close
Nuga Tekno

Facebook akan “Buang” Kata Sandi

Facebook akan membuat langkah besar dengan membuang kata sandi sebagai alasan telah usang untuk  sebuah akun media sosial ataupun ponsel cerdas.

“Facebook telah segera menggusur peran kata sandi,” tulis “phone arena,” Selasa, 02 Mai

Facebook  telah memamerkan cara baru untuk masuk ke sebuah akun.  Facebook akan meminta pengguna untuk menebak nama teman yang ada dalam akun Facebook Anda.

Pengguna akan diberi foto dan diharuskan menyebutkan nama si  teman ini.

Prinsip dari sistem baru yang dinamai Delegated Account Recovery. Dengan cara ini, Facebook akan berlaku sebagai ‘satpam’.

Bukan hanya pertanyaan soal teman yang ada di akun Facebook, tapi Facebook juga bisa memberikan soal lainnya.

Pertanyaan yang mengharuskan si empunya akun menjawab. Tipe pertanyaan diperkirakan berlapis sehingga kemungkinan orang asing menyusup ke akun seseorang mengecil.

“Sekarang kalian menyebutkan nama ibu kalian sendiri di lima ratus tempat berbeda dan bila salah satu di antaranya kena retas, seketika posisi kalian rentan di mana saja,” kata teknisi keamanan Facebook, Brad Hill

Facebook mengklaim cara tersebut jauh lebih aman ketimbang skema keamanan lainnya seperti kata sandi yang berdasarkan teks atau surel.

Sebab, menurut Faceook skema keamanan dengan teks tidak aman karena tidak terenkripsi. Sementara surel rentan karena mudah dibobol.

Namun di sisi lain, sistem keamanan Facebook ini juga punya kelemahan.

Pertama, Facebook akan tahu hampir segala hal yang seseorang konsumsi di internet, tepatnya di situs web atau aplikasi yang membutuhkan akun.

Data tersebut akan jadi tambang berharga bagi Facebook karena mereka dapat mengetahui lebih jauh sifat konsumen untuk dijual kepada pengiklan.

Kerugian berikutnya adalah seseorang akan bergantung pada akun Facebook.

Itu artinya, bila akun Facebook kena retas, semua akun di situs yang membutuhkan verifikasi Facebook akan jatuh ke tangan peretas.

Untuk menyanggah keraguan itu, Facebook menekankan tidak akan mengintip data pelanggan yang akan memakai jasa Facebook sebagai pintu masuk ke layanan internet lain.

Misal, ketika pengguna menggunakan akun Facebook untuk masuk dan berbelanja ke akun e-commerce mereka.

Facebook menyebutkan bahwa sistemnya akan menyadari konsumen memakai jasa e-commerce tersebut, tapi tak akan mengintip apa yang mereka lakukan di situs tersebut.

Kendati demikian, sistem baru ini tidak akan menggusur peran kata sandi di Facebook dalam waktu dekat.

Namun, Facebook memastikan bahwa sistem ini akan berlaku secara bertahap di masa depan. Sementara ini, Facebook merilis sistem pengenalan ini dalam program beta tertutup

Sementara itu, Face juga sedang menyiapkan langkah teknologi pemindai otak yang kini hanya ada di film dan cerita fiksi sains  yang akan diwujudkan  di kehidupan nyata.

Facebook telah mengumumkan bahwa mereka kini tengah mengembangkan teknologi pemindai otak. Pemindai ini di masa depan akan bisa menuliskan seratus kata per menit yang dipikirkan otak pemakainya.

Sebanyak enam puluh ilmuwan dan insinyur tengah bekerja di lab Building 8 Facebook dan telah menjelaskan secara detail rencana mereka untuk teknologi masa depan ini.

Dalam delapan belas bulan, Building 8 berharap mampu menelurkan prototipe dari sensor otak dengan kemampuan ajaib tersebut.

Grup peneliti ini juga berencana untuk membentuk panel yang akan menguji implikasi etis dari pemindaian otak.

Dalam wawancaranya dengan Bussiness Insider, Regina Dugan yang mengepalai Building 8 mendiskusikan perkembangan teknologi tersebut.

Meski kemampuan Facebook untuk bertatapan langsung dengan otak manusia masih sangat lama di masa depan,

Dugan dan timnya percaya bahwa teknologi ini berpotensi memiliki dampak yang sangat besar baik di bisnis Facebook maupun masyarakat secara keseluruhan.

“Kami memiliki semua tim peluncuran produk yang pekerjaannya mengeliminasi produk-produk yang tidak sesuai skala,” kata Dugan.

Chief Technology Officer Facebook Mike Schroepfer menyampaikan usaha Building 8 dalam perbincangan terpisah.

Dia mengaku bahwa tujuan laboratorium ini tidaklah mudah yang sembarangan dan tidak menghasilkan apapun.

Kini, tujuan yang paling menekan adalah mengerjakan prototipe dalam delapan belas bulan untuk sensor otak yang tidak berbahaya.

Sensor ini harus mampu mengeluarkan isi otak ke dalam tulisan dengan kecepatan seratus kata per menit.

Setelah itu, Building 8 harus beranjak ke misi selanjutnya untuk menemukan cara memproduksinya secara massal dan untuk menjual sensor tersebut.

Kendati demikian, mengembangkan produk hardware pemindai otak bukanlah masalah sepele.

Dengan Building 8, Dugan dan Facebook mencuri start dari divisi X “moonshot” Alfabet, yang dikenal mengembangkan produk futuristik jarak jauh dalam kerangka waktu tetap sebelum mematikannya atau memintanya menjadi bisnis mandiri.

Proyek Building 8 juga memiliki tenggat waktu dua tahun untuk ditentukan apakah akan berhasil digiring dari tahap prototipe ke konsumen atau tidak sama sekali.

Schroepfer mengatakan, setiap produk yang keluar dari Building 8 harus sejajar dengan misi Facebook yang lebih luas untuk menghubungkan dunia.

Sementara itu, Dugan yang merupakan mantan ketua grup proyek Google yang bergabung dengan Facebook sejak tahun lalu juga menuturkan bahwa perusahaan yang dibangun Mark Zuckerberg ini berencana membentuk etik dan panel legal melalui kerjasama Building 8 dengan universitas untuk menguji implikasi privasi dan kesehatan dari pemindaian otak ini.

“Ini masih sangat awal,” ujar Mark Chevillet, peneliti sistem saraf yang berada di tim Dugan sejak tahun lalu. “Kami berharap ada perubahan besar di masa depan kita.”