close
Nuga Tekno

Apple Bikin Kacamata Pintar Mirip Google?

Apple kembali membuat kejutan dengan  mematenkan perangkat kacamata pintar yang mengedepankan teknologi Augmented Reality.

Cara kerjanya?

“Mirip Google Glass,” tylis laman “slashgear,” Selasa, 01 Agustus.

Seperti ditulis lebih lanjut oleh “slashgear,” Apple sedang mendorong pengembangan teknologi Augmented Reality  atau dikenal dengan AR.

Beberapa waktu lalu, pabrikan ini merilis development platform bernama ARKit bagi developer yang ingin menambah fungsi AR ke aplikasi.

Itu dari sisi software.

Lantas,  bagaimana dengan aspek hardware dari AR?

Apple agaknya sedang menyiapkan perangkat berupa kacamata pintar

Wujudnya terkuak dalam dokumen paten yang baru-baru ini dipublikasikan.

Layaknya perangkat AR, kacamata pintar dalam dokumen paten Apple memiliki “kaca semitransparan” yang bisa menampilkan aneka data di atas segala macam benda yang sedang dilihat si pengguna.

Dalam hal tersebut cara kerjanya mirip dengan perangkat Google Glass, tapi ada hal lain berupa teknologi yang sedikit mirip dengan “touchscreen”, seperti diuraikan lebih lanjut oleh”slashgear”

Berbekal kamera khusus, kacamata pintar Apple disebutkan mampu mengenali benda yang sedang ditujuk oleh jari pengguna.

Jadi, misalnya pengguna menunjukkan jari ke sebuah lukisan, kacamata Apple dapat mengidentifikasi dan menyajikan informasi tambahan tentang lukisan dimaksud.

Dokumen paten menyebutkan bahwa sang kacamata pintar bisa bekerja tanpa butuh terkoneksi ke smartphone.

Namun, ada juga deskripsi ponsel iPhone yang punya kemampuan AR serupa dengan memanfaatkan kamera belakang.

Tentu, layaknya perangkat yang masih berupa paten, masih belum jelas kapan sang kacamata pintar akan siap dipasarkan. Itu pun kalau benar-benar mewujud dalam bentuk produk final.

Mengingat kacamata pintar ini lantas banyak orang kembali mengenang Google Glass

Apakah Anda masih ingat dengan Google Glass?

Perangkat ini sempat menimbulkan kontroversi sebelum akhirnya “mati suri”. Lama tak terdengar, belakangan sang kacamata pintar lahir kembali.

Tapi kali ini ada yang beda dari Glass.

Alih-alih ditujukan untuk konsumen umum, Google Glass yang sekarang mengusung embel-embel Enterprise Edition dimaksudkan bagi sektor perusahaan, khususnya para pekerja di industri manufaktur.

Google Glass Enterprise Edition sudah digunakan oleh lebih dari lima puluh perusahaan dari berbagai sektor di Amerika Serikat, termasuk Boeing, Volkswagen, DHL, Sutter Health, dan Agco.

Para pekerja yang mengenakan Google Glass bisa memakai teknologi augmented reality perangkat tersebut untuk hal-hal seperti menampilkan animasi berisi instruksi manual dan panduan, langsung di layar yang ditempatkan di depan mata.

Dengan begitu, efisiensi kerja diklaim bisa meningkat.

“Para pekerja di berbagai bidang, seperti manufaktur, logistik, field services, dan kesehatan terbantu mengakses informasi dengan wearable device saat tangan mereka sedang sibuk,” kata Jay Kothari, pimpinan proyek Glass di bawah Alphabet, perusahaan Induk Google.

“Itulah sebabnya dalam dua tahun terakhir kami bekerja sama dengan jaringan berisi lebih dari tiga puluh partner untuk membangun software dan solusi bisnis custom untuk Glass,” lanjut dia).

Alphabet turut menerapkan perubahan desain di Google Glass Enterprise Edition supaya lebih ringan dan nyaman dipakai dalam waktu lama. Umur baterainya juga diperpanjang.

Unit kamera di Google Glass Enterprise Edition tak lupa dipercanggih, naik dari lima megapiksel menjadi delapan megapiksel.

Sebuah lampu indikator berwarna merah kini akan menyala saat Glass merekam video.

Salah satu kontroversi soal Google Glass di kalangan konsumen dulu memang menyangkut potensinya untuk dipakai mengambil gambar secara diam-diam.

Dengan adanya lampu yang menyala, kemungkinan itu bia diminimalisir.

Harga Glass Enterprise Edition pun masih belum dijelaskan, tapi kabarnya dipatok antara seribu tiga ratus dollar AS hingga seribu lima ratus dollar AS per unit, tergantung jumlah perangkat yang dibeli.

Penjualan awalnya diperkirakan sudah “ratusan” unit. Namun, kebanyakan pelanggan masih coba-coba.

Tags : slide