close
Nuga Tekno

Hari-hari Ini Maghrib Masih Benderang

Hari-hari Januari hingga Maret 2014 ini, langit Jakarta, juga Indonesia, termasuk Aceh, akan ditandai dengan suasana benderang walau pun maghrib sudah lewat. Untuk itu jangan kaget dulu.kala menjumpai fenomena alam itu. Maksudnya jangan muncul tafsir mistik dengan ramalan yang macam-macam.

Profesor riset astrofisika dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional, Thomas Djamaluddin, menjelaskan fenomena alam itu tidak punya hubungan dengan kepercayaan berbau klenik dan mistis karena pada saat ini posisi Matahari sedang mengalami pergerakan semu tahunan.

Pada 22 Desember 2013 lalu, Matahari tepat berada di 23,5 derajat Lintang Selatan. Seiring waktu, Matahari bergerak ke utara atau tidak tepat berada di garis khatulistiwa. Matahari baru “pulang” ke “rumah”nya, di khatulistiwa pada 21 Maret 2014 nanti.

Salah satu konsekuensi dari pergerakan semu tahunan itu, kata Thomas, adalah perbedaan durasi waktu antara siang dan malam, walau tidak ekstrem. Hingga beberapa waktu ke depan, siang di Indonesia akan lebih lama daripada malam. Maghrib masih terang, sementara waktu subuh beberapa menit lebih awal.

“Ini akan berlangsung sampai 21 Maret mendatang, saat Matahari melintasi ekuator,” kata Thomas. “Tentu saja, semakin mendekati 21 Maret nanti, perbedaan durasi waktu siang dan malam semakin singkat.”

Salah satu wujud dari fenomena perbedaan durasi waktu siang dan malam akibat posisi Matahari itu bisa disaksikan hari-hari ini.

Gejala ini memang sedang ramai dibicarakan di jejaring sosial Twitter. Langit di Jawa hingga pukul 18.30, seperti di Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya masih terang.

Beberapa pengguna Twitter membuat guyonan akan fenomena itu dengan mengatakan bahwa Matahari sedang lembur.

Gejala ini juga ada kaitannya fenomena badai Matahari yang meletup pada Rabu 08 Januari 2014, dini hari WIB.

Thomas mengungkapkan, fenomena hari-hari ini adalah fenomena biasa, bukan pertanda apa-apa, dan tidak berkaitan dengan badai Matahari.

Ramainya komentar warga Jakarta, misalnya, memang sempat membuat kisruh kicauan di twitter dengan tanya keheranan. “Tumben langit masih terang,” demikian kicauan akun milik Zella yang tinggal di Bogor.

“Udah jam setengah tujuh tapi langit masih terang loh,” kicau Fitri yang tinggal di Jakarta. “Mataharinya lembur, jam segini langit masih terang,” demikian kicauan Raden yang juga tinggal di Jakarta.

“Ini efek badai Matahari-nya serem amat. Jam segini masih terang,” kicau pengguna Twitter lain, Ikhsan.

Mengapa langit Jakarta dan sekitarnya masih terang saat telah memasuki maghrib? Apakah memang ada hubungannya dengan badai Matahari?

Menurut para ahli ruang angkasa, saat ini Matahari masih di belahan selatan. Jadi di Jawa siang lebih panjang daripada malam. Jadi maghrib lebih dari pukul 18.00 WIB..

Normalnya, saat 23 September dan 21 Maret, panjang siang dan malam sama. Namun, sekitar bulan Januari, siang lebih panjang daripada malam.

Faktor lain dari panjangnya siang di Indonesia karena saat ini ia sedang disinggahi Osilasi Madden Julian yang aktif pada fase penekanan konveksi. Akibat lainnya pembentukan awan berkurang. Matahari tampak terang. Terkait dengan pengaruh badai Matahari, “Tidak ada kaitannya.”

Tags : slide