close
Nuga Tekno

Kata Google, Lupakan Paswoord

Google memulai lompatan besar dengan meniadakan paswoord untuk pengguna Android  dengan alasan terlalu merepotkan. Ribet.

Langkah besar Google ini dimulai dengan diperkenalkannya Project Abacus.

Project Abacus?

Ya. Ini merupakan sebuah inovasi yang membuat pengguna Android  bisa log in atau masuk ke berbagai aplikasi tanpa memakai password.

“Kita sama-sama memiliki ponsel yang dibekali dengan banyak sensor.”

“Jadi kenapa tidak membuat ponsel tersebut mengenali pemiliknya sehingga kita tidak perlu memakai password?” ujar Daniel Kaufman, petinggi Google, Kamis, 26 Mei 2016  sep[erti dikutip “nuga” dari  laman situs “ubergizmo”.

Sebuah divisi di Google yang bernama ATAP dibebani tanggung jawab terhadap pengembangan Project Abacus tersebut.

Walau pun, kelak,  tanpa password, Google tetap memakai  sistem pengamanan yang dibekali di ponsel.

Sistem pengamanan tersebut bekerja dengan memanfaatkan sensor yang ada. Ia bakal membaca sejumlah pola dan sinyal.

Misalnya mengenali pola pengetikan, cara berjalan, lokasi pengguna secara real time, dan berbagai variabel lain. Pola-pola seperti itulah yang akan digunakan sebagai password.

Seperti juga ditulis  TechCrunch, pada hari yang sama, Anda dapat membayangkan fitur Smart Lock yang saat ini sudah dipakai oleh Android 5.0 dan versi lain di atasnya.

Smart Lock merekam lokasi yang Anda tandai via Bluetooth sebagai wilayah aman.

Saat fitur tersebut membaca bahwa ponsel berada di lokasi aman, maka kunci sistem akan otomatis terbuka.

Nah, proyek Abacus ini bekerja dengan cara yang mirip namun lebih canggih.

Abacus berjalan secara tersembunyi dan mengumpulkan segala informasi mengenai Anda untuk membuat Trust Score, kunci pembuka aplikasi atau ponsel.

Google juga merancang agar Trust Score memiliki tingkatan.

Tingkatan paling rendah akan disematkan sebagai kunci untuk mengunci aplikasi game dan sejenisnya, sedangkan tingkatan paling tinggi dibutuhkan untuk mengunci aplikasi perbankan.

Masih belum jelas kapan Google akan mengaplikasikan Project Abacus.

Jika berjalan sesuai rencana developer sudah bisa mencobanya akhir tahun ini.

Selain meniadakan paswoord di Android, dalam waktu  bersamaan Google juga merilis beberapa proyek yang akan dijadikan prioritasnya kedepan

Proyek ini akan dimulai dari mesin yang bisa diajak ngobrol hingga dua aplikasi pesan instan baru.

Salah satu dari itu adalah  Google Assistant

Untuk ini Anda perlu diingatkan  dengan fitur Google Now pada ponsel Android

Google Assistant ini bisa dikatakan sebagai hasil pengembangan fitur tersebut.

CEO Google Sundar Pichai mengumumkannya di atas panggung tepat pada hari pertama konferensi tersebut.

Menurutnya, layanan baru ini membuat orang bisa berdialog atau mengobrol dengan mesin.

Di balik Google Asisstant terdapat mesin kecerdasan buatan yang memroses jawaban sesuai konteks pertanyaan.

Contohnya, seperti ditunjukkan oleh Sundar, kata-kata “what’s playing tonight?” akan dijawab dengan rekomendasi film yang sedang tayang di bioskop.

Masih ada lagi  Google Home. Untuk proyek yang satu ini Google punya impian untuk menyematkan mesin kecerdasan buatan ke dalam berbagai produknya.

Salah satu hasilnya adalah Google Home ini.

Bentuknya memang mirip dengan wadah garam atau merica berukuran besar. Tapi sebenarnya, Google Home merupakan speaker yang memiliki mesin kecerdasan buatan layanan Assistant.

Karena itu, speaker ini bisa dikendalikan dengan perintah suara. Berbagai aplikasi Google, seperti Gmail, Calendar serta Maps pun bisa terhubung pada Home.

Ada juga Duo dan Allo  yang merupakan aplikasi pesan instan terbaru Google.

Aplikasi yang pertama bisa dipakai untuk melakukan video call, sedangkan yang kedua merupakan aplikasi pengirim pesan teks.

Tapi keduanya bukan aplikasi pesan yang biasa saja. Ada sejumlah diferensiasi yang disematkan Google ke dalamnya.

Misalnya Duo. Saat ada seseorang yang melakukan panggilan video, maka Anda bisa melihat wajahnya sebelum panggilan tersebut diterima.

Sedangkan Allo, dirancang sebagai aplikasi pesan instan yang menyadari konteks. Misalnya, saat Anda mengobrol mengenai makan malam.

Maka Allo akan memberi saran dan segera memesan tempat tanpa harus keluar dari aplikasi.

Tak ketinggalan Android Instant Apps

Fitur ini membuat pengguna bisa memakai aplikasi Android tanpa harus memasangnya di ponsel. Pengguna cukup mengaksesnya melalui browser.

Kendati demikian, jumlah pemakaian tersebut akan tetap terhitung sebagai unduhan sehingga tak menjadi masalah bagi pengembang aplikasi. Di sisi lain, pengguna bisa memanfaatkan fitur ini untuk menghemat memori penyimpanan.

Google kini juga  tengah mencari nama untuk Android N dan mereka meminta semua orang ikut membantu. Seperti biasa, raksasa mesin pencari itu berharap memakai nama yang terkait dengan makanan pencuci mulut.

Namun perlu dicatat, meski siapa pun bisa mengusulkan nama makanan yang bakal menjadi Android N, keputusan final tetap di tangan Google. Keputusan tersebut tidak diambil berdasarkan popularitas nama.

Google sempat memamerkan sistem operasi Android Wear 2.0 di konferensi Google I/O 2016. Akan ada pembaruan besar-besaran, misalnya memakai aplikasi tanpa harus tergantung pada ponsel.

Rencananya, raksasa mesin pencari itu akan merilis Android Wear generasi kedua pada akhir tahun ini.

Tags : slide