close
Nuga Tekno

Firefox Bisa Blokir Pesan Menyebalkan

Mozilla, pekan ini,  merilis peramban internet Firefox terbaru untuk platform PC, Mac, dan Android.

Ada sejumlah update terkait kinerja, privasi, dan keamanan yang disertakan.

Salah satu kemampuan baru yang menarik adalah fitur untuk memblokir pesan menyebalkan.

Pesan ini berupa permintaan untuk mengirim notifikasi oleh sebuah website. Kadang pesan tersebut juga berupa perminataan akses ke kamera, mikrofon, atau lokasi perangkat.

Opsi untuk memblokir notifikasi yang muncul (pop-up) dari situs bisa ditemukan di dalam menu “Preferences”.

Di sini, pengguna bisa menyusun whitelist berisi situs mana saja yang dibolehkan menampilkan notifikasi pop-up, sementara sisanya bisa diblokir.

Update sekuriti lain diterapkan pada Private Browsing yang kini menghapus path information, sehingga sebuah situs tidak bisa melacak situs-situs mana yang sebelumnya dikunjungi pengguna Firefox.

Dari segi kinerja, Firefox dijanjikan bakal bisa lebih cepat memuat laman web dengan mengakses cache dari hard disk pengguna atau dari network.

Proses rendering grafis melalui Off-Man-Thread Painting yang sebelumnya hadir untuk Windows di Firefox terdahulu, kini sudah ikut hadir di Mac, sebagaimana dirangkum  dari ZD Net, hari ini, Kamis, 15 Maret

Khusus untuk versi Android, Mozilla menyertakan Firefox sebagai Assist App.

Jadi, pengguna bisa melakukan pencarian internet lewat Firefox hanya dengan menekan tombol home beberapa saat, menggantikan Google Assistant yang biasanya dipanggil untuk keperluan itu. Seperti biasa, update Firefox disalurkan secara otomatis.

Mozilla akan memperbarui browser Firefox yang terpasang di perangkat masing-masing pengguna. Pengguna juga dapat mengunjungi Firefox.com untuk mengunduh peramban secara manual.

Sebelumnya Mozilla sudahg menggarap fitur keamanan baru.

Fitur yang rencananya bakal diterapkan di peramban Firefox tersebut nantinya akan memberikan peringatan kepada peselancar dunia maya jika mereka sedang mengunjungi situs yang pernah diretas.

Dalam pengembangan fitur dimaksud, Firefox bekerjasama dengan Have I Been Pwned, sebuah layanan untuk mencari tahu apakah identitas akun online milik pengguna internet pernah dicuri hacker.

Pakar sekuritas Have I Been Pwned, Troy Hunt mengamini bahwa Have I Been Pwned dan Firefox sedang menggarap proyek bersama.

Fitur “Breach Alerts” penanda situs yang pernah diretas ini masih dalam tahap awal pengembangan, tapi sudah bisa dicoba dengan mengunduh add-on dari GitHub Firefox.

Add-on yang masih belum resmi tersebut hanya bisa berjalan di Firefox Developer Edition.

Usai menambah add-on, jika pengguna Firefox mengunjungi situs yang dikunjungi pernah menjadi korban hacker, akan muncul pernyataan berbunyi “Anda mengunjungi situs yang pernah diretas”.

Fitur ini tidak akan mengahalangi pengunjung untuk masuk ke halaman situs, melainkan hanya sekadar memberi peringatan supaya bisa menjadi pertimbangan pengguna soal keamanan situs yang bersangkutan.

“Firefox hanya mencari situs-situs mana yang pernah diretas dan kami mendiskusikan cara lain untuk menggunakan data ini di masa depan”, jelas Hunt seperti dirangkum KompasTekno dari Engadget

Jka fitur ini terpasang dengan baik, mungkin akan bermanfaat bagi peselancar dunia maya.

Setidaknya, mereka akan tahu apakah perlu atau tidak mengganti password apabila memiliki akun di situs yang pernah diretas tersebut.

Selain itu Mozilla juga  telah memperbarui peramban Firefox buatannya dengan teknologi baru.

Salah satunya adalah adanya sistem yang membuat peramban tersebut tidak mudah crash saat membuka halaman sebuah situs.

Pembaruan tersebut berupa sistem hasil pengembangan Project Quantum Compositor Process yang dikerjakan oleh tim Mozilla dan disematkan dalam Firefox

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Digital Trends,  pengembangan yang dilakukan Mozilla berkutat pada software compositor dalam browser.

Software tersebut berguna untuk mengubah elemen-elemen halaman situs menjadi sebuah gambar tunggal. Nah, pada Firefox untuk Windows, Mozilla memodifikasi agar compositor bisa bekerja terpisah dari program utama peramban.

Dengan cara demikian, ketika compositor mengalami masalah dan crash, peramban masih bisa tetap bekerja. Compositor itu pun bisa dinyalakan ulang dengan mudah.

Pemisahan software compositor tersebut hanya ada di sistem operasi Windows saja. Sedangkan pengguna Mac sama sekali tidak memerlukannya karena pemrosesan grafisnya sudah stabil.

Selain itu ada juga pembaruan tema dark dan light versi compact yang mengubah tampilan peramban menjadi lebih ringkas serta memperluas bidang untuk menampilkan halaman sebuah situs. Ada juga WebExtention yang membuat pengguna bisa memasang add-ons atau alikasi tambahan sesuai kebutuhan.