close
Nuga Tekno

Jejaring Sosial Path Resmi Umumkan Tutup

Salah satu layanan internet Path, resmi  mengumumkanpenutupan  layanannya

Dalam sebuah unggahan di aplikasinya, media sosial yang sempat populer di Indonesia itu menyebut “The Last Goodbye” atau selamat tinggal yang terakhir.

Unggahan ini disertai dengan ucapan penyesalan kepada penggunanya bahwa layanan Path akan berhenti beroperasi.

Mereka juga mengimbau pengguna untuk mengunjungi situs mereka agar mendapat penjelasan lebih detil untuk melakukan pengembalian dana dan data.

Unggahan ini disertai gambar ikon-ikon Path yang berdiri berjajar disertai tulisan selamat tinggal.

Pengumuman ini sontak membuat netizen yang sempat menggunakan layanan media sosial itu bereaksi. Mereka mengungkap kenangan ketika menggunakan media sosial dengan logo yang didominasi warna merah tersebut.

Path termasuk bagian dari diri saya berjejaring sosyel. ketika tahu kalau path akan tutup, ada sedikit rasa sesal. ada kenangan manis, karna lewat chat via path, aku pernah ngobrol denganmu. meminta nomermu, trus ketemuan~~

Awalnya Path dibuat sebagai jejaring sosial pribadi. Sebab, di awal kehadirannya, Path membatasi jumlah orang yang bisa terkoneksi hanya seratus lima puluh orang saja.

Di awal  empat tahunlalu, Path pernah menimbulkan polemik. Karena sempat mendapat investasi dari Bakrie Global Group asal Indonesia dalam pendanaan Seri C pada Januari tahun itu.

Selain Bakrie Global Group, sejumlah investor juga terlibat dalam pendanaan tersebut, antara lain Greylock, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners,

Path kemudian dijual ke perusahaan DaumKakako pada Mei tiga tahun lalu. Namun hingga setahun berada di bawah DaumKakao, aplikasi ini juga tak alami kemajuan

Beberapa bulan lalu sempat muncul berita yang dating dari CEO Dave Morin  yang mengumumkan akan membangun ulang Path. Hal ini dilakukan setelah pihaknya mendapat permintaan dari berbagai pihak.

Permintaan ini datang terutama terkait dengan skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook menerpa. Ia pun meminta warga Twitter untuk mengontaknya jika tertarik dengan ide membangun ulang Path.

Setelah cuitannya terbit, tanggapan positif pun berdatangan. Diantaranya dari Mike DiCarlo mantan Direktur Teknik Path, salah seorang angel investor Jason Calcanis, dan founder Layer, Ron Palmeri.

Mereka berminat untuk berkolaborasi atau berinvestasi untuk mendukung usaha Path ini, demikian dilaporkan The Next Web.

Kondisi Facebook yang terpuruk setelah kasus ini mencuat membuat perusahaan itu kehilangan pendapatan valuasinya sebesar US$50Miliar dan sahamnya merosot hingga lebih darisSembilan persen.

Kondisi ini diperparah dengan kampanye untuk bersama-sama menghapus akun facebook lewat tagar #deletefacebook, yang didukung oleh berbagai tokoh didunia termasuk pendiri WhatsApp Brian Acton.

Path kabarnya sempat menolak pinangan akuisisi dari Google senilai  seratus juta dollar juga dan lebih memilih akuisisi perusahaan internet asal Korea Selatan, Daum Kakao pada tiga tahun silam, seperti dilaporkan Tech in Asia.

Dave Morin dulunya merupakan mantn karyawan dari Facebook, dan bertanggung jawab dalam pembuatan platform pengembang Facebook Connect.

Facebook Connect adalah yang memungkinkan perusahaan aplikasi untuk menumpulkan data dari pengguna seperti yang dilakukan oleh Cambidge Analytica untuk mendapatkan lima puluh juta profil pengguna.

Namun Morin sudah bertahun-tahun lamanya meninggalkan Facebook, saat Facebook Connect mulai diekploitasi untuk memanen data demi keuntungan perusahaan.