun adalah tentang bagaimana mengisi timeline pengguna dengan orang-orang yang mereka kenal, bukan tentang memfasilitasi pengguna untuk menunjukkan hal lain kepada orang-orang yang mereka kenal.

Mengutip The Verge, fitur seamless sharing juga dikhawatirkan dapat memicu munculnya konsekuensi negatif seperti berita palsu dan kampanye yang memengaruhi pengguna.

Pasalnya, hal-hal tersebut tengah diperangi oleh perusahaan induk Instagram, Facebook pascaskandal pemilihan presiden AS pada dua tahun  lalu.

Tahun ini, Instagram mulai mengendorkan peraturannya terkait membagikan posting ketika pengguna dapat membagikan Stories yang di dalamnya terdapat mention untuk akun mereka.

Dengan batasan tersebut, Instagram ingin menjaga nilai kedekatan yang diusung oleh fitur Stories