close
Nuga Sport

Rossi Enggan Diunggulkan di Mugello

Valentino Rossi menepis prediksi tentang posisi yang diunggulkaan di Sirkuit Mugello, dan tetap menganggap persaingan di antara pebalap akan seimbang, terutama dari Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.

Bahkan ia memberi pendapat bahwa Andrea Dovizioso juga memiliki kesempatan yang sama memenangkan lomba.
Rossi kepada “crash,” 29 Mei 2015, enggan membuat hitung-hitungan tentang lomba yang akan berlangsung Minggu, 31 Mei 2015..

Dari lima balapan yang telah berlangsung Rossi tak pernah absen dari podium dengan dua kemenangan, dua finis kedua, dan satu kali berada di posisi tiga.

Akan tetapi, keunggulan Rossi itu belakangan dikikis oleh rekan setimnya sendiri, Jorge Lorenzo, yang mampu memenangi dua balapan terakhir. Lorenzo kini berada di posisi dua dengan tertinggal limabelas poin saja dari Rossi.

“Aku pikir ketika Anda bisa melakukan hitung-hitungan pada kejuaraan di tiga balapan terakhir. Bukan sebelumnya. Sebelum itu Anda harus berusaha meraih hasil semaksimal mungkin dalam setiap balapan,” ucap Rossi di Crash.com.

“Juga karena Jorge sudah memangkas selisih lima belas poin terhadapku dalam balapan-balapan terakhir, jadi jaraknya tidak jauh. Tetapi sekarang seperti ini: setiap pekan berusaha semaksimal mungkin naik podium.”

“Sudah pasti target pertama adalah menang dan jika tak memungkinkan maka meraih poin. Sebelum mulai memikirkan tentang keunggulan di kejuaraan, aku pikir Anda harus lebih dulu sampai ke dua atau balapan terakhir,” bebernya.

Menjelang lomba di Mugello, rasa percaya diri memang sedang menyelimuti Valentino Pembalap Yamaha tersebut pun berharap tak mengulangi “dosa” yang ia ciptakan di seri sebelumnya.

Balapan MotoGP seri Italia dijadwalkan bakal berlangsung di Sirkuit Mugello, Minggu 31 Mei 2015 malam WIB, dengan Rossi sebagai kandidat terkuat peraih juaranya. Alasannya, The Doctor bakal tampil di hadapan pendukungnya sendiri di seri tersebut.

Melihat kondisi itu lantas mendapatkan komentar langsung dari Rossi jelang bergulirnya balapan.
Ia menegaskan bahwa tak ingin melakukan kesalahan yang dialaminya saat mentas di Sirkuit Le Mans beberapa waktu lalu.

“Ketika melakukan balapan di Le Mans saya mengalami sedikit kesulitan. Namun, saya masih mampu bertahan, dan sukses menyudahi race di posisi kedua. Di Mugello kami tak boleh membuat kesalahan seperti itu, dimulai sejak latihan bebas pertama. Kami akan bekerja keras untuk menjadikan ini akhir pekan yang baik,” kata Rossi, seperti dimuat MCN News, Jumat, 29 Mei 2015.

Tentang kelemahannya di babak latihan bebas dan kualifikasi, menurut Rossi, bukan berarti menutup peluangnya meraih kemenangan.

Dari lima seri yang sudah dilangsungkan musim ini, tak sekalipun pembalap “gaek” itu meraih pole position atau start dari posisi terdepan

Hasil buruk di babak kualifikasi dibalasnya dengan raihan optimal di race sesungguhnya. Dari lima race, mantan pembalap Repsol Honda itu meraih posisi satu, tiga, satu, tiga dan dua.

Untuk itu, race selanjutnya yang diselenggarakan di Mugello bakal dimanfaatkan Rossi guna tampil maksimal dari babak kualifikasi. Apalagi, rekan setim sekaligus rivalnya, Jorge Lorenzo, kerap meraih hasil memukau di sesi penentuan posisi start.

“Saya tidak pernah tampil kuat di babak kualifikasi. Saya terlihat lebih kuat saat tampil di latihan di normal. Namun, bagaimana pun ini merupakan peraturan dan berlaku untuk semua orang,” jelas Rossi seperti mengutip Crash, Jumat, 29 Mei 2015

“Di dua balapan terakhir saya terlalu memaksakan di sesi latihan bebas karena saya pikir telah melakukan beberapa kesalahan. Jadi, penting bagi saya untuk memulai balapan dari dua baris pertama,” sambungnya.

“Banyak pembalap yang tampil cepat sejak lap pertama, termasuk Jorge Jika ia memulai balapan dari depan, ia akan memiliki ritme yang sangat kuat dari tikungan pertama. Untuk itu, saya akan berjuang untuk finis di barisan depan,” urainya.

Terkait dengan musuh tersulitnya di race dalam kurun enam hingga tujuh tahun terakhir., menurut Rossi, rekan setimnya Jorge Lorenzo

Rossi dan Lorenzo kerap bersinggungan. Puncaknya pada enam tahun lalu, saat itu Rossi dan X-Fuera –julukan Lorenzo – berulang kali terlibat persaingan sengit di lintasan balap.

Salah satunya terjadi di Sirkuit Katalunya. Saat itu, Rossi yang masih tiga puluh tahun menampilkan performa membalap yang luar biasa meski melawan Lorenzo yang usianya delapan tahun lebih muda. Di akhir balapan, Rossi keluar sebagai kampiun dan bisa dibilang itu menjadi awal perseteruan dua bintang lomba balap motor paling prestisius tersebut.

“Saya berada satu tim dengan Jorge sejak tujuh tahun lalu. Namun, saya pikir persaingan tersengit terjadi pada enam tahun lalu, di mana kami sangat dekat dan tampil bagus di beberapa balapan,” jelas Rossi seperti mengutip Crash, Jumat.

“Setelah bersaing ketat, kami melanjutkannya pada lima tahun lalu. Namun sayang, saya menderita cedera lengan dan kemudian pindah ke Ducati. Sekarang saya telah kembali. Saya pikir sulit bersaing dengan rekan setim,” sambungnya.

“Atmosfer di tim bagus. Kami memiliki hubungan yang baik, saling menghormati baik di dalam maupun luar lintasan. Namun, semua orang tahu bahwa rekan setim merupakan musuh utama,” urai pembalap kelahiran Urbino, Italia.

mcn, crash dan motogp.com

Tags : slide