close
Nuga Tekno

Facebook Datang dengan Fitur Pencari Wi-Fi

Facebook datang lagi dengan sebuah fitur baru

Fitur itu bernama  “Find Wi-Fi” di aplikasi mobile-nya untuk Android dan iOS.

Fitur “Find Wi-Fi” ini bertujuan untuk membantu pengguna mencari Wi-Fi publik yang bisa dipakai pengguna.

Fitur ini sebelumnya sudah diuji coba oleh Facebook pada tahun lalu untuk perangkat Android dan iOS di negara tertentu saja.

Namun kini, fitur “Find Wi-Fi” sudah tersedia di seluruh dunia. Facebook bakal merilisnya secara bertahap ke semua pengguna.

Fitur ini, seperti ditulis Tech Crunch,  bisa diakses lewat Tab More di aplikasi mobile Facebook.

Setelah memperbarui aplikasi, menu “Find Wi-Fi” bakal muncul dan pengguna harus mengaktifkan fitur ini terlebih dahulu untuk memakainya.

Setelah itu, Facebook bakal menampilkan peta yang menunjukkan titik hotspot terdekat dalam radius tertentu, beserta detail informasi penyedia Wi-Fi gratis tersebut.

Penyedia Wi-Fi gratis juga harus mengedit dan mengklaim jaringan Wi-Fi mereka lebih dulu agar bisa ditampilkan di peta Wi-Fi Facebook.

Mereka bisa melakukannya di halaman Facebook Page mereka.

Menurut Facebook, fitur ini berguna bagi pengguna yang sering bepergian, terutama saat berada di area yang data selulernya tidak bisa diandalkan.

Di negara-negara berkembang, fitur ini berguna bagi mereka yang memiliki paket data terbatas, atau saat berada di area blankspot tidak ada sinyal.

Inisiasi pencari Wi-Fi dari Facebook ini merupakan langkah lain agar penggunanya lebih sering membuka aplikasinya, setelah Facebook merilis inisiasi

Internet.org di negara-negara berkembang beberapa tahun lalu.

Bagi sebagian orang, jaringan Wi-Fi gratis yang tersedia di tempat umum merupakan berkah. Tak heran jika belakangan muncul istilah “fakir Wi-Fi” yang merujuk pada orang-orang pencari jaringan tersebut.

“Ada Wi-Fi nggak? Password-nya apa?” begitu kira-kira pertanyaan yang paling sering dilontarkan para “fakir Wi-Fi”.

Facebook sepertinya paham betul akan fenomena ini, sehingga menguji coba fitur baru yang memungkinkan pengguna mengetahui titik-titik Wi-Fi gratis di tempat umum.

Fitur yang dinamai “Find Wi-Fi” tersebut bisa ditemukan di opsi menu pada aplikasi mobile Facebook. Syaratnya, pastikan akses lokasi Anda pada Facebook aktif.

Antarmuka Find Wi-Fi lebih kurang menyerupai peta digital. Anda bahkan bisa meminta arahan untuk sampai ke titik Wi-Fi yang diinginkan

Ada indikasi bahwa fitur ini bakal jadi wadah iklan Facebook berikutnya.

Logikanya sederhana, pebisnis yang membutuhkan kunjungan massa bisa memasang iklan agar Facebook menyematkan lokasi bisnisnya pada “Find Wi-Fi”.

Dengan begitu, para “fakir Wi-Fi” bakal tertarik berkunjung. Bisa saja bisnis itu berupa restoran, cafe untuk nongkrong, taman bermain, toko buku, dan lainnya.

Facebook masih enggan berkomentar untuk hal itu. Layanan bernuansa biru juga belum mau mengungkap kapan akan merilis “Find Wi-Fi” secara resmi.

Untuk sementara, uji coba fitur ini baru tersedia untuk beberapa pengguna aplikasi iOS yang beruntung. Bagi pengguna Android, tampaknya harus lebih sabar menunggu.

Selain itu, facebook kini masih saja dituduh sebagai sumber berita “hoax.”

Menanggapi ramainya tuduhan ke Facebook, CEO Mark Zuckerberg cuma satu persen yang bersifat hoax.

Ia pun berjanji akan terus memperbaiki performa News Feed dan memerangi berita hoax.

“Kami tak mau ada berita hoax di Facebook. Tujuan kami adalah memberikan konten berita yang bermakna dan akurat,” kata dia

Masalahnya, sebuah hasil studi menunjukkan berita hoax lebih cepat menyebar di internet.

Ketika ada klarifikasi atau follow up bahwa berita itu tak benar, warga maya sudah terlanjur percaya pada berita awal.

Gaung beritanya pun tak segencar berita hoax yang lebih dahulu viral.

Sebab, rata-rata berita klarifikasi tak se-viral berita pertama yang akurasinya kurang. Hal ini disadari Zuckerberg.

Ia sesumbar Facebook telah berupaya mengikis berita hoax dengan fitur flag dan berjanji akan meningkatkan kinerja layanan.

“Kami telah merilis fitur flag yang memungkinkan pengguna melaporkan berita palsu atau hoax. Masih banyak upaya kami ke depan. Setidaknya kami terus berprogres dan akan selalu meningkatkan layanan,” ia menuturkan.

“Saya yakin kami akan menemukan banyak cara untuk memberikan konten kredibel. Tapi saya juga percaya yang terpenting kita semua harus berhati-hati menyaring informasi untuk diri kita sendiri,” ia menjelaskan.

Associate profesor di University of North Carolina, Zeynep Tufekci mengatakan, ada berita hoax tentang Trump yang jadi viral di News Feed. Berita tersebut menguntungkan Trump sebagai kandidat yang kala itu sedang berkampanye.

“Ada sebuah cerita fiktif yang mengklaim Paus Fransiskus mendukung Trump. Cerita itu dibagikan lebih dari sejuta kali, dan diprediksi dilihat oleh lebih dari sepuluh juta orang,” kata Zeynep.