close
Nuga Sport

Impresifitas Hamilton Kuasai GP Sanghai

Lewis Hamilton makin kukuh menguasai musim balapan Formula One 2014 di tengah ambruknya kecepatan Sebastian Vettel dan belum kompetitifnya performa Kimi Raikkonen serta bermasalahnya Fernando Alonso maupun Jenson Button.

Di Sirkuit Sanghai, GP China, Jumat sore dan Sabtu tengah hari, 18 dan 19 April 2014, Lewis Hamilton dengan tunggangannya Mercedes, makin mendekati tampilan sempurna setelah di dua sesi latihan bebas menjadi yang tercepat.

Bahkan di babak kualifikasi Hamilton makin tidak terkejar pada sesi pertama, dan kemungkinan akan start dari “pole position” untuk ketiga kalinya, setelah di Albert Park, GP Australia dan GP Bahrain.

Dalam latihan bebas pertama di Sanghai, Hamilton gagal mencatat waktu terbaik. Tapi ia bangkit dari masalah yang dia alami di sesi latihan bebas pertama dengan membukukan catatan waktu terbaik disesi latihan bebas kedua.

Di sesi pertama, Hamilton cuma menempati posisi kedelapan. Dia tak bisa menggeber mobilnya dengan maksimal karena mengalami masalah suspensi.

Tapi, Hamilton jauh membaik ketika turun lagi di Sirkuit Internasional Shanghai. Dia mencatat waktu tercepat di antara semua pebalap yang mengikuti sesi latihan kedua.

Fernando Alonso, yang mencatat waktu terbaik di sesi latihan bebas pertama, di sesi kedua cuma menempati posisi kedua. Alonso lebih lambat detik dibandingkan Hamilton.

Posisi ketiga menjadi milik rekan setim Hamilton, Nico Rosberg. Rosberg ada di depan dua pebalap Red Bull, Daniel Ricciardo dan Sebastian Vettel.

Kimi Raikkonen yang mengalami masalah di sesi latihan pertama. Pebalap Ferrari itu tidak bisa ambil bagian pada sesi latihan pertama karena masalah pada mobilnya, dan di sesi latihan bebas kedua berada di urutan tujuh saat sesi tersisa tiga puluh menit, disusul Jenson Button, Romain Grosjean, dan Daniil Kvyat.

Pebalap Mercedes, Sebastian Vettel, usai latihan bebas sesi kedua mengatakan, tak mau muluk-muluk menargetkan kemenangan di GP China akhir pekan ini. Ia menyebut Mercedes GP masih jadi favorit untuk memenangi seraya menargetkan finis lima besar.

Penampilan buruk Vettel di tiga seri awal serta laju oke duo Mercedes, Nico Rosberg dan Lewis Hamilton, jadi alasan pebalap Jerman itu berkata demikian.

Dari tiga seri awal, Vettel cuma bisa finis podium ketiga di GP Malaysia sebagai raihan terbaik sementara Hamilton dua kali menang di dua seri terakhir, lalu Rosberg menguasai seri pertama.

Tak ayal kondisi seperti ini membuat Vettel realistis menyambut balapan di Shanghai International Circuit hari Minggu besok. Apalagi rekornya tak begitu bagus di GP China karena terakhir kali menang lima tahun lalu.

Lalu Hamilton sudah dua kali menang di sirkuit ini bersama McLaren Mercedes di 2008 dan 2011 serta Rosberg meraihnya di tahun 2012 bersama Mercedes.

“Sulit untuk mengatakan di mana kami akan finis. Mercedes adalah favorit tapi kami ingin coba terus mendekati mereka sebisa mungkin. Target realistis? Mungkin jika kami bisa ada di lima besar, mungkin itu bagus untuk kami melihat kondisi kami saat ini,” tutur Vettel di “ESPN F1”.

“Ada gap besar dengan Mercedes saat ini. Bahrain jelas sangat sulit untuk semua tim kecuali Mercedes. Saya pikir di sini akan ada sedikit perbedaan tapi secara sejarah, Anda harus katakan bahwa ini adalah salah satu sirkuit favorit Mercedes dalam beberapa tahun terakhir,” sambungnya.

“Anda bisa mengharapkan mereka untuk tampil oke karena karakter sirkuit dan juga mereka kuat karena sedang dalam performa terbaiknya.”

RB10 yang dikendarai Vettel belum bisa memberikan performa oke di atas lintasan dan pebalap asal Jerman itu mengaku masih beradaptasi dengan mobil serta aturan-aturan baru musim ini.

“Ini adalah tantangan besar, dan tidak seperti harapan kebanyakan orang jika dilihat dari sisi hasil,” ujar Vettel seperti dikutip ESPN F1.

“Aku tak peduli apakah finis keempat, keenam, atau kedelapan karena itu semua tergantung bagaimana Anda menuntaskan balapan. Sepertinya itu jadi tantangan terbesar saat ini. Aku masih belum yakin soal feeling-ku pada mobil ini,” lanjutnya.

“Lalu kami punya banya perubahan dan harus beradaptasi dengan alat-alat baru, jadi jelas kami masih mempelajari mobil ini dan itu jadi tantangan terbesar kami.”

Bekas pebalap Red Bull, yang sekaligus bekas tandem Vettel, Mark Webber, menyebut sang juara bertahan tak lagi jadi acuan tim-tim lain. Empat musim terakhir memang jadi milik Red Bull. Tim yang bermarkas di Milton Keynes, Inggris ini meraup empat titel juara dunia terakhir lewat pebalap andalannya Sebastian Vettel.

Saking mendominasinya Red Bull, FIA selaku penyelenggara balapan sampai mengubah regulasi dan menerapkan poin ganda. Langkah ini diambil agar persaingan di kejuaraan menjadi lebih seru dan ketat.

Tapi nyatanya musim ini dominasi Red Bull tak berlanjut, setidaknya belum tampak hingga tiga balapan yang telah berjalan. Mereka bahkan baru sekali naik podium, yakni kala Vettel finis ketiga di GP Malaysia dan belum sekalipun memenangi seri.

Adalah Mercedes yang kini berganti jadi tim dominan. Lewis Hamilton sudah mengemas dua kali kemenangan –satu kali gagal finis– sementara Nico Rosberg sudah satu kali juara dan jadi runner up di dua balapan terakhir.

Webber menilai Red Bull kini tak lagi jadi tim patokan. Pria berkebangsaan Australia itu bahkan menyebut eks timnya kini perlu berusaha keras menghadapi Mercedes.

“Mereka bukan patokan lagi, tidak lagi. Tim ini berada di bawah tekanan sejak awal kejuaraan,”katanya di “planetf1.”
“Mereka adalah sebuah tim berkualitas dan mereka bakal kembali, terutama di bawah pimpinan Adrian Newey di bagian desain mobil,” lanjutnya.

sumber: espnf1, planetf1, autosport dan crashnet

Tags : slide