close
Nuga Tekno

Dropbox Pastikan Bunuh Dua Aplikasinya

Dropbox memastikan “membunuh” dua aplikasinya, Carousel dan MailBox, di awal tahun depan, dengan dalih ingin kembali ke inti bisnisnya, layanan penyimpanan

“ Paling cepat awal tahun 2016, kedua layanan ini akan ‘dibunuh,’ tulis rilis di postingan blog resmi Dropbox, Jumat, 11 Desember 2015.

Rilis itu membuka kalimat dengan tulisan pembelaan diri kenapa mereka mengakuisisi kedua layanan tersebut pada awalnya dari perusahaan lain.

“Kami hanya bisa mempertahankannya untuk dua tahun,” tulis Drpbox dengan nada sentimentil.

“Dua tahun lalu kami mengakuisisi Mailbox karena percaya dapat membuat layanan email yang baik.
Setahun lalu kami juga melauncing Carousel untuk memberikan pengalaman dalam berbagi foto,” tulis pihak Dropbox.

Pihak Dropbox menambahkan, “membangun produk baru adalah pelajaran bagaimana membuatnya.

Ini adalah pilihan. Setelah beberapa bulan tim berkolaborasi, kami membuat keputusan sulit dengan menutup Carousel dan Mailbox.”

Dituliskan bahwa Mailbox akan ditutup pada 26 Februari 2016, sementara Carousel akan dimatikan 31 Maret 2016.

Pihak Dropbox akan memberi tahu lebih lanjut mengenai status anggota dan file yang disimpan nantinya sebelum penutupan terjadi.

Snapjoy yang membesut Carousel, diakuisisi oleh Dropbox pada tiga tahun lalu.

Saat itu fitur ini menawarkan libarary photo online yang mengumpulkan semua pengguna dari kamera, ponsel, Instagram, flickr dan banyak lainnya.

Beberapa fitur di Carousel dicomot dari Snapjoy yang kemudian diintegrasikan ke Dropbox untuk mengelola foto lebih menyenangkan.

Sementara Mailbox sendiri merupakan aplikasi layanan email yang memang didesain untuk piranti iOS.

Belakangan layanan penyimpanan di awan, Dropbox semakin familiar digunakan pemakai internet.

CEO Dropbox Drew Houston mengungkapkan, kendati sudah banyak digunakan orang banyak namun layanan ini diyakini tak akan terlalu komersil.

Hingga saat ini, manajemen Dropbox mengklaim bahwa mereka sudah mempunyai empat ratus juta pendaftar, naik sedikit dari tahun sebelumnya yang berjumlah tiga ratus juta.

Dropbox juga mengklaim melakukan sinkornisasi satu miliar data setiap hari dan membuat seratus ribu ribu folder per jam.

Tentu saja hal ini terbilang cukup mengesankan untuk sebuah perusahaan yang baru berusia delapan tahun, meskipun pengguna terdaftar tidak sama dengan rata-rata pengguna harian dan bulanan yang perusahaan seperti Facebook dan Twitter.

Akan tetapi, perusahaan yang juga diinvestasi oleh vokalis U2 Bono ini seharusnya mampu meningkatkan nilai perusahaan, dengan cara mengubah basis pengguna yang besar menjadi pelanggan yang membayar.

Dalam sebuah wawancara dengan “Bloomberg,” Houston mengatakan Dropbox untuk bisnis sekarang memiliki delapan juta pengguna atau dua kali lipat dari satu setengah sampai dua tahun yang lalu.

“Kebanyakan memang orang menggunakanya secara gratis. Namun saat ini setidaknya seratus ribu konsumen bisnis sudah mulai berbayar,” katanya.

Dia menolak menjawab jika Dropbox menguntungkan, tetapi ia mengatakan bahwa dirinya memiliki cukup uang untuk tetap menjadi perusahaan mandiri, maka tada alasan bagi Dropbox untuk melakukan IPO.

“Investor kami senang, hal telah berjalan dengan baik. Fokus kami adalah tidak benar-benar pada profitabilitas, tapi lebih bagaimana bisa berkembang, “katanya.

Pengguna Dropbox kini dapat menyimpan dokumen mereka dengan lebih aman, karena perusahaan penyedia jasa penyimpanan awan ini memperkuat fitur keamanan menggunakan sidik jari pengguna.

Dropbox meluncurkan pembaruan aplikasi pada iOS yang dapat membaca sidik jari pengguna sebagai kata sandi untuk membuka akun. Artinya, baru pemilik iPhone 5s, iPhone 6 dan iPhone 6 Plus yang dapat menikmati fitur ini.

Untuk menggunakannya, pengguna harus mengatur fitur TouchID terlebih dahulu pada perangkat, kemudian unduh dan perbarui versi Dropbox di App Store.

Jika pengguna telah mengunduh versi terbaru, maka saat membuka aplikasi akan ada ikon pengaturan pada bagian bawah layar.

Pilih pengaturan untuk Passcode Lock, setelah itu klik “Turn Passcode On” maka aplikasi akan meminta pengguna untuk memasukan empat digit kode sandi.

Setelah itu pada layar Passcode, tekan opsi untuk mengaktifkan TouchID, lalu cobalah untuk keluar dari aplikasi tersebut dan kembali masuk.

Setelah diaktifkan, Dropbox akan meminta sidik jari pengguna dan angka sandi yang telah didaftarkan sebelumnya.

Fitur sidik jari ini diberikan Dropbox untuk mempersulit peretas ketika berniat mencuri data pengguna. Beberapa waktu lalu, sekelompok peretas mengklaim telah mencuri informasi tujuh juta nama pengguna dan kata sandi pengguna Dropbox.

Namun, sejumlah pihak mengatakan, sebagian akun dan kata sandi yang dibocorkan oleh peretas merupakan kombinasi yang palsu untuk sekadar menakut-nakuti.

Dropbox juga menegaskan keamanan sistem mereka tidak diretas. “Dokumen Anda aman,” tulis Dropbox dalam publikasi di blog resmi perusahaan.

Perusahaan menjelaskan, akun dan kata sandi yang dipublikasi itu diambil dari layanan pihak ketiga, dan tidak ada hubungannya dengan layanan Dropbox.

Tags : slide