close
Nuga Tekno

Google dan Microsoft Sensor Situs Bajakan

Google dan Microsoft, setelah berunding secara alot, akhirnya mewujudkan impian mereka  menyensor situs pembajakan dari mesin pencari mereka di Inggris.

Sebelumnya keduanya sempat dituduh tak peduli dengan isu pembajakan konten.

“Penting bahwa konsumen kita hanya diberikan tautan dari situs web dan layanan resmi, bukan tautan dari situs pembajakan,” kata Jo Johnson, menteri riset, teknologi dan pendidikan tinggi Inggris kepada The Telegraph.

Dengan kesepakatan ini, kedua perusahaan memastikan situs-situs pembajakan yang populer tak bisa lagi ditemukan di halaman pertama pencarian.

Segala kata kunci terkait situs pembajakan juga tak akan lagi muncul saat seseorang sedang mengetikkan kata kunci di kotak peramban mereka.

Untuk mengawasi kesepakatan ini, Inggris membentuk tim pengawas bernama IPO  atau Intelectual Property Offic

Mereka juga mempertimbangkan untuk menerapkan sistem denda dan sanksi lainnya jika Google dan Microsoft tak benar mengerjakannya.

Tuntutan pemerintah Inggris bukan tanpa alasan. Bersama industri kreatif setempat, Inggris merasa situs pembajakan jauh lebih mudah dicari ketimbang situs versi legalnya.

“Situs pembajakan saat ini sangat kelewat mudah ditemukan via mesin pencari, jadi kami mengapresiasi ini,” ucap Stan McCoy, perwakilan dari Motion Picture Association.

IPO mencatat sekitar lima belas persen atau sekitar enam koma tujuh juta pengguna internet di Inggris Raya kerap mengakses konten online ilegal baik berupa musik, film, buku, dan lainnya.

Google sendiri berargumen mesin pencari mereka bukanlah sumber trafik utama bagi situs pembajakan.

“Google selalu aktif selama bertahun-tahun memerangi pembajakan online. Kami bersedia menyelesaikan masalah ini dan bermitra dengan pemangku kepentingan setempat,” kata juru bicara Google

Kabar lain juga datang Google, tentang kepastiannya menghentikan dukungan terhadap layanan Chrome dan Gmail untuk perangkat Windows XP dan Vista.

Penghentian dukungan dipastikan akan mulai dilakukan pada akhir tahun inii.

Keputusan Google menghentikan dukungan terhadap layanan Gmail lantaran perambah Chrome versi lain dan sebelumnya yang dipakai pada Windows XP dan Vista dianggap sudah terlalu usang.

Sementara kebanyakan pengguna kedua sistem operasi tersebut hanya mampu mengakomodir perambah Chrome dan Gmail .

Bukan hanya itu, dalam blog resminya, Google berkilah keputusan mengakhiri dukungan lantaran Microsoft juga telah mengeluarkan keputusan serupa yakni menghentikan dukungan untuk Vista dan XP.

Lantas apa yang terjadi jika pengguna tetap bersikukuh menggunakan Gmail dan Chrome lawas di kedua sistem operasi tersebut?

Google nantinya akan secara otomatis mengarahkan pengguna ke versi HTML basic

Meski tetap bisa digunakan, perusahaan yang berbasis di Mountain View ini tidak menjamin keamanan data yang dibagikan melalui kedua layanannya itu.

Resiko keamanan dan kemungkinan adanya celah tidak lagi mendapat jaminan dari Google.

Untuk tetap bisa menggunakan kedua layanan tersebut, Google mendorong pengguna beralih ke sistem operasi atau perambah versi terbaru.

Browser milik Google, Chrome diyakini oleh Microsoft termasuk aplikasi yang menguras baterai paling banyak pada laptop.

Kesimpulan ini diambil setelah perusahaan itu melakukan pengujian di empat laptop Surface Book dengan Windows 10.

Masing-masing dari empat perangkat tersebut dipasang empat browser yang berbeda, yakni Mozilla Firefox, Microsoft Edge, Google Chrome, dan Opera.

Guna mengukur konsumsi dayanya, Microsoft menerapkan dua skenario pengujian.

Pertama, browser diuji untuk membuka berbagai situs populer, layaknya digunakan dalam keseharian. Sementara skenario kedua, seluruh browser dicoba untuk streaming video beresolusi HD.

Pada pengujian pertama, terlihat bahwa konsumsi daya Chrome, Opera dan Firefox lebih boros ketimbang Edge saat membuka situs, scrolling halaman situs, menonton video dan membuka tab baru.

Sementara saat pengujian kedua, terlihat bahwa Microsoft Edge berhasil unggul dari tiga browser lainnya

Selain dari pengujian tersebut, di saat yang sama, Microsoft juga memaparkan data telemetri dari jutaan komputer yang menggunakan Windows 10.

Dari situ, mereka ingin menunjukkan Microsoft Edge dan Firefox jauh lebih irit daya ketimbang Chrome

Dari hasil pengujian ini, terlihat bahwa Microsoft ingin mencoba membuat para pengguna Chrome untuk beralih ke Microsoft Edge.

Agar bisa menarik hati pengguna browser lainnya, browser pengganti Internet Explorer tersebut nampaknya masih harus menambahkan sejumlah fitur lainnya selain irit konsumsi daya.

Pasalnya, hingga saat ini, Microsoft Edge masih belum mempunyai fitur extension yang bisa menambahkan berbagai fungsi browser.

Microsoft baru akan menghadirkan fitur tersebut bersamaan dengan anniversary update untuk Windows 10 yang akan dirilis beberapa bulan mendatang.

Tags : slide