close
Nuga Tekno

Facebook Sediakan Tempat Nongkrong VR

Facebook  menyediakan tempat “nongkrong” bagi mereka yang “bermain” virtual reality atau VR dengan nama Space.

Tempat “nongkrong” bagi VR ini memang sudah lama dirancang Facebook dan merupakan bagian dari proyek ambisiusnya.

Space diluncurkan  sebagai produk media sosial yang bertujuan mengombinasikan interaksi sosial dengan lingkungan virtual 3D.

Bisa diartikan, Spaces merupakan tempat “nongkrong” atau berkumpul para pengguna di dunia VR.

Nantinya, setiap karakter atau avatar pengguna bisa duduk bersama dalam sebuah ruang virtual untuk menjalankan berbagai aktivitas.

Saat ini, Facebook Spaces masih dalam bentuk beta dan dirancang agar bisa diakses menggunakan headset Oculus Rift + Touch.

Pengguna membutuhkan headset Oculus dan ekosistemnya untuk bisa merasakan interaksi sosial 3D itu.

Seperti diyulis laman situs TechCrunch, Kamis, 20 April, pemilik Oculus Rift cukup menghubungkan perangkatnya dengan akun Facebook untuk bisa masuk ke Spaces.

Begitu ada di dalam Spaces, pengguna akan masuk ke dalam ruang virtual dan menemukan avatar miliknya. Avatar tersebut bisa bersuara dan memperlihatkan gestur untuk berkomunikasi dengan avatar lain.

Ruang virtual dalam Spaces bisa menampung maksimal empat orang teman.

Selain mengobrol, masing-masing avatar di dalamnya juga bisa menggambar, menonton video tiga ratus enam puluh, melakukan panggilan video menggunakan Messenger, dan memotret selfie virtual.

Hal paling menarik dari media sosial VR ini adalah Facebook berencana merilisnya untuk berbagai platform lain.

Artinya di masa yang akan datang, bukan cuma pemilik Oculus Rift saja yang bisa mengakses Facebook Spaces ini. Pemilik headset VR merek lain pun akan bisa mengaksesnya.

“Kami tentu saja ingin bisa hadir seluruh platform VR,” ujar Product Manager Facebook Mike Booth.

Selain tempat “nongkrong” VR, belum lama berselang Facebook juga telah meluncurkan fitur untuk menjaga foto tetap terang.

Memang, adakalanya foto-foto bagus yang sudah Anda siapkan justru berubah menjadi jelek dan low res setelah selesai diunggah ke Facebook.

Ada alasan khusus yang membuat hal itu terjadi.

Setiap kali sebuah foto di-upload, Facebook akan mengompres ukuran file foto tersebut menjadi lebih kecil dari aslinya. Tujuannya supaya bisa menghemat ruang penyimpanan di server mereka.

Sebenarnya kebijakan Facebook untuk mengompres seperti itu wajar saja, mengingat ada sekitar 350 juta foto yang diunggah setiap hari.

Namun ketika mengambil foto yang berasal dari internet lalu mengunggahnya, kebijakan itu bisa menjadi masalah.

Foto yang diambil dari internet atau di-reshared oleh orang-orang biasanya sudah melalui proses kompresi lain. Mengunggahnya ke dalam Facebook justru memperparah kompresi tersebut.

Anda memang tidak bisa menghapus kebijakan kompresi milik Facebook.

Bila ingin upload ulang foto atau gambar yang berasal dari internet, pastikan ukurannya berapa  piksel dan masih terlihat bagus.

Panduan penggunaan Facebook menulis bahwa ukuran tersebut ideal untuk foto beresolusi tinggi.

Memang foto yang di-upload akan tetap melalui proses kompresi. Tapi jika di-upload dalam resolusi lebih tinggi, efeknya tidak akan terlalu buruk. Minimal masih ada yang bisa terlihat jelas di sana.

Facebook menyediakan pilihan high quality untuk membuat foto yang di-upload tetap bagus. Untuk menyalakan opsi ini, pilihlah opsi “Create Album”, masukan foto dan centang opsi “High Quality” yang ada di sisi kiri bawah boks upload.

Selanjutnya, setiap foto yang ditambahkan ke dalam album itu akan disimpan dalam ukuran file lebih besar. Kompresi yang dialami pun lebih sedikit.

Jika menemukan foto atau gambar yang menarik di internet, bagikan link menuju ke sana melalui Facebook.

Biasanya foto atau gambar yang disematkan dalam status akan lebih bagus ketimbang melakukan upload ulang.

Tags : slide