close
Nuga Tekno

Ada Teknologi Dahsyat di Galaxy S6

Samsung dikabarkan sedang mengembangkan “jeroan” atau dukungan teknologi paling “dahsyat” untuk perangkat Galaxy S6 di markas besarnya di Korea Selatan. Bocoran spesikasi Galaxy S6 yang segera beredar itu, menurut GSM Arena, Rabu 05 November 2014, berupa layar quad-HD seperti yang ada pada Galaxy Note 4.

Aspek lain yang disinyalir juga sama dangan Galaxy Note 4 adalah kamera, di mana Galaxy S6 disebutkan bakal turut memakai sensor bikinan Sony. Tapi masih belum diketahui apakah Samsung akan memilih sensor enam belas megapixel atau dua puluh megapixel.

Di bagian muka akan tertanam unit kamera sekunder dengan resolusi lima megapixel, sama dengan yang ditemukan pada seri ponsel Galaxy A.

Jeroannya sendiri mencakup prosesor Exynos 7420 yang merupakan chip mobile 64-bit pertama dari Samsung, dengan empat core Cortex-A57 dan empat core Cortex-A53.

Akan ada versi lain dari Galaxy S6 yang dibekali prosesor Qualcomm, kemungkinan tipe Snapdragon 810 yang juga mengusung dukungan 64-bit high-end.

Samsung disinyalir akan meninggalkan media internal berkapasitas 16 GB. Jadi, Galaxy S6 bakal memiliki pilihan kapasitas media internal mulai 32 GB. Boleh jadi akan ada pula varian 64 GB dan 128 GB.

Galaxy S6 dipanggil dengan kode sandi “Project Zero” di kalangan internal Samsung. Ini karena perangkat itu kabarnya benar-benar dirancang dari nol, baik dari segi desain maupun kemungkinan materi yang digunakan.

Dalam berita lainnya dikabarkan, Samsung juga mempertahankan tren smartphone bongsor seiring dengan semakin condongnya preferensi konsumen ke arah perangkat dengan layar lebar.

Yoo Yong Kim, seorang pejabat Samsung, mengklaim bahwa pihaknya terus mendorong tren “smartphone” bongsor setelah untuk pertama kalinya lewat produk Galaxy Note pada 2011.

“Ketika Galaxy Note pertama dirilis, konsumen masih belum familiar dengan layar lebar. Tapi nyatanya perangkat ini banjir peminat,” ujar Kim

Para pabrikan gadget lain pada awalnya mencibir Galaxy Note yang terlihat bak smartphone raksasa dengan bentang layar lima koma tiga inci. Ponsel yang dirilis pada tahun itu rata-rata memang mengusung ukuran layar pada kisaran empat inci, termasuk produk Samsung sendiri di luar Galaxy Note.

Lambat laun, semakin jelas bahwa ukuran layar lebar Galaxy Note ternyata memang disukai konsumen. “Para pabrikan lain berhenti tertawa ketika mereka melihat minat orang-orang terhadap produk kami. Mereka lalu mulai ikut membuat produk sejenis,” lanjut Kim.

Tiga tahun kemudian, Galaxy Note telah memasuki generasi ke-empat. Ukuran layarnya pun bertambah bongsor hingga kini mencapai lima koma tujuh inci. Kim dengan bangga mengatakan bahwa lini produk tersebut telah menciptakan kategori baru di ranah gadget mobile, yaitu phablet yang berada di antara smartphone dan tablet.

Kini Galaxy Note tak lagi sendiri karena banyak produsen gadet lain yang telah menelurkan produk serupa. Sebut saja Apple tadi, yang September lalu baru terjun ke ranah “phablet” melalui iPhone 6 Plus.

Namun, pihak Samsung percaya diri bahwa Galaxy Note akan tetap dilirik konsumen lantaran menawarkan sejumlah kelebihan. Senior Product Marketing Samsung Mobile Indonesia Febri Rusli mencontohkan pena stylus S Pen yang telah menurutnya menjadi ciri khas seri phablet Galaxy Note sekaligus produk ikonik di dunia gadget.

“S Pen ini terus menerus dikembangkan. Pada Galaxy Note 4, sensitivitasnya dua kali lebih tinggi dibandingkan S Pen generasi sebelumnya,” ujar Febri ketika ditemui seusai acara.

Seri phablet Galaxy Note pun, menurut Febri, telah berhasil membuat nama Samsung menjadi lekat dengan citra ponsel layar lebar. “Orang juga tahu kalau yang gede-gede itu bagusnya Samsung,” pungkasnya.

sumber: GSM Arena