close
Nuga Sport

Marquez Tampil “Low Profile” Musim Ini

Marc Marquez tampil “low profile” di paruh musim MotoGP tahun ini lewat  konsistentensinya yang terukur dan  pencapaiannya ini sangat bertolak belakang ketimbang edisi tahun sebelumnya.

Pada edisi musim lalu, di sembilan seri awal Marquez  tiga kali gagal menyelesaikan balapan.

Sangat kontras dibandingkan dengan hasil di MotoGP tahun ini, Marquez selalu mampu menyelesaikan balapan dan delapan di antaranya finis di posisi podium.

Raihan tersebut membuat Marquez menjadi pembalap paling konsisten, dan di saat yang bersamaan, dua pesaing utama Marquez musim ini yakni Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi masing-masing sudah dua dan tiga kali gagal finis.

Marquez kukuh di puncak klasemen

“Mungkin ini bagian dari kejuaraan. Saya tidak pernah menjadi pembalap tercepat di trek, namun tampil paling konsisten. Hasil musim ini sangat bertolak belakang ketimbang tahun lalu,” jelas Marquez mengutip dari Autosport, Senin, 08 Agustus 2016

Marquez sendiri tak menyangka bisa tampil luar biasa, terutama,  di lintasan basah

Ia menilai, hasil di lintasan basah pada musim ini sangat bertolak belakang dengan edisi lalu.

Tahun lalu, Marquez kerap kesulitan ketika tampil di race yang berlangsung dalam kondisi hujan. Alhasil, beberapa kali Marquez gagal finis dan membuatnya tak mampu menghasilkan poin.

Namun, tidak halnya musim ini. Marquez berhasil finis di posisi dua di Assen dan menjadi kampiun di Sachsenring ketika lintasan sama-sama diguyur Hujan.

Butuh perjuangan memang untuk sukses menaiki podium di dua race tersebut. Di sirkuit Assen, Marquez awalnya menduduki posisi lima saat balapan dihentikan ketika hujan lebat.

Namun ketika balapan dimulai kembali, Marquez berhasil menyodok ke posisi terdepan.

Hal itu terjadi usai pembalap-pembalap yang berada di depannya seperti Valentino Rossi, Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci gagal menyelesaikan balapan karena terjatuh dan mengalami kendala pada motornya.

Marquez pada akhirnya finis di posisi dua setelah dikalahkan Jack Miller. Sementara di Sachensering, Marquez sempat terlempar ke posisi tujuh.

Namun ketika lintasan mulai mengering, Marquez bergegas mengganti ban basah ke kering. Alhasil, Marquez sanggup melewati enam pembalap di depannya untuk memenangi balapan.

“Apa yang terjadi sejauh ini sangat berkebalikan dibandingkan tahun lalu. Musim ini sering sekali balapan berlangsung dalam kondisi basah. Namun, kami mampu melaluinya dengan baik sejauh ini,” jelas Marquez.

Dikesempatan yang sama, Marquez, mengungkapkan rahasia suksesnya menjadi dua kali kampiun kelas MotoGP karena  selalu mendengarkan nasihat dari orang-orang terdekat soal penampilannya

Marquez mengaku dapat memperbaiki performanya dan berhasil tampil brilian sepanjang empat musim tampil di lomba balap motor paling prestisius tersebut..

“Ketika Anda mengalami banyak kesulitan di atas motor, libur musim dingin adalah waktu yang tepat untuk menganalisis kesalahan yang telah diperbuat,” tegas

“Anda harus mendengarkan saran dari sekeliling Anda. Honda telah memberikan saya saran yang baik. Bahkan ketika Anda telah memenangi dua gelar juara, hal yang baik adalah mendengarkan nasihat dari orang lain untuk tetap belajar,” jelas

Namun begitu, Marquez tak ingin terlalu percaya diri menatap putaran kedua

Pebalap asal Spanyol itu justru harus waspada untuk meminimalkan kesalahan yang bisa memperberat perburuan gelarnya.

Marquez tampaknya ingin mencoba mengubah karakter buruknya di lapangan musim ini.

“Saat Anda memimpin dengan jarak seperti saat ini cukup jauh, Anda percaya diri, tapi Anda harus berhati-hati agar tidak terlalu percaya diri,” tuturnya kepada Autosport.

“Untuk itu, kami harus berhati-hati kami baru berada di tengah-tengah musim.”

Menurutnya, apa yang akan terjadi nanti bisa menjadi sebaliknya.

“Akan ada banyak balapan di lintasan basah dan kami harus berhasil,” tuturnya.

Marquez mulai mengurangi kenekatannya dan tak hanya mengandalkan nyali lagi di setiap balapan setelah kecelakaan pada tahun lalu. Saat itu ia mengaku kerap memaksakan kecepatan sehingga motor pabrikan Honda tersebut kehilangan keseimbangan.

Ia menjelaskan, pabrikan dari Jepang juga menjadi bagian untuk menjadikan balapan lebih baik baginya di musim keempat. “Saat Anda berada di motor, amat sulit memikirkan itu (penyebab kegagalan),” tutur Marquez.

Namun, saat Anda di rumah dan meluangkan waktu, itu menjadi lebih baik untuk menganalisis selama satu musim, menganalisis setiap kesalahan.”

Maqrquez juga mengurangi egonya musim ini. “Anda harus mendengar orang-orang di sekitar Anda dan orang-orang di sekitar saya termasuk Honda telah memberikan saran yang bagus dan harus saya ikuti,” ucapnya.

“Bahkan jika Anda memenangkan kejuaraan dua kali, Anda harus mendengarkan orang lain dan mencoba terus belajar.”

Sementara itu, manajer tim Jorge Lorenzo di Movistar Yamaha, Wilco Zeelenberg, memberi pujian untuk pebalap Repsol Honda Marc

“Sepertinya Marquez merupakan pebalap terpintar sejauh ini. Dia juga beberapa kali terjatuh, tapi selalu berada di momen yang tepat,” ujar Zeelenberg seperti dikutip dari Crash.net.

“Ini musim yang aneh dan Anda tidak bisa bilang pebalap mana yang lebih kuat. Marquez unggul  poin, tapi melihat ke belakang, dia juga mengalami kesulitan dan frustrasi di periode yang cukup lama,” sambungnya.

Zeelenberg mengatakan permasalahan utama yang dihadapi Lorenzo musim ini adalah buruknya adaptasi dengan ban Michelin. Lorenzo diklaim Zeelenberg mengalami kesulitan dengan ban depan hujan Michelin.

“Lorenzo mengatakan, ‘Saya tidak bisa merasakan ban. Jika saya memaksakan, saya akan jatuh’. Valentino Rossi tidak sepenuhnya mengalami masalah saat hujan, jadi kami tidak bisa bilang paket motor buruk,” ujar Zeelenberg.

“Seorang pebalap butuh merasakan motor. Dengan gaya membalapnya, Rossi bisa beradaptasi. Sementara gaya membalap Lorenzo tidak mampu menciptakan perasaan yang sama,” ucap Zeelenberg

Tags : slide