close
Nuga Tekno

Canggihnya Jam Tangan Produk Apple

Apple, Microsoft, Google, Samsung dan Sony secara serempak, memaklumat persaingan untuk mengikis pangsa pasar jam mewah dari Rolex, Tag Heuer, Seiko maupun Saint Laurent dengan mengadaptir teknologi “smarth-watch” yang sangat canggih dalam konfigurasi tampilannya.

Tidak tanggung-tanggung. Apple, misalnya, membajak seorang eksekutif senior jam tangan paling mewah Tag Heuer dari Swiss untuk menjadikan produk jam tangannya memenuhi unsure fesyen..

Tag Heuer, yang merupakan bagian dari grup bisnis produk mewah LVMH, mengumumkan bahwa Partick Pruniaux, yang sudah tujuh tahun terakhir bekerja sebagai wakil presiden untuk penjualan di perusahaan itu, telah meninggalkan perusahaan dan bergabung dengan Apple..

Apple, seperti diberitakan “phone arena,” enggan mengomentari kabar ini sehingga belum diketahui jabatan apa yang diduduki Pruniaux. Keputusan Apple merekrut Pruniaux ini, mungkin bertujuan memperkuat bisnis produk jam tangan pintar iWatch. Produk ini menandai debut Apple masuk dalam industri fesyen.

Oleh sebab itu, Apple merasa perlu merekrut eksekutif dari industri fesyen dalam setahun terakhir. Juli 2013, Apple juga telah membajak CEO rumah mode Yves Saint Laurent, yakni Paul Deneve, untuk mengerjakan sebuah “proyek spesial.”

Kemudian pada Oktober 2013, giliran Burberry yang harus kehilangan sang CEO, Angela Ahrendts, karena mendapat tawaran bergabung dengan Apple sebagai wakil presiden senior untuk retail dan online.

Rumor soal Apple mulai mengembangkan jam tangan pintar sudah tersiar sejak 2012 untuk menjawab tren komputasi yang diprediksi akan bergerak dari perangkat mobile menuju perangkat pintar yang bisa dipakai di tubuh manusia atau wearable device.

Apple dilaporkan akan memulai produksi jam tangan pintar pada bulan Juli 2014 dan memasarkannya pada Oktober mendatang. Kabar terbaru dari sumber yang dekat dengan rantai pasokan komponen Apple mengatakan, jam tangan pintar itu akan tersedia dalam beberapa model.

Sejumlah perusahaan kompetitor Apple, termasuk Samsung, Microsoft, Google dan Sony, lebih dulu meluncurkan jam tangan pintar yang telah memasuki generasi kedua.

Google juga membuat sistem operasi baru untuk wearable device yang diberi nama Android Wear. Motorola dan LG telah berkomitmen untuk meluncurkan jam tangan pintar berbasis Android Wear pada tahun ini.
Kadatangan pesaing raksasa dari industri teknologi ini menyebabkan goncangnya produsen mapan. Pesaing ini sedang fokus mengembangkan perangkat pintar yang bisa dipakai di tubuh manusia, termasuk jam tangan pintar.

Apple dipastikan akan meluncurkan produk perangkat keras dan perangkat lunak yang diberi nama iWatch pada akhir 2014. Jam tangan pintar itu dibekali sejumlah fitur canggih seperti dapat mendeteksi tekanan darah, denyut nadi, jumlah langkah, kalori yang terbakar, hingga menampilkan informasi kebugaran.

Kedatangan jam tangan pintar ke pasar ini dirasakan sebagai ancaman bagi sejumlah produsen jam tangan tradisional.

Terlebih, para eksekutif yang sebelumnya bekerja di industri fesyen, kini mulai mendapat tawaran kerja dari perusahaan teknologi untuk mengembangkan produk jam tangan atau wearable device lain.

Jean-Claude Biver, kepala merek arloji di kelompok bisnis produk barang mewah LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton, meyakini bahwa jam tangan pintar seperti milik Apple harus dianggap sebagai ancaman serius bagi industri jam tangan di Swiss.

“iWatch akan memiliki status simbol kekuasaan yang sama seperti banyak produk Apple lainnya. Saya pribadi percaya itu memiliki potensi ancaman bagi industri dan tidak seharusnya kita sekadar diam dengan menyilangkan lengan,” ujar Biver seperti dikutip dari Reuters.

Namun, menurut analis Jon Cox dari lembaga finansial Kepler Cheuvreux di Zurich, Swiss, jam tangan pintar belum bisa menggantikan arloji mekanik mewah buatan Swiss yang dijual 5.000 dollar AS. Jam tangan pintar dinilai hanya menjadi koleksi tambahan bagi para pengejar prestise.

“Jika Anda seorang bankir muda yang sukses, Anda mungkin mampu memiliki keduanya. Tapi sebuah arloji Swiss benar-benar adalah diri Anda sehingga orang lain dapat dengan jelas melihat bahwa Anda kaya, sementara Anda tidak mendapatkan faktor ‘wow’ yang sama dengan jam tangan pintar,” katanya seperti dikutip dari Sydney Morning Herald.

Risiko terbesar, menurut Cox, jam tangan pintar akan mengancam merek arloji kelas menengah seperti Swatch dan Tissot. Jika semakin banyak jam tangan pintar yang dijual di sekitar 200 sampai 400 dollar AS, maka akan bersaing langsung dengan kedua merek itu.

Produsen arloji mekanik dan digital pun tidak tinggal diam menghadapi inovasi yang terus dilakukan perusahaan teknologi. Swatch dan Casio, misalnya, terus berusaha membuat jam tangan yang interaktif dengan altimeter dan kompas elektronik yang mengincar para petualang dan penyelam.

Jam tangan pintar dan wearable device diprediksi akan menjadi tren komputasi masa depan setelah perangkat mobile. Tak heran jika banyak perusahaan teknologi, yang berinvestasi besar untuk penelitian dan pengembangan wearable device. Casio asal Jepang juga mengaku siap untuk masuk dalam bisnis jam tangan pintar.