close
Nuga Tekno

Facebook Perketat Aturan Data Pengguna

Selepas skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook, perusahaan yang dibangun oleh Mark Zuckerberg itu dilaporkan tengah membangun sebuah perangkat sertifikasi.

“Saya bisa pastikan bahwa ada alat perizinan yang tengah kami bangun,”jelas Elisabeth Diana, juru bicara Facebook.

Perangkat ini mengharuskan para pengiklan untuk membuktikan bahwa alamat email pengguna didapatkan melalui jalur legal, bukan dari peretasan.

Alat sertifikasi Custom Audiences Facebook ini juga Pengiklan diharuskan menjamin kerahasiaan data yang didapatkan dari pengguna.

Caranya, dengan mencegah data tersebut dibagikan antar akun Business di Facebook.

Lebih lanjut Diana menyebut bahwa dengan alat ini para pengiklan tersertifikasi bahwa mereka mendapat izin pengguna untuk menggunakan data-data tersebut.

Diana juga mengelak bahwa alat itu dibangun sebagai respons kejadian tertentu.

“Kami selalu memiliki persyaratan untuk memastikan bahwa pengiklan memiliki persetujuan untuk data yang mereka gunakan tetapi kami akan membuat aturan untuk pengiklan jauh lebih menonjol dan kami akan mendidik mereka mengenai cara bisa menggunakan data,” katanya.

Jejaring sosial ini berharap bisa mencegah penyalahgunaan lebih lanjut data yang tidak semestinya bocor.

Sebelumnya, aplikasi yang dibuat oleh seorang profesor psikologi, Dr. Aleksandr Kogan, telah menarik data lima puluh juta pengguna Facebook yang kemudian diserahkan ke Cambridge Analytica tanpa persetujuan pengguna.

Data itu diduga telah digunakan oleh Cambridge Analytica untuk mendukung kampanye Presiden Donalad Trump dan British Exit. Mereka diduga menggunakan Custom Audience untuk menjangkau para pemilih.

Facebook sendiri telah membuat Custom Audiences sejak enam tahun lalu

Perangkat ini memungkinkan bisnis untuk mengunggah sejumlah daftar alamat email pelanggan mereka atau nomor telepon.

Data yang diunggah ini memudahkan pengiklan untuk menargetkan iklan ke orang tertentu ketimbang semua pengguna Facebook.

Metode ini menjadi cara beriklan yang populer di Facebook. Sebab, pelaku bisnis bisa dengan mudah menyasar pelanggan yang sudah mereka miliki untuk mendorong pembelian berikutnya dari pelanggan, demikian diberitakan TechCrunch

Sementara itu, akhir pekan lalu,  Facebook  kembali tertimpa perkara baru.

Ribuan karyawan Facebook marah karena telah beredarnya sebuah memo internal ke masyarakat luas. Para karyawan kecewa dengan aksi whistleblower tersebut.

Memo internal yang baru tersebar ke khalayak luas ini dikeluarkan pada dua tahun lalu

Memo tersebut menggambarkan konsekuensi dari pertumbuhan biaya dalam Facebook.

Para karyawan yang mengetahui hal tersebut cukup emosional karena masalah internal dalam tim mereka beredar luas di media.

Sehingga sebagian besar karyawan meminta perusahaan untuk memerangi leakers dan memilih untuk memperkerjakan pegawai dengan integritas.

Dilansir dari The Verge, pada Kamis  malam, Buzzfeed menerbitkan memo internal dari Andrew Bosworth.

Dia adalah wakil presiden Facebook yang saat ini memimpin lini bisnis perangkat keras.

Dalam memo tersebut, Bosworth menjelaskan bahwa fungsi inti perusahaan adalah untuk menghubungkan orang-orang. Meskipun, konsekuensi dari pekerjaan mereka tidak baik. Dia menyebutkan berulangkali konsekuensi pekerjaan mereka ‘buruk’.

“Itu sebabnya pekerjaan yang kita lakukan dalam pertumbuhan perusahaan dibenarkan,” tulisnya dalam memo internal yang tersebar.

“Semua cara yang membantu orang tetap dapat dicari oleh teman-temannya. Semua pekerjaan yang kami lakukan untuk membawa lebih banyak komunikasi. Pekerjaan yang mungkin terus dilakukan hingga China,” tambahnya.

Berusaha melakukan konfirmasi, Bosworth mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa dia tidak setuju terhadap memo yang dia tuliskan.

Klaimnya, memo tersebut merupakan bentuk gemblengan diskusi seputar pertumbuhan perusahaan.

CEO Mark Zuckerberg mengatakan kepada BuzzFeed bahwa dia tidak setuju dengan sentimen posting tersebut, dan pertumbuhan itu tidak harus menjadi sarana untuk mencapai tujuan itu sendiri.

“Kami menyadari bahwa menghubungkan orang tidak cukup dengan sendirinya. Kami juga perlu bekerja untuk mendekatkan orang-orang, “kata Zuckerberg.