close
Nuga Sport

Lotus Kini Jadi Ancaman Red Bull

Lotus dengan pembalap utamanya “The Ice Man” Kimi Raikkonen mengirimkan sinyal ancaman untuk Red Bull dalam musim balapan Grand Prix F1 musim 2013 lewat kemenangan podium utama di Australia. Ancaman ini disertai dengan dimunculkannya strategi “pitstop” yang jitu oleh tim yang dipadukan dengan kecerdikan pebalap di lintasan.

Dalam musim balapan 2012 yang lalu Lotus sudah mengingatkan kepada Red Bulls dan Ferrari bahwa di musim tahun ini mereka akan bersaing secara ketat lewat desain dan perbaikan konstruksi mobil serta strategi lintasan yang dipadukan dengan kemampuan pebalap beradaptasi dengan teknologinya.

Di Australia, yang merupakan Grand Prix pembuka musim balapan 2013, Lotus berhasil dengan strategi dua kali pitstop yang diterapkan tim terhadap Kimi Raikkonen dan diawali dengan memakai ban medium, yang menuai hasil sempurna. Podium pertama GP F1 Australia di sirkuit Albert Park (17/3) berhasil direbut “Iceman” – julukan Kimi – setelah memimpin lomba mulai lap 40. Kemenangan Raikkonen ini sekaligus menguburkan prediksi kalau seri pembuka ini bakal didominasi Red Bull.

Lotus E21 yang dikemudikan mantan juara dunia 2007 ini cukup kencang. Buktinya, start dari urutan ketujuh, Raikkonen bisa menyodok keempat setelah berhasil melibas pebalap Mercedes Lewis Hamilton dan Mark Webber. Ketika Vettel, Massa dan Alonso yang pakai ban kompon super lunak sudah harus masuk pit untuk ganti ban di bawah 12 lap, Raikkonen masih dilintasan dengan posisi terdepan.

Posisi terdepan lepas kala ia harus masuk pit pertama dan kedua, tapi didapatnya kembali saat ketiga pebalap di depannya juga harus masuk untuk yang ketiga kali. Ia pun berhasil mempertahankannya hingga finis. Kemenangan di Australia ini disebutnya sebagai salah satu yang paling mudah dalam karirnya.

“Rencana kami melakukan dua kali stop dan itu selalu sulit di balapan pertama untuk mengetahui kapan harus berhenti dan tidak perlu terlalu cepat. Ternyata, taktik ini sangat tepat,” kenang pebalap kelahiran Espoo, Finlandia, 17 Oktober 1979.

Dengan taktik itu, lanjutnya, dirinya bisa menghemat ban dan melesat cepat sesuai dibutuhkan. “Ini adalah salah satu balapan paling mudah saya lakukan untuk menang. Mudah-mudahan bisa berlanjut di balapan-balapan berikutnya,” harap Raikkonen.

Memang, menjelang akhir lomba, Alonso sempat hampir mendekati Raikkonen. Mendapat informasi dari pinggir dinding pembatas di depan oleh krunya, ia pun segera tancap gas. “Alonso coba memanfaatkan ketika saya sedang menghadapi “traffic”, jika hujan datang atau apa pun, saya masih punya jarak denganya,” ungkap Raikkonen.

Kendati sudah menorehkan kemenangan di awal, Raikkonen menggarisbawahi bahwa Lotus belum yakin bisa jadi penantang dan merebut gelar. “Kami senang dengan kemenangan ini dan masih banyak yang harus dilakukan untuk memenangkan kejuaraan,” tuturnya