close
Nuga Tekno

WhatsApp Bukan Pesan Instan Terbaik

Dengan lebih dari satu miliar pengguna, WhatsApp mendominasi sebagai aplikasi pesan instant.

Ya, begitu banyak orang bergantung pada WhatsApp untuk berkomunikasi.

Jadi tak heran, ketika terjadi gangguan pada WhatsApp, banyak yang menjerit, seolah tak bisa hidup tanpa WhatsApp.

Apakah WhatsApp aplikasi pesan instan terbaik?

Jawabannya, tidak.

Masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari WhatsApp.

Ada beberapa  kelemahan WhatsApp jika dibandingkan dengan para pesaingnya, seperti  ditulisi Business Today, Jumat

Salah satu alasan utama di balik kesuksesan WhatsApp adalah kemampuannya untuk bisa mengirim foto secara langsung.

WhatsApp bisa melakukannya dengan melakukan compressing (kompresi) terhadap konten. Kompresi ini sebenarnya tidak merusak file gambar.

Namun setelah sejumlah update, dalam beberapa kasus, foto-foto yang dikirim lewat WhatsApp menjadi blur, tidak jelas bahkan pecah.

Sebelumnya, foto yang dikirim lewat WhatsApp dikurangi resolusinya renda dari resolusi aslinya.

Perlu diingat, WhatsApp membuat nomor telepon kita bisa terakses publik dan memunculkan sejumlah masalah terkait privasi.

Dengan demikian, mudah bagi sembarang orang untuk mendapatkan nomor telepon pribadi kita melalui WhatsApp.

Akan lebih baik jika WhatsApp menggunakan nama pengguna dan menghubungkannya dengan nomor telepon, seperti cara DNS bekerja.

Buat kalian yang punya dua smartphone, tablet atau PC, in akan menyulitkan, karena WhatsApp hanya bisa diaktifkan di satu perangkat.

Keberadaan WhatsApp web terbilang sia-sia, karena keterbatasan ini juga berlaku di WhatsApp untuk perangkat laptop tersebut.

Bandingkan dengan Facebook atau Hangouts milik Google, keduanya bisa digunakan di beberapa perangkat sekaligus secara independen.

Telegram lebih unggul dalam hal ini. Aplikasi messenger ini bisa digunakan di semua perangkat kalian secara bersamaan, sehingga pesan tersinkronisasi dengan mulus ke semua perangkat.

Chat log atau transkrip percakapan WhatsApp disimpan di SD card dan bisa dengan mudah dibaca aplikasi lain, mengingat sebagian besar orang akan memberikan akses ke semua aplikasi di ponsel mereka.

Perlu diketahui, database WhatsAppp adalah database SQLite3 yang bisa diubah ke format Excel untuk lebih mudah diakses.

Belakangan, WhatsApp menggunakan enkripsi untuk mengubah database, sehingga tidak bisa lagi dibuka dengan SQLite. Namun, database itu masih bisa dibuka menggunakan sederet script python sederhana.

Ketika kalian memberikan ponsel ke seseorang, tidak ada jaminan orang itu tidak akan kepo pesan WhatsApp di ponsel kalian, termasuk foto pribadi (jika ada)

Banyak aplikasi pesan instan yang sudah membenamkan otorisasi sidik jari, namun fitur ini belum tersedia bagi pengguna WhatsApp.

Namun kabarnya, baru-baru ini WhatsApp Beta untuk iOS sudah punya fungsi otentikasi dengan sidik jari. Jika fungsi ini nantinya ada untuk semua pengguna WhatsApp, maka kelemahan yang terakhir ini terjawab oleh WhatsApp.

Selain itu, WhatsApp sedang menggarap mekanisme otentikasi menggunakan sidik jari untuk aplikasi WhatsApp di Android. Ini akan jadi salah satu fitur baru WhatsApp.

Fitur WhatsApp ini pertama kali ditemukan setelah WhatsApp merilis update WhatsApp for Android 2.19.3 untuk Beta Program di Google Play. Metode otentikasi terbaru ini akan memanfaatkan aplikasi pengunci perangkat pihak ketiga yang cukup populer bernama redundant.

Nantinya, WhatsApp akan menambahkan section baru di aplikasinya yang memberikan opsi mengaktifkan fitur fingerprint.

Ketika fitur ini tersedia untuk semua pengguna, mereka harus membuktikan identitas mereka setiap kali membuka aplikasi WhatsApp.

Dengan demikian, mekanisme otentikasi sidik jari ini akan menambah lapisan keamanan bagi pengguna WhatsApp. Fitur ini juga rencananya akan hadir di WhatsApp untuk iOS.

Ditulis dari WABetaInfo,, sejauh ini fitur tersebut masih dalam progres dan perlu pengembangan lebih lanjut.

Sebelumnya, WhatsApp pernah mengembangkan fungsi serupa, yakni mekanisme otentikasi Face ID dan Touch ID untuk WhatsApp di iOS. Sayangnya, mekanisme ini pada akhirnya tak bisa berfungsi.