close
Nuga Sport

Marquez Tak “Pede” di Puncak Klasemen

Pebalap Utama Repsol Honda, Marc Marquez, digerogoti rasa tidak percaya diri, aau “pede,”  di puncak klasemen MotoGP  setelah menyelesaikan sembilan seri karena adanya ancaman dari Valentino Rossi yang menjanjikan perbaikan performancenya di sembilan seri berikutnya.

Marc Marquez hingga menjelang balapan MotoGP Austria, hari Minggu dua pekan mendatang, msih bereda di posisi satu dan Rossi sendiri beradaa di peringkat tiga dengan selisih lim puluh sembilan angka.

Menurut tulisan terbaru di “crash,” Rabu, 27 Juli 2016, Marquez masih galau untuk bisa mempertahankn keunggulan angkanya dari Rossi.

Marquez lebih menganggap Valentino Rossi sebagai ancaman di paruh kedua musim daripada rekan setim The Doctor di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, yang kini menempati posisi dua klasemen..

Marquez unggul empat puluh delapn  poin atas

Meski memiliki motor yang kurang kompetitif dibanding Yamaha, Marquez bisa memuncaki klasemen sementara berkat penampilan yang lebih konsisten.

Ditanya mengenai persaingan di paruh kedua musim, pebalap muda usia itu mengaku lebih khawatir dengan ancaman Rossi.

“Saya pikir Rossi terlihat sangat kuat. Mungkin tahun lalu Lorenzo terlihat lebih kuat, tapi Rossi tampil lebih konsisten tahun ini. Saya pikir Rossi lebih kuat, dia punya kecepatan lebih bagus tahun ini,” ujar Marquez seperti dikutip dari Marca.

“Saya tidak tahu apa alasannya, apakah itu karena perubahan ban ke Michelin atau faktor lainnya. Tapi, Rossi tampil lebih cepat,” sambung pebalap asal Spanyol tersebut.

Lorenzo mengalami dua kali gagal finis hingga paruh musim. Juara dunia MotoGP tiga kali itu juga selalu kesulitan jika menghadapi balapan di trek basah.

Marquez tidak menganggap Lorenzo dalam kondisi krisis. The Baby Alien yakin kompatriotnya tersebut memiliki kemampuan dan pengalaman untuk bangkit di paruh kedua musim.

“Lorenzo sedang dalam posisi masalah. Tapi, ini bukan kali pertama dia dalam posisi masalah dan kemudian memenangi lima seri beruntun,” tegas Marquez.

Marquez akan berusaha memperlebar jarak dengan Lorenzo dan Rossi saat paruh kedua musim dimulai di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, 14 Agustus mendatang.

Sementara itu, Lin Jarvis, petinggi di Movistar Yamaha, kepada “speedweek,” mengungkapkan  tidak sepenuhnya puas dengan penampilan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di paruh musim ini.

Jarvis mengatakan Rossi dan Lorenzo butuh keberuntungan untuk bisa menggeser Marc Marquez  dari puncak klasemen di paruh kedua musim.

Meski Lorenzo dan Marquez memiliki jumlah kemenangan yang sama hingga paruh musim, namun Marquez tampil lebih konsisten dengan meraih delapan podium dari sembilan seri.

Sementara Lorenzo total hanya meraih lima podium, sedangkan Rossi empat podium termasuk dua kemenangan.

“Anda mungkin berpikir jika meraih lima kemenangan Anda akan memuncaki klasemen, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Saya berharap di paruh kedua musim kami bisa meraih lima kemenangan dan tampil lebih konsisten,” ujar Jarvis lewat situs resmi MotoGP.

Meski motor M1 Yamaha diklaim lebih kompetitif dibanding Honda RC213V, Marquez mampu memuncaki klasemen berkat penampilan konsisten.”

Sementara Lorenzo dan Rossi terbilang beberapa kali tidak beruntung. Lorenzo dua kali gagal finis, sedangkan Rossi tiga kali.

“Saya berharap kami bisa berhenti melakukan kesalahan. Tidak mudah memang, tapi semuanya bisa terjadi. Kami hanya perlu terus menekan, berjuang, meraih banyak kemenangan dan berharap meraih keberuntungan,” tegas Jarvis.

Jarvis tidak memungkiri Yamaha memiliki sepeda motor yang lebih baik. Namun, keunggulan itu tidak ada artinya jika Lorenzo dan Rossi tidak tampil konsisten.

“Masalah terbesar musim ini, tidak seperti musim lalu ketika Marquez tidak konsisten dan beberapa kali gagal finish, tahun ini Marquez sangat konsisten. Dia selalu menciptakan poin, bahkan ketika sempat terjatuh di Le Mans dia mencetak poin,” ucap Jarvis.

Lorenzo sendiri kepada “crash,” menegaskn masih percaya diri bisa mempertahankan gelar musim ini meski tertinggal poin dari Marc Marquez

Gagal beradaptasi dengan ban Michelin serta kesulitan di cuaca buruk, membuat Lorenzo gagal tampil konsisten hingga paruh musim.

Dari sembilan seri yang sudah dijalani pebalap Movistar Yamaha itu sudah dua kali gagal finis dan terlempar dari posisi lima besar di dua balapan terakhir.

“Tidak, saya pikir kejuaraan belum berakhir. Dengan sembilan balapan dan kurang dari 50 poin, semuanya bisa terjadi.”

“ Sekarang dengan perangkat elektronik baru dan ban baru, kesalahan bisa sering terjadi dari biasanya,” ujar Lorenzo seperti dikutip dari Sport Rider.

Lorenzo menyadari peluang untuk mengejar Marquez akan tertutup jika dirinya dan Yamaha tidak mampu beradaptasi sepenuhnya dengan ban Michelin.

Pebalap asal Spanyol itu mengaku tidak menyangka akan sangat kesulitan dengan ban Michelin.

“Di awal musim saya berpikir akan lebih percaya diri dengan Michelin, karena mereka lebih kuat dan lebih cepat daripada Bridgestone. Tapi, semuanya justru lebih rumit, terutama di kondisi spesial seperti hujan dan dingin,” ucap Lorenzo.

“Ini situasi yang aneh. Saya memiliki banyak masalah, terutama menemukan kepercayaan diri dengan ban depan. Saya tidak percaya diri ketika berhenti dan menarik gas melewati tikungan. Saya kehilangan banyak waktu,” sambungnya.

Tags : slide