close
Nuga Sport

Skandal Ban, Mercedes Dihukum Ringan FIA

Ferarri berang dan meradang atas hasil sidang pengadilan FIA yang dilaksanakan di Paris, Perancis, selam dua hari, untuk memeriksa kasus terkait skandal ujui coba ban Mercedes dan Pirelli yang berlangsung diam-diam menjelang Grand Prix Formula One di Monaco.

Ferarri dan McLaren yang merasa dicurangi oleh Mercedes dan produsen ban yang menyuplai kebutuhan balapan F1, meminta FIA melakukan pemeriksaan atas skandal itu. Ferrari menilai keputusan itu membingungkan, karena Mercedes hanya mendapatkan hukuman berupa teguran dan larangan mengikuti tes untuk pebalap muda di Formula One, yang akan berlangsung bulan depan.

Meski Ferrari tidak mengeluarkan komentar resmi mengenai hasil persidangan tes diam-diam Mercedes dan Pirelli itu, Tim Kuda Jingkrak menggunakan sebuah kolom di ‘Horse Whisperer’ untuk mengekspersikan keberangannya mengenai hasil sidang itu.

“Hal ini agak membingungkan untuk sedikitnya melihat pihak yang bersalah bisa lolos dari hukuman untuk hasil sidang yang keluar atas tindakan memberikan keuntungan secara tidak adil dalam kegiatan olahraga,” demikian pernyataan kolom itu.

“Jangan bilang kepada saya tes yang dilakukan selama tiga hari di Sirkuit Catalunya sama dengan yang dilakukan sembilan tim lain di Silverstone dengan menggunakan pembalap muda di belakang kemudi, di mana cuacanya masih bisa berubah bahkan dalam cuaca yang tinggi,” lanjut pernyataan itu.

“Dan bagaimana jika seluruh kejadian ini terjadi setelah tes pembalap muda, kemudian apa hukuman untuk itu? Apakah Mereka akan dilarang makan malam pada akhir tahun?,” cetus Ferrari, dikutip dari Autosport.

Dalam keputusan pengadilan FIA yang berlangsung di Paris dan dihadiri oleh seluruh komite eksekutif, Mercedes hanya mendapatkan teguran dan hukuman pembalap mudanya tidak boleh mengikuti tes Formula One.. Mercedes menerima hukuman itu dan tidak akan melakukan banding. Tim asal Jerman itu mengatakan hukuman yang diberikan sebanding.

Sidang yang dilakukan Komisi Disiplin Federasi Otomotif Internasiona di Paris, ternyata, tidak memberikan hukuman berat kepada Mercedes dan Pirelli karena melakukan tes ilegal selama tiga hari di Barcelona, bulan Mei lalu.

FIA tidak memberi hukuman berat bagi Mercedes dan Pirelli karena melakukan tes ban saat musim balap masih berjalan. FIA hanya memberikan hukuman berupa teguran kepada kedua pihak tersebut.

Mercedes rupanya tidak mau melakukan banding atas hasil persidangan di Paris itu. Tim yang bermarkas di Woking itu menyatakan menerima keputusan dan merasa itu merupakan sebuah keputusan yang adil.

“Keputusan yang dikeluarkan oleh persidangan internasional mengatakan tim kami bertingkah baik selama persidangan, kami dianggap tidak berniat untuk mengambil sebuah keuntungan dan tidak memiliki alasan untuk percaya sudah mendapatkan ijin untuk melakukan tes bersama Pirelli,” demikian pernyataan Mercedes.

“Mercedes menerima hukuman yang sebanding itu berupa teguran dan tidak bisa mengikuti tes untuk pembalap muda yang sudah diputuskan oleh persidangan tersebut,” lanjut pernyataan itu, diberitakan Autosport.

“Mercedes ingin sekali lagi menegaskan sudah menjalani proses hukum yang tepat dan memuji FIA untuk prinsip badan disiplin yang independent. Tim ingin mengucapkan terima kasih kepada persidangan internasional dan presiden untuk mendengar dengan adil selama sidang kemarin.”

Sebelumnya, Mercedes dan Pirelli mengaku mendapatkan ijin dari FIA untuk menjalani tes menggunakan ban musim 2013 setelah balapan di Spanyol. Namun, berita itu langsung dibantah oleh FIA dalam persidangan di Paris, hari ini.

Selain itu, FIA mengklaim bahwa bahwa setiap indikasi persetujuan Mercedes harus menggunakan mobil saat ini oleh direktur perlombaan F1 Charlie Whitting adalah ‘tidak relevan’. FIA mencoba untuk menjelaskan alas an membawa masalah ini ke persidangan internasional.

Dan dengan salah satu isu kunci dari kasus tersebut diyakini berhubungan dengan persetujuan itu mungkin datang dari Whitting, perwakilan hukum FIA Mark Howard QC menegaskan hanya World Motor Sport Council akan memiliki hak untuk mengabaikan aturan.

“Apakah atau tidak Whitting setuju, itu tidak relevan, karena tes dalam kaitannya dengan Pasal 22 adalah pelanggaran, kecuali [perubahan peraturan] diberikan oleh World Motor Sport Council,” kata Howard, diberitakan Autosport.

Howard menjelaskan, Whitting pertama kali mendapatkan telepon dari tim manajer Mercedes, Ron Meadows pada 2 mei mengenai kemungkinan untuk menggunakan mobil 2013. Selanjutnya, perbincanngan itu di follow-up oleh tim principal Ross Brawn.

“Whitting mendapat pertanyaan umum dan non-spesifik – pertanyaan umum tentang diperbolehkannya menggunakan mobil untuk musim 2013. Respon awal adalah tes tersebut akan sesuai dengan Pasal 22 memberikan tujuannya adalah buar Pirelli untuk menguji ban dan dia akan memeriksanya,” tambahnya.

Tags : slide