close
Nuga Tekno

BlackBerry Larang Priv untuk “Rooting”

Kabar baru datang dari BlackBerry yang melarang pengguna Priv untuk melakukan rooting.
Lantas bagaimana kalau pengguna membandel

Taruhannya, sistem keamanan dari perangkat tersebut bisa amblas

Informasi mengenai pelarangan tersebut diungkapkan langsung oleh pihak BlackBerry dalam blog resminya.

Adalah Alex Manea, Director of BlackBerry Security, yang menuliskan langsung pesan tersebut.

OS Android sendiri memang identik dengan kata rooting.

Teknik ini biasanya dilakukan oleh pengguna untuk mengambil kendali penuh dari sebuah perangkat.

Menggunakan cara itu, pengguna bisa menghapus aplikasi bawaan yang biasanya tidak bisa dihapus sendiri.

Proses rooting sendiri memang bisa membawa pengguna masuk hingga ke inti sistem yang paling dalam.

Oleh karena itu, penjahat cyber bisa saja memanfaatkan hal tersebut untuk menyusupkan program jahat.

Menurut Manea, yang dikutip dari laman situs Ubergizmo, Jumat, 05 Januari 2016, ia dapat mengerti mengapa pengguna ingin melakukan rooting.

Akan tetapi, rooting dikatakannya bisa saja menimbulkan masalah stabilitas sistem, pembaruan, hilangnya garansi, dan yang paling terpenting, keamanan.

“Rooting merupakan risiko besar untuk privacy dan keamanan bagi platform; sebuah perangkat yang sudah di-root membuatnya rentan bagi malware dan banyak perusahaan yang menolak perangkat tersebut di jaringannya,” tulis Manea.

Untuk mencegah Priv di-root oleh pengguna, perusahaan asal Kanada ini mengaku sudah mengambil beberapa strategi pengamanan.

Salah satunya, saat boot-up, sistem akan secara otomatis melakukan pengecekan kernel.

Sistem juga akan mengecek perubahan yang dibuat pada policy SELinux dan memonitor perizinan aplikasi yang berjalan di aplikasi.

BlackBerry selama ini bercita-cita ingin membuat Priv seaman mungkin sesuai dengan image-nya selama ini.

Dengan kerentanan keamanan yang cukup tinggi, tentunya BlackBerry tidak ingin agar penggunanya melakukan rooting di produk smartphone Android pertama bikinannya itu.

Priv sendiri belum memasuki pasaran Tanah Air. Pihak BlackBerry Indonesia pada awal tahun ini memastikan bahwa perangkat tersebut bakal segera hadir, tapi jadwal persisnya belum dipastikan.

John Chen, petinggi Black Berry, mengatakan bahwa penjualan smartphone Android pertamanya, BlackBerry Priv sejauh ini cukup positif.

Chen tidak menyebut angka pastinya.

“Penjualannya di bulan Desember tahun lalu cukup positif,” kata Chen dikutip i Digital Trends.

“Saya tidak ingin terlalu menggembar-gemborkannya, ini ponsel yang mahal,” imbuh Chen.

Walau Chen tiak mengungkap angka pasti penjualan Priv, namun perusahaan mengungkap penjualan ponselnya secara keseluruhan dalam kuartal terakhir, yaitu tujuh ratus ribu ponsel.

Angka tersebut sedikit rendah dari perkiraan analis yang memprediksi BlackBerry mampu menjual sembilan ratus ribu perangkat hingga akhir tahun lalu.

Mengingat BlackBerry Priv adalah handset termahal yang dimiliki BlackBerry, maka bisa dikatakan perangkat Android tersebut mendapat banyak porsi.

“Target saya kita mencapai balik modal di bisnis smartphone, Anda tidak bisa melakukan strategi apa pun jika bisnis itu terus merugi,” kata Chen.