close
Nuga Tekno

Facebook Bisa Cegah Bunuh Diri dengan AI

Facebook kembali membuat terobosan lewat aplikasi terbarunya yang bakal bisa mendeteksi gejala bunuh diri melalui pola-pola postingan seseorang.

Tak cuma mengandalkan laporan pengguna, Facebook kini bisa mendeteksi upaya bunuh diri melalui software teranyarnya bernama “Proactive Detection”.

Software tersebut mengandalkan teknologi berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence atai AI.

Lantas bagaimana mekanisme kerjanya?

Proactive Detection akan memindai semua postingan, baik berupa teks maupun gambar di linimasa dan Live, yang menunjukkan pola-pola pemikiran untuk bunuh diri.

Pola-pola itu diketahui dari kasus percobaan bunuh diri sebelumnya yang dilakukan pengguna Facebook.

Selain dari postingan sang pengguna, komentar teman yang bunyinya semacam “kau baik-baik saja?” atau “kau butuh bantuan?” akan dipantau oleh Facebook.

Pada level tertentu, Proactive Detection akan menghubungkan pengguna yang dianggap berpotensi bunuh diri ke ahli kesehatan mental, temannya, atau keluarganya.

Dengan pendeteksian awal seperti ini, Facebook bisa menghemat waktu untuk mencari pertolongan pertama bagi pengguna yang membutuhkan. Harapannya kasus bunuh diri bisa tereduksi.

“Kami punya kesempatan untuk membantu (mencegah bunuh diri), jadi kami akan berinvestasi untuk itu,” kata VP of Product Management Facebook, Guy Rosen, sebagaimana ditulis  Techcrunch  hari ini, Rabu, 29 November.

CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengapresiasi inovasi timnya untuk mewujudkan Proactive Detection. Menurut dia, pemanfaatan AI di masa depan akan lebih luas dan solutif.

“AI akan mampu mengidentifikasi berbagai isu selain bunuh diri, seperti mencium gejala bully dan kebencian,” kata dia.

Proactive Detection masih dalam tahap uji coba untuk beberapa pengguna Facebook di Amerika Serikat.

Facebook bekerja sama dengan 80 mitra lokal seperti Save.org dan National Suicide Prevention Lifeline and Forefront untuk memoderatori pencegahan bunuh diri di jejaring sosialnya.