close
Nuga Tekno

Hari Ini Snapchat Kalahkan Twitter

“Bloomberg,” media paling terkemuka di dunia,  hari ini, Jumat, 03 Juni 2016, menurunkan laporan khususnya tentang eksistensi layanan situs berbagi foto dan videonya yang untuk pertama kalinya “mengalahkan “ Twitter dalam jumlah pengguna.

“Setiap harinya, sebanyak seratus lima puluh  juta orang menggunakan layanan ephemeral messaging lewat aneka filter foto dan videon,” tulis “bloomberg”.

Angka tersebut, menurut “bloomberg” meningkat dari seratus sepuluh juta pada bulan Desember tahun lalu.

“Pengguna aktif harian Snapchat pun sudah lebih banyak dibanding Twitter yang diperkirakan memiliki daily active user sebanyak seratus empat puluh juta orang,” lanjut “bloomberg”.

Berdasarkan laporan keuangan terakhirnya, Twitter memiliki pengguna aktif bulanan sebesar tiga ratus sepuluh jutaa.

Namun, dari jumlah itu, hanya empat puluh empat  persen yang aktif menggunakan Twitter setiap hari.

Snapchat disinyalir berhasil menarik hati kaum muda dengan menyajikan pengalaman berkomunikasi yang lebih menyenangkan.

Pengguna, misalnya, bisa bertukar wajah dalam foto atau mengirim selfie dan video pendek yang diimbuhi pesan.

Pengguna didorong agar rajin membuka Snachat dengan fitur-fitur seperti “Snapstreak” yang harus dijaga dengan mengirim pesan ke teman-teman dekat setiap hari.

Bahkan pendiri dan CEO Twitter, Jack Dorsey, minggu ini berkomentar bahwa Snapchat menghadirkan konsep messaging yang “sangat modern”.

Sementara itu, Twitter sedang mencari cara aga rmembuat layanan microblogging besutannya tak terlalu membingungkan bagi sebagian pengguna.

Selain itu  Snapchat dianggap unggul melindungi data pengguna.

Sebab, konten yang dibagi secara personal akan terhapus otomatis dalam waktu sepuluh detik.

Pengguna pun merasa aman membagi konten-konten yang bersifat pribadi, seperti foto tanpa busana.

Nicole Poltash, melalui jurnal ilmiahnya berjudul “Snapchat and Sexting”, membahas secara kualitatif peran Snapchat dalam merevolusi tindakan seksual penggunanya.

Menurutnya, saling tukar konten “dewasa” lewat Snapchat dijadikan keseruan baru di ranah maya. Umumnya dilakukan antara dua orang yang memadu kasih.

Mereka lupa bahwa Snapchat punya fitur pemindai gambar untuk menyimpan konten ke galeri smartphone.

Masih untung jika pacar yang memindai gambar hanya menikmati konten intim untuk diri sendiri. Bagaimana jika kemudian jalinan asmara kandas dan mantan pacar berbuat iseng?

Nyatanya, banyak foto “dewasa” dari Snapchat yang tersebar luas.

Di Google, hasil pencarian untuk kata kunci “Snapchat Revenge Porn” dan “Snapchat Adult” menunjukkan foto-foto dewasa yang berasal dari layanan berlogo hantu.

Drama lain penggunaan Snapchat berkaitan dengan isu perselingkuhan. Diketahui, Snapchat memiliki fitur chatting yang juga tak tahan lama.

Setelah pengguna melihat pesan yang masuk dan menutup pesan tersebut, pesan akan otomatis hilang.

Dengan ini, tak akan ada bukti perselingkuhan jika pengguna memang berniat selingkuh. Pasalnya, semua pertukaran komunikasi lewat Snapchat tak memiliki rekam jejak.

Milly Austin, melalui artikel pada blognya, menceritakan bahwa Snapchat bisa membuatnya ragu pada sang kekasih, pun sebaliknya.

Akhirnya, ia pun memutuskan menghapus aplikasi tersebut dan memilih hidup tentram tanpa kecurigaan.

Dari sini, penggunaan Snapchat yang awalnya untuk seru-seruan bisa berekspansi ke ranah lain. Dari pertukaran konten “dewasa”, selingkuh aman, hingga membuka bisnis pornografi.

Di Februari lalu, Business Insider melaporkan, Snapchat mulai dimanfaatkan para bintang porno untuk menjual video dewasa berdurasi sepuluh detik.

Transaksi dilakukan melalui Snapcash, fitur pembayaran online yang dirilis Snapchat pada November lalu.

Fitur ini turut memudahkan jual-beli antara penyedia konten porno dan penikmatnya. Di Indonesia, fitur Snapcash belum tersedia.

Reporter New York Times Nick Bilton lebih mendalam menelusuri praktik jual beli konten porno via Snapchat yang marak di Amerika Serikat.

Adapun konten berupa video hubungan intim bisa dihargai hingga dua digit dollar AS. Konten porno yang dijual tak hanya memperlihatkan perempuan, namun juga lelaki.

Penikmatnya pun beragam. Mulai dari remaja, dewasa, hingga orang tua.

Menanggapi isu ini, Snapchat telah mengeluarkan peringatan tegas. Distribusi konten porno disebut bertentangan dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan.

Tags : slide