close
Nuga Sport

Jorge Lorenzo Diganggu Busa Helm

Jorge Lorenzo gagal menghadang Valentino Rossi,dan kalah dari “duo” Ducati, Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone, dalam balapan pembuka paling agresif dari para “rider” di Sirkuit Losail, MotoGP Qatar, Senin dinihari WIB, 30 Maret 2015.

Kekalahan Jorge Lorenzo, yang sebelum finis sudah saling berhimpitan di delapan belas lap dengan Andrea Dovizioso di barisan terdepan, disebabkan oleh gangguan busa helmnya yang copot dan sangat menganggu kecepatannya.

Dalam pernyataannya usai balapan, Lorenzo mengungkapkan merosotnya kecepatan jelang laga tuntas adalah karena masalah pada helm.

“Saya merasa semakin baik dan semakin baik, tapi tiba-tiba ada yang salah dengan dua bagian helm karena dua busanya lepas dan jatuh sehingga saya kehilangan separuh pengelihatan saya,” terang Lorenzo usai balapan.

“Saya tidak bisa melihat tikungan dengan baik dan saya tidak bisa berkonsentrasi atau membalap seperti sebelumnya dan saya kehilangan setengah detik per lap. Pada balapan di mana minimal saya bisa bertarung meraih kemenangan, saya finis di posisi empat,” keluh Lorenzo di Crash, Senin 30 Maret 2015.

Sebelum bermasalah dengan helmnya, Lorenzo mengaku Yamaha miliknya kesulitan bertarung dengan Ducati tunggangan Dovizioso.

Namun juara dunia dua kali itu tetap yakin dirinya bisa mengalahkan rider Italia itu dan meraih kemenangan.

“Saya lebih cepat dan saya melewatinya di setiap kesempatan yang saya miliki di tikungan cepat. Di top speed dan pengereman Ducati lebih baik dibanding motor kami, tapi kami bisa kembali di tikungan saat akselerasinya sama.”

“Jujur saja, saya pikir saya bisa memenangi balapan, meski itu tidak akan mudah karena Valentino punya kecepatan di akhir balapan,” ucapnya lagi.

Berduel hampir di sepanjang balapan untuk memperebutkan posisi terdepan, Jorge Lorenzo pada akhirnya finis di posisi empat.

Lorenzo langsung melonjak ke posisi dua saat MotoGP Qatar 2015 baru masuk putaran kedua. Dia kemudian merebut status pemimpin balapan dari Andrea Dovizioso pada lap kedua.

Setelah itu Lorenzo terlibat duel sengit dengan rider Ducati itu, di mana berulang kali keduanya saling susul. Namun saat balapan tinggal menyisakan empat putaran lagi Lorenzo yang ada di posisi kedua disusul Rossi.
Kecepatan Lorenzo kemudian terlihat menurun, tak lama kemudian di merosot ke urutan empat setelah dibalap Andrea Iannone dan bertahan di urutan tersebut sampai menyentuh garis finis.

Sebelum lomba, Lorenzo tidak terlalu optimistis dengan peluangnya di MotoGP Qatar, meskipun menegaskan masih akan tetap berusaha memburu podium.

Lorenzo menjadi pebalap Yamaha dengan waktu tercepat dalam sesi kualifikasi di Losail, sehari sebelumnya, dengan berada di posisi enam. Sedangkan rekan satu timnya Rossi berada di posisi delapan.

“Sulit, tapi bukannya mustahil. Aku sudah melihat hal-hal aneh terjadi dalam balapan. Anda harus selalu berusaha positif dan memikirkan gambaran besarnya, dan podium masih memungkinkan dan itulah tujuanku,” kata Lorenzo di Crash.

“Kami sudah tahu akan sulit di kualifikasi, tapi kami akhirnya bisa mendapat tempat terakhir di baris kedua. Aku tidak membuat putaran sempurna, aku pikir bisa sedikit lebih cepat tapi kami membuat beberapa kesalahan.”

“Saat pemanasan nanti kami akan membuat sejumlah pemanasan untuk mencari sesuatu pada saat-saat terakhir, tapi balapan ini akan sulit buat kami. Aku akan berusaha membalap dan berkendara sebaik mungkin.”

“Sepertinya tarmac yang kurang menggigit sudah sedikit mempengaruhi motor kami. Tapi kami juga masih kekurangan di sejumlah area; pengereman, membelok di tengah-tengah tikungan, traksi saat hendak keluar dari tikungan, dan juga kecepatan maksimal. Kami tidak jadi yang tertangguh di sektor mana pun itulah masalahnya,” beber Lorenzo.

Berlainan dengan kasus Lorenzo. Dani Pedrosa, rider Repsol Honda, yang finis di posisi mengalami masalah dengan lengannya yang tak kunjung membaik.

Merasa dirinya tidak mungkin terus membalap dengan kondisi tersebut, rider asal Spanyol itu mulai mempertimbangkan opsi meninggalkan MotoGP.

Dia sebenarnya punya kans untuk menuntaskan balapan di urutan lima, namun dia kalah bersaing dengan Marc Marquez yang sukses merebut posisi tersebut meski sempat turun ke urutan dua puluh di awal balapan.

Dalam pernyataannya usai balapan, Pedrosa menyebut kalau penampilannya sangat terganggu dengan masalah pada lengannya. Kendala pada lengan Pedrosa muncul akibat operasi pemasangan arm pump di Mei 2014 lalu.

“Balapan malam ini tidak berjalan sesuai rencana dan sayangnya saya dapat masalah serius dengan lengan bawah, dan itu bukan merupakan berita bagus untuk saya. Saya sudah bekerja keras di musim dingin untuk mencari solusinya karena saya menderita di setiap balapan musim lalu,” ungkap Pedrosa di Autosport.

“Setiap dokter merekomendasikan saya untuk tidak lagi melakukan operasi dan saya mencoba mencari alternatif, tapi kelihatannya tidak ada yang hasil positif didapat,” lanjutnya.

Dalam satu dekade terakhir, Pedrosa jadi salah satu pebalap yang paling banyak mengalami kecelakaan. Karena kecelakaan-kecelakaan itulah dia juga sudah berkali-kali mengunjungi ruang operasi.

Dengan kondisi yang tak kunjung membaik dan prestasinya yang ikut terpengaruh, rider asal Spanyol itu mulai mempertimbangkan opsi lain yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya.

“Sekarang saya harus mempertimbangkan opsi-opsinya dan melihat apa yang bisa saya lakukan. Ini mungkin momen terberat dalam karier saya. Saya tidak bisa melanjutkan membalap dan tampil seperti ini.”
“ Saya akan melakukan yang terbaik mencari solusinya, tapi saat ini sulit untuk membayangkan apa yang akan terjadi,” ucap Pedrosa.

sumber : autosport, crash dan motogp.com