close
Nuga Tekno

Facebook Kini Punya Fitur Kencan, “Dating”

Facebook tengah menguji coba fitur kencan yang mereka beri nama ‘Dating’. Tapi, fitur ini tidak akan menjadi aplikasi tersendiri, melainkan akan jadi salah satu pilihan fitur yang ada di Facebook.

Pengguna Dating hanya bisa melihat pengguna lain yang juga menggunakan fitur ini. Facebook menyebut ketika pengguna menggunakan fitur ini, aktivitas mereka tidak akan dimasukkan ke dalam News Feed.

Hal ini dilakukan agar pengguna yang belum dewasa tidak bisa melihat aktivitas fitur Dating.

Fitur Dating ini terintegrasi dengan Messenger dan Whatsapp. Jadi ketika dua pengguna yang saling tertarik ingin memulai pembicaraan, mereka bisa melanjutkannya lewat Messenger atau Whatsapp.

Facebook juga tengah mempertimbangkan untuk membatasi jumlah “suka” pengguna kepada pengguna lain. Ini dilakukan untuk mencegah aktivitas spam dengan menyukai semua pengguna yang ditemukan dalam fitur “dating”.

Selain itu, apabila pengguna memblokir pengguna lain dalam fitur ini, belum tentu juga memblokirnya dalam Facebook.

Facebook belum berencana untuk menjadikan fitur Dating sebagai fitur premium yang mengharuskan penggunanya untuk berlangganan ketika ingin menikmati fitur ini.

Mengingat besarnya jumlah pengguna Facebook, fitur kencan ini akan menantang eksistensi aplikasi kencan lainnya seperti Tinder dan OkCupid .

Di Amerika Serikat, fitur Dating hanya bisa digunakan oleh pengguna yang berusia di atas 18 tahun. Sementara untuk negara lain, Facebook akan mengikuti peraturan lokal terkait usia yang masuk kategori “dewasa”, demikian ditulis TechCrunch.

Dilansir dari The Verge, saat ini fitur Dating masih diuji coba secara internal.

Peneliti aplikasi independen Jane Manchun Wong, berhasil mengungkap uji coba yang dilakukan secara internal ini. Dalam screenshot yang dibagikan di akun Twitter, Jane terlihat sekilas isi dari Dating.

Dalam fitur ini, pengguna harus mengisi informasi-informasi dasar seperti aplikasi kencan pada umumnya, seperti nama, foto, jenis kelamin, lokasi dan orientasi seksual pengguna.

Dalam tangkapan layar, terlihat pengguna bisa mengisi jenis kelamin secara detail, terdapat pilihan trans man, trans woman, maupun non binary. Hal yang serupa juga terdapat dalam pilihan orientasi seksual.

Dating memiliki perbedaan utama dengan aplikasi kencan pada umumnya. Dating bisa membuat profil penggunanya untuk terlihat ke pengguna yang hadir dalam acara yang sama.

Kelebihannya ini diharapkan bisa menciptakan koneksi secara langsung di dunia nyata.

“Ini akan menjadi pembangunan hubungan jangka panjang secara nyata, bukan sekedar hook up,” ujar CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Hook up adalah istilah yang diidentikkan dengan perkenalan yang semata untuk memenuhi kebutuhan seksual.

Facebook meminta karyawannya di Amerika Serikat untuk menggunakan data informasi palsu yang digunakan untuk profil mereka. Facebook akan menghapus seluruh data karyawan sebelum merilis fitur Dating

Namun begitu, Anda harus hari-hati dengan aplikasi kencan online banyak diminati, satu dari tiga orang pernah menggunakan aplikasi ini. Tak heran jika aplikasi seperti kencan online seperti Tinder, Bumble, OK Cupid, Badoo bermunculan.

Tak terkecuali di Indonesia, sejumlah layanan kencan online lokal pun mencoba peruntungan, Setipe adalah salah satunya. Namun, pengguna mesti waspada, sebab aplikasi ini ternyata lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya.

“Kencan online merupakan cara yang bagus untuk bertemu dengan orang-orang baru di dunia online kita yang selalu sibuk dan terkoneksi, dan hal yang biasa untuk dipahami alasan satu dari tiga orang melakukannya,” kata Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab.

“Tapi tidak semua dapat berjalan dengan mulus, dan bagi mereka yang mencari pasangan hidup melalui online harus menghadapi sejumlah besar informasi palsu, scammers, atau motif tersembunyi dalam prosesnya,” tambah Andrei

Berdasarkan temuan Kaspersky, persentase untuk menemukan pasangan di aplikasi ini adalah satu berbanding sepuluh. Sebab, hanya sebelas persen dari pengguna aplikasi kencan online ini yang benar-benar ingin menemukan pasangan yang akan dinikahi.

Hampir setengah  pengguna hanya menggunakan aplikasi ini untuk bersenang-senang dan  tiga belas persen diantaranya hanya untuk mencari kepuasan seksual. Dengan demikian, mereka yang benar-benar sedang mencari belahan hati kemungkinan besar akan dikecewakan oleh aplikasi ini.

Mereka juga mungkin dikecewakan mendapati kalau informasi dan foto yang dipampang lawan bicara ternyata palsu, berisi tautan berbahaya, penipu yang berusaha mendapatkan informasi dari mereka, atau orang yang berbohong.

Hal ini tak mengherankan karena dari survey yang dilakukan Kaspersky lebih dari separuh persen) orang mengaku berbohong saat melakukan kencan online.

Mereka sengaja memalsukan informasi agar terlihat lebih baik daripada yang mereka lakukan dalam kehidupan nyata. Kebohongan juga dilakukan untuk mencoba menangkap basah pasangan mereka yang berselingkuh.

Tertipu oleh informasi palsu adalah hal yang paling menjengkelkan bagi orang-orang yang menggunakan layanan kencan online. Hal ini diungkap oleh 42 persen responden.

Selain banyaknya informasi palsu, alasan orang untuk berhenti menggunakan layanan online juga akibat adanya ancaman keamanan online.

Misal, lawan bicara mencoba memeras dengan memanfaatkan informasi pribadi. Ada juga yang dikirim link berisi malware yang menginfeksi perangkat mereka.

Mereka yang suka memalsukan identitas ternyata lebih sering mendapat ancaman keamanan ini. Sebanyakenam belas6 persen mereka yang berbagi informasi palsu menyatakan bahwa perangkat mereka pernah terinfeksi dengan malware, spyware, atau ransomware melalui platform kencan online.

Sementara hanya 5 persen pengguna yang tidak berbagi informasi palsu yang pernah terinfeksi malware.

“Sayangnya ada juga orang yang ingin menggunakan platform kencan online untuk tujuan jahat. Bukan maksud kami menasihati pengguna untuk menghindari kencan online sama sekali, kami hanya mendorong mereka untuk mempertimbangkan keamanan diri mereka di setiap langkah,” tulis Kaspersky.

Tags : slide