close
Nuga Tekno

Bumi Akan Dihantam Asteroid Tahun 2017

Astronom Judit Györgyey-Ries, dari University of Texas McDonald Observatory seperti ditulis laman situs “phys,” Kamis, 15 April 2015, meprediksi sebuah asteroid bernama 2012 TCP akan melintas dekat Bumi pada 12 Oktober 2017.

Lantas munc ul pertanyaan apakah asteroid ini akan menabrak Bumi dan membahayakan manusia?

Seperti kejadian sebelumnya, sebuah asteroid pernah meledak di atas kota Chelyabinsk di Rusia dan ledakannya melukairibuan dan merusak lebih dari tujuh ribu bangunan.

Asteroid 2012 TCP diperkirakan berukuran dua belas sampai empat puluh meter.

Bahaya asteroid 2012 TCP bahkan diperkirakan akan lebih dahsyat jika dibandingkan dengan asteroid yang pernah meledak di Rusia.

“Asteroid ini sangat berbahaya dan kekuatannya mungkin akan mampu menghancurkan apapun tergantung di mana ia akan meledak,” ujar Judit Györgyey-Ries

Asteroid seukuran rumah sebelumnya juga ditemukan pada 04 Oktober 2014 oleh observatorium Pan-STARRS, di Hawaii.

Seminggu kemudian, asteroid itu mendekati.

Astroid 2012 TC4 merupakan obyek memanjang dan berputar sangat cepat dan telah dikenal membuat banyak pendekatan dekat dengan Bumi di masa lalu.

Sekarang, para ilmuwan mencoba untuk menentukan di wilayah mana tepatnya 2012 TCP akan terbang dan memperkirakan dampak yang mungkin ditimbulkan.

“Kesempatan asteroid untuk menghantam Bumi sangat kecil sekali,” tambah Judit Györgyey.

Keyakinan astronom asal Amerika Serikat tersebut juga didukung oleh astronom lainnya dari badan antariksa Eropa ESA, Detlef Koschny.

Menurutnya ukuran asteroid 2012 TCP yang diperkirakan sangat besar belum terbukti dan harus diteliti lagi.

“Peluang asteroid 2012 TCP untuk meledak ialah satu berbanding satu juta dan ukuran asteroid biasanya akan dilihat dari kecerahannya, tapi kita tidak tahu refleksitasnya jadi ukuran asteroid itu bisa lebih kecil atau lebih besar,” ujar Detlef Koschny.

Menurut data, terhitung hingga 12 April 2015, terdapat ribuan asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi terdeteksi.

Tak satu pun dari asteroid itu diketahui pada jalur tabrakan dengan Bumi, meskipun para astronom hampir selalu menemukan asteroid yang baru setiap saat.

Sebuah asteroid besar pernah menyerang planet Mars jutaan tahun sehingga menyebabkan permukaan Planet Merah tersebut meleleh hampir setengahnya.

Dilansir laman ScientificAmerican, para peneliti sedang melakukan penelitian yang hasil sementaranya menyimpulkan bahwa terdapat fitur aneh di planet Mars.

Fitur bernama dikotomi tersebut merupakan penurunan dramatis dalam elevasi permukaan dan ketebalan kerak yang terjadi di dekat Mars.

Fitur dikotomi pada Mars diduga kuat disebabkan oleh serangan asteroid yang terjadi di kutub utara planet tersebut.

Dalam penelitiannya, para astronom di Swiss Federal Institute of Technology menggunakan sebuah model komputer 3D untuk mensimulasikan efek dari dampak asteroid di Mars empat setengah miliar tahun lalu.

Mereka juga mengkaji kemungkinan tentang serangan asteroid di bagian kutub selatan Planet Merah.

Tabrakan asteroid sejauh empat ribu kilo meter diperkirakan menyebabkan kerak Mars terbentuk menjadi dua zona yang berbeda, yakni lebih tebal di belahan Bumi selatan dan tipis di utara.

Prediksi ini memberikan bukti kuat bahwa dampak kutub selatan adalah penyebab dikotomi.

Simulasi tersebut juga memprediksi bahwa begitu banyak dampak dihasilkan dari serangan asteroid yang menyebabkan sebagian besar wilayah kerak Mars meleleh dan membentuk “magma laut” di wilayah selatan Mars.

Percobaan tersebut meramalkan batuan cair di Mars kemudian didinginkan lalu dipadatkan sehingga membuat kerak tebal di bagian atas planet itu.

Dampak terjangan asteroid itu juga turut membentuk sebagian gunung berapi di planet Mars. Hantaman asteroid juga menyebabkan lintang utara Mars mengandung relatif sedikit gunung berapi, dibandingkan dengan lintang selatan planet tersebut.

Sebelumnya, Bumi di awal terbentuknya juga pernah dihantam asteroid berukuran berdiameter empat puluh kilometer.

Pada waktu itu, hantaman asteroid dipercaya memberikan bedampak signifikan terhadap kelangsungan hidup hewan purbakala, yakni kepunahan dinosaurus.