close
Nuga Tekno

Google AutoDraw Sulap Gambar Jadi Rapi

Sebuah tool berbasis web milik Goggle yang didukung “autodraw,” diluncurkan beberapa hari lalu dan mampu menghasilkan gambar yang rapi  tanpa harus susah payah belajar

Menurut rilis blog Goggle, AutoDraw  itu menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan machine learning untuk menebak objek apa yang berusaha digambar oleh pengguna.

Memakainya?

Gampang.

Cukup kunjungi situs AutoDraw.com dan mulailah mencorat-coret dalam antarmukanya yang sederhana.

Berdasarkan hasil pengenalan coretan pengguna oleh AutoDraw, sejumlah saran gambar objek yang lebih rapi ditampilkan agar bisa dipilih.

Saran gambar-gambar ini berasal dari database seniman yang bekerja sama dengan Google.

Dalam sekali klik di salah satu gambar objek yang disarankan, coretan amburadul pun disulap menjadi seolah hasil karya profesional.

“AutoDraw bisa digunakan di ponsel, komputer, atau tablet secara gratis!,” sebut Google diposting blog

AutoDraw menggunakan prinsip kerja yang sama dengan eksperimen lain berupa mini game QuickDraw.

Game tebak-tebakan gambar ini juga berbasis artificial intelligence. Sementara, AutoDraw lebih merupakan tool kreatif.

Seperti ditulis di laman situs Engadget, hari ini, Kamis, 13 April, saat ini AutoDraw bisa menebak ratusan jenis obyek dalam gambar.

Google berencana mengembangkan database AutoDraw lebih jauh di waktu yang akan datang.

Selain itu, bulan lalu, Google juga telah  memperkenalkan dan merilis Android O ke para pengembang lewat situs resmi Android Developers.

Sistem operasi teranyar itu sudah bisa dijajal, tetapi belum dalam bentuk yang sempurna.

Fitur-fitur di dalamnya juga belum tentu sama dengan yang bakal dirilis resmi untuk khalayak umum nantinya.

Meski demikian, ada baiknya menilik seperti apa Android O tahap awal yang baru disebar di kalangan pengembang tersebut, seperti juga ditulis Android Developers.

Pertama, Android O diklaim bakal lebih hemat baterai.

Mekanisme penghematan itu dimungkinkan dengan pembatasan aktivitas aplikasi ketika dalam mode tak digunakan alias background mode.

Pembatasan itu dilakukan dalam beberapa area, salah satunya pembatasan pembaruan lokasi alias location updates pada aplikasi.

Belum dijabarkan berapa persen penghematan yang dihasilkan oleh strategi baru Android O. Namun, faktor utama pemborosan baterai selama ini memang dikait-kaitkan dengan aktivitas aplikasi background. Semestinya kalau aktivitas dibatasi, maka dampaknya juga bisa signifikan.

Kedua, Android O versi pengembang memiliki beberapa perubahan mekanisme pada antarmuka dan cara menavigasikan perangkat.

Ada mode Picture-in-Picture yang kebanyakan digunakan untuk video.

Android TV sudah mengimplementasikan mode ini, begitu juga dengan aplikasi YouTube.

Bedanya, pada Android O, pemanfaatannya lebih mumpuni karena video bisa tetap dinikmati sembari melakukan aktivitas pada aplikasi lain.

Selain PiP, ada juga notifikasi yang berbentuk sistem pop-up, sehingga pengguna bisa langsung bereaksi terhadap notifikasi tanpa beralih ke aplikasinya.

Mekanisme ini sudah dimungkinkan pada beberapa aplikasi seperti WhatsApp, namun pada Android O fungsinya lebih meluas ke berbagai aplikasi.

Dukungan tampilan banyak alias multi-display yang sudah familiar di Google Pixel juga diboyong lebih luas di Android O.

Fungsinya untuk mempermudah pengguna beralih dari aktivitas di aplikasi A ke aplikasi B.

Ketiga, Android O memungkinkan modifikasi desain antarmuka yang lebih personalized.

Ada fitur yang dinamai Adaptive Icons, di mana pengguna bisa mendesain sendiri ikon home untuk menggelar aplikasi alias icon launcher. Begitu juga dengan ikon-ikon lainnya yang mendukung modifikasi ini.

Pada sistem notifikasi, modifikasi juga semakin dimungkinkan. Pengguna bisa mengatur notifikasi mana saja yang ingin ditampilkan di layar ponsel. Pengguna juga bisa menunda notifikasi untuk kembali muncul beberapa menit mendatang atau beberapa jam mendatang sehingga tak lupa.

Pengguna pun bisa menyetel durasi ketika notifikasi muncul hingga hilang. Warna latar notifikasi dan gaya tampilan notifikasi juga dapat dimodifikasi sesuai kenyamanan.

Ada banyak kemampuan lain yang dihadirkan Google di Android O.

Misalnya pengisian informasi akun aplikasi secara otomatis, pengaturan warna pada tiap aplikasi, dan peralihan otomatis ke WiFi ketika tak terhubung jaringan internet selular.

Para pengembang yang hendak menguji Android O bisa melakukan emulator pada desktop dengan memanfaatkan perangkat tertentu seperti Nexus 5X, Nexus 6P, Nexus Player, Pixel, Pixel XL, dan Pixel C.

Perilisan versi beta pertama Android O untuk publik digadang-gadang bakal bertepatan dengan momen pesta developer Google I/O pada pertengahan Mei .

Tags : slide