close
Nuga Sport

Rossi Ingin Juara di Kampungnya, Misano

Valentino Rossi akan membalap dengan “hati” di ujung pekan ini, di “kampung” halamannya, MotoGP San Marino, Misano, dan menyatakan akan memberikan hiburan spesial bagi publiknya dengan menggapai podium.

Sirkuit Misano, MotoGP San Marino, berada tak jauh dari rumahnya. Hanya beberapa mil. Dan ia dibesarkan di Misano ketika memulai balapan di usia juniornya. Di Misano pula ia memiliki kesempatan bertemu dengan keluarga dan teman dekat.

“Saat balapan sampai di Misano, saya selalu gembira. Buat saya ini balapan yang spesial. Pertama, karena jaraknya hanya sepuluh kilometer dari rumah saya di Tavullia dan di sinilah keluarga dan seluruh teman juga seluruh fans. Kedua, Misano adalah trekku, saya mencintai tempat ini,” sahut Rossi dalam konferensi pers jelang MotoGP San Marino.

Rossi datang ke Misano sebagai penghuni posisi tiga klasemen. Cuma terpaut sepuluh poin dari Dani Pedrosa yang ada di urutan dua, The Doctor bisa saja menggeser posisi pebalap Honda itu usai balapan yang digelar Minggu, 14 September 2014 mendatang.

Musim lalu di tempat yang sama Rossi cuma bisa finis di posisi keempat. Dia tertinggal 15 detik dari Jorge Lorenzo yang jadi pemenang.

“Kami akan mencoba menyiapkan motor sebaik mungkin, sejak hari pertama. Saya ingin terus berada di depan dan bersaing dengan Jorge serta Marc.”

“Di Silverstone saya kembali naik podium dan di sini saya ingin meraih hasil serupa. Saya akan melakukan yang terbaik. Saya harap cuacanya baik, bahkan sejak latihan pertama. Sangat penting untuk bekerja dalam kondisi lintasan kering untuk menyiapkan motor. Saya siap untuk balapan di Misano,” tuntasnya seperti diberitakan Crash.

Dalam pertemuannya dengan wartawan itu, Valentino Rossi juga mengungkapkan targetnya di sisa kompetisi musim ini. Pebalap Yamaha itu bertekad menjaga posisinya dari Jorge Lorenzo, seraya mencoba menyalip Dani Pedrosa.

Pasalnya, niscaya tidak mungkin lagi bagi pebalap manapun untuk menggagalkan Marc Marquez dalam mempertahankan titelnya. Dengan koleksi 288 poin, Marquez, jika kembali menang di Misano pada akhir pekan ini, maka pebalap Honda itu akan mengunci titelnya di Aragon pada 28 September.

Pertarungan ‘sebenarnya’ kini terjadi pada trio Pedrosa, Rossi, dan Lorenzo untuk berebut posisi terbaik kedua. Rossi saat ini menghuni peringkat ketiga dengan selisih 10 poin dari Pedrosa dan unggul 32 poin dari Lorenzo.

Musim 2014 tinggal menyisakan enam balapan. Rossi akan mencoba mewujudkan misinya itu mulai di San Marino..

“Kami punya sebuah tantangan besar di depan kami dari sekarang hingga akhir musim karena aku berada di depan Jorge di klasemen, tapi dia pastinya akan berusaha mengejar dan dia semakin kuat ,” ucap Rossi kepada Motogp.com.

“Lalu kami juga harus mencoba mengalahkan Dani Pedrosa. Dia tidak jauh dari posisiku di klasemen. Itu adalah target-target yang kami tetapkan untuk sekarang,” imbuh ‘The Doctor’.

Valentino Rossi mengalami masa-masa seret keberhasilan selama dua tahun memperkuat Ducati. Kendati demikian, pebalap yang kini membela Yamaha itu, mengaku tak menyesali kepindahannya itu.

Setelah tujuh tahun pertama di tim ‘Garpu Tala’ dengan gelimangan gelar, Rossi mencoba peruntungannya ke Ducati, tim pabrikan dari negaranya sendiri, Italia. Hasilnya? sangat mengecewakan.

Selama menunggangi Ducati, belum sekalipun Rossi mereguk kemenangan. Di musim pertamanya, hasil terbaik ‘The Doctor’ cuma sekali naik podium ketiga di Prancis sedangkan di tahun berikutnya Rossi dua kali menjadi runner-up di Prancis dan San Marino.

Usai periode yang membuat frustrasi itu, Rossi ‘menyerah’ dan menerima tawaran kembali ke Yamaha. Meskipun, baru sekali kemenangan diukir dia di Belanda 2013 menyusul penampilan luar biasa prima dari pebalap Honda, Marc Marquez.

“Sejujurnya, aku idak pernah menyukai ini,” ungkap Rossi di Misano. “Aku selalu bilang bahwa aku tidak pernah menyesal untuk mencoba dengan Ducati, terutama karena penting untuk mencoba.”

“Kepindahan itu memang sebuah pertaruhan besar, tapi jika aku bisa menang dengan Ducati — pebalap Italia dengan motor Italia juga — itu akan sangat penting dan sangat hebat.”

“Sayang sekali, kami tidak bisa mencapai hasil yang sesuai harapanku. Tapi aku tidak pernah menyesal pernah membuat pilihan itu,” tandas pebalap berusia 35 tahun ini.