close
Nuga Sport

“Saya Tak Remehkan Lorenze dan Marc”

Valentino Rossi bertekad untuk tampil lebih impresif di paruh kedua MotoGP musim ini untuk mengukuhkan dirinya tetap berada di puncak klasemen, dan finis di posisi pertama, hingga akhir lomba untuk mengkuhkan gelar kesepuluhnya.

Rossi, kepada “crash,” Selasa, 21 Juli 2015 tak menyembunyikan ambisinya untuk kembali mendulang sukses jelang tampil di paruh kedua MotoGP 2015.

Pembalap berjuluk The Doctor berharap dapat mengulangi kesuksesan yang ditorehkan di paruh pertama musim ini serta paruh kedua musim lalu.

Musim lalu, Rossi hanya sanggup meraih dua kemenangan.

Dua kemenangan itu ditorehkannya di paruh kedua musim, tepatnya di Sirkuit Misano dan Phillip Island.

Praktis di paruh kedua musim lalu, dari sembilan race yang dilombakan, Rossi hanya sekali tak finis di posisi podium kala membalap di Aragon.

Saat itu ia terjatuh dan berakibat gagal finis. Jika melihat tren apik di paruh pertama musim dan paruh kedua musim lalu, peluang rider gaek ini menjadi yang terbaik di MotoGP 2015 terbuka lebar.

“Paruh kedua musim tahun lalu berjalan sangat baik bagi saya. Saya pikir kami sedikit lebih baik tahun ini karena memiliki mesin yang lebih baik. Saya percaya bahwa kami bisa bersaing untuk meraih kemenangan,” jelas Rossi seperti mengutip Speedweek, Selasa, 21 Juli 2015.

Untuk mewujudkan ambisinya ini, Valentino mewaspadai potensi yang bisa diberikan dua pesaing utamanya di MotoGP 2015, yakni Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.

Rossi menilai tiga race awal di paruh kedua MotoGP merupakan sirkuit yang disukai Lorenzo dan Marquez. Hal itu praktis bakal menyulitkan Rossi guna meraih kemenangan di sana.

Ya, tiga race pembuka di paruh kedua MotoGP bakal berlangsung di Sirkuit Indianapolis, Brno dan Silverstone. Contoh teranyar pada musim lalu, Lorenzo selalu finis di posisi dua di ketiga sirkuit tersebut. Sementara Baby Alien –julukan Marquez– sanggup meraih kemenangan di Indianapolis dan Brno.

Tentu hasil itu bisa dijadikan patokan bagi Rossi guna mewaspadai dua pembalap penuh potensi tersebut.

Jika tak waspada, bukan tak mungkin keunggulan poin dari Lorenzo serta Marquez bisa dipertipis atau bahkan disusul keduanya.

“Saya pikir saya akan melalui tiga sirkuit yang mana sangat disukai Marc dan Jorge. Tahun lalu saya meraih hasil bagus di Indy, selanjutnya di Brno dan yang pasti kami harus menunggu,” jelas Rossi seperti mengutip Speedweek.

“Di Silverstone Marc dan Jorge juga sangat kuat. Kemudian di Misano, di mana saya sangat nyaman bisa membalap di sana. Sementara di Aragon saya tak terlalu yakin,” tutup juara tujuh kali MotoGP.

Rossi secara khusus mengungkapkan takkan akan meremehkan Marquez. The Doctor menilai meski masih unggul enam puluh lima angka dari Marquez, bukan berarti rider asal Spanyol itu tak memiliki peluang untuk melewati perolehan poinnya.

“Anda harus mengkhawatirkan tentang Marquez dan tak boleh meremehkan dirinya sama sekali. Meski saat ini saya unggul angka darinya, Marquez tetaplah pembalap kuat,” jelas Rossi seperti mengutip La Gazzeta dello Sport, Selasa.

“Ia bisa dengan mudah meraih kemenangan, meski Yamaha tengah dalam performa terbaik,” urai tujuh kali peraih titel MotoGP.

Selain Marquez, Rossi berharap mampu menekan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, hingga MotoGP musim ini selesai diselenggarakan.

Memberi tekanan kepada Lorenzo, terutama secara psikologis menjadi hal wajib bagi Rossi. Sebelumnya, rider kelahiran Kota Urbino dikenal sebagai pembalap yang kerap memberi tekanan kepada pesaing-pesaingnya seperti Max Biaggi dan Sete Gibernau.

Hasilnya setelah memberi tekanan kepada keduanya? Rossi sanggup menjadi yang terbaik di dunia. Padahal, usia Rossi saat itu tertinggal jauh dari kedua pembalap tersebut. Saat ini, Rossi unggul tiga belas poin dari rekan setimnya itu.

Jika tak waspada, bukan tak mungkin X-Fuera –julukan Lorenzo– bakal melewati Rossi di paruh kedua musim nanti.

“Fakta bahwa saya menyelesaikan paruh musim di atas Lorenzo praktis telah memberikan tekanan psikologis kepadanya,” tegas Rossi seperti mengutip Marca.

“Sekarang, Lorenzo berada paling dekat dengan saya dan ini tentu bisa mengacaukan segalanya. Saya harus tetap menempatkannya di bawah tekanan,” urai juara dunia di empat kelas berbeda.

Tags : slide