close
Nuga Sport

MottoGP Pekan Ini Bergeser ke Aragon

Balapan MotoGP akhir pecan ini akan bergeser ke Sirkuit Aragon Dan di sirkuit ini pula pebalap-pebalap asal Spanyol menjadi penguasa

Sejak enam tahun lalu Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez bergantian menjadi kampiun di Sirkuit Motorland Aragon.

MotoGP Aragon yang akan berlangsung Minggu  merupakan seri keempat belas dalam kalender balap musim ini.

Balapan di sirkuit ini sudah berlangsung sejak delapan tahun lalu  sebagai pengganti MotoGP Hungaria.

Casey Stoner tampil sebagai juara dengan tunggangan yang berbeda di awal balapan Aragon .

Dominasi pebalap Spanyol dimulai pada musim balap  enam tahun lalu ketika Dani Pedrosa tampil sebagai juara.

Setahun berselang giliran Marc Marquez yang menjalani debut di ajang MotoGP tampil sebagai pemenang di Aragon sekaligus mempermulus langkah Baby Alien meraih gelar juara dunia MotoGP yang pertama.

Seperti tidak ingin kalah dari dua kompatriotnya, Jorge Lorenzo menjadi pebalap yang finis pertama pada MotoGP Aragon empat tahun silam kendati Marquez yang tampil sebagai pole sitter.

Kejadian pada MotoGP Aragon selanjutnya lebih kurang mengulangi kejadian setahun sebelumnya ketika Lorenzo kembali mengalahkan Marquez yang memimpin start.

Pada MotoGP Aragon dua musim lalu Marquez tidak mengulang kesalahan. Tampil tercepat pada sesi kualifikasi, Marquez berhasil menjaga konsistensi dan tampil sebagai pemenang.

Tahun lalu Marquez menobatkan diri sebagai pebalap yang paling sering menjadi juara pada MotoGP Aragon setelah berada di podium tertinggi.

Semen tara itu, Valentino Rossi mulai ogah bicara lagi soal peluang nya berburu gelar juara  di Aragon.

The Doctor mengatakan perbedaan antara motor  miliknya dengan dengan Repsol Honda dan Desmosedici Ducati dalam hal teknis amat jauh.

Rossi pun menilai dua pesaingnya itu yang memiliki kans besar untuk menjadi juara musim ini.

“Tentu saja, kami tak perlu lagi membahas soal kemungkinan untuk menjadi juara musim ini. Namun, kami tetap harus fokus dan memberikan yang terbaik,” terang Rossi dikutip dari Tuttomotoriweb.

Posisi Rossi melorot ke peringkat ketiga klasemen sementara musim ini setelah di MotoGP San Marino hanya mampu finis ketujuh. Ia disalip Andrea Dovizioso di peringkat kedua setelah pebalap Ducati itu berhasil memenangkan seri di Sirkuit Misano tersebut.

Rossi yang hanya mengantongi seratus lima puluh satu poin tertinggal tiga angka dari Dovizioso. Namun, The Doctor sendiri tetap tak menyangka masih bisa berada di peringkat ketiga klasemen sementara meski kondisi Yamaha saat ini terpuruk.

“Secara ajaib, kami masih bisa berada di posisi ketiga dalam klasemen [sementara]. Sejujurnya, saya tidak mengerti hal ini masih bisa terjadi.”

“Setidaknya kami masih memiliki satu tujuan. Kami hanya tiga poin di bawah Dovizioso yang sudah menang tiga kali [musim ini]. Kami juga masih di atas [Jorge] Lorenzo dan Maverick Vinales,” ucap Rossi.

Untuk itu, The Doctor menegaskan setidaknya ia tetap meraih poin-poin yang cukup banyak pada seri selanjutnya untuk menjaga posisi.

“Dan, mungkin saja, [saya akan] mencoba dengan sedikit keberuntungan,” ucap Rossi.

Ketidakmampuan Rossi meraih podium puncak di musim balapan MotoGP tahun ini meupakan jawaban dari ketidakcocokannya dengan motor yang ia kenderai.

Mantan juara dunia kelas  Luca Cadalora menilai performa Valentino Rossi yang menurun pada dua musim MotoGP terakhir tidak terlepas dari motor yang dikendarai.

Rossi sudah tidak pernah menjadi juara dalam dua puluh dua seri balap. Setelah menjadi juara pada MotoGP Belanda tahun lalu, pebalap tim Yamaha itu puasa gelar.

Kans Rossi menjadi juara dunia MotoGP in pun menipis setelah berulang kali gagal tampil sebagai juara seri. Capaian terbaik The Doctor pada tahun ini adalah runner up di MotoGP Jerman.

“Jika Anda ingin meraih gelar juara, maka Anda harus memenangi seri. Itu adalah hal yang terbaik yang dapat Anda lakukan. Berada di podium memang bagus, tapi kemenangan adalah hal lain lagi,” ujar Cadalora ketika diwawancarai MotoGP seperti dilansir Tuttomotoriweb.

“Di dalam tim kita memberikan yang terbaik setiap akhir pekan. Terkadang itu tidak cukup, tapi itu adalah kesalahan kami.

Jika kami memberinya motor yang tepat maka dia akan meraih kemenangan,” sambung Cadalora.

Cadalora yang pensiun dari balapan sejak tahun  dua ribu kembali mendekati lintasan balap sebagai pelatih Rossi.

Kerja sama dengan Rossi yang sudah dimulai pada tiga musim lalu membuat Cadalora gembira lantaran bisa membantu pebalap dan bernostalgia dengan masa lalunya sebagai pebalap.

“Ketika Anda bisa menjadi instruktur balapan dan membantu pebalap menjadi lebih cepat, itu menimbulkan rasa senang. Saya berusaha melihatnya dari luar. Saya mengatakan apa yang saya lihat,” kata Cadalora.

“Saya bertemu dengan Valentino tiga tahun lalu di Misano. Sejak saat itu dia merasa saya bisa memberi bantuan. Saya menjadi pelatih balapnya, saya sangat senang,” tambah mantan pebalap

Rossi sendiri juga merasa heran dengan posisinya di arena balapan MotoGP musim ini.

Tags : slide