close
Nuga Sport

Hebatnya Rossi Mampu Beradaptasi

Bos Suzuki, Davide Brivio memuji kehebatan Valentino Rossi yang mampu beradaptasi dengan berbagai macam pembaruan yang ada di dunia MotoGP.

Rossi memulai debutnya di dunia balap grand prix pada 1996 silam. Itu berarti sudah 22 musim Rossi bertarung dengan ratusan pebalap untuk perburuan gelar juara dunia.

Dari tahun ke tahun tersebut, teknologi di dunia balap terus mengalami perubahan. Hal itulah yang membuat Brivio kagum terhadap Rossi.

Brivio yang juga pernah bekerja sama dengan Rossi di Yamaha mengakui bahwa Rossi punya fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang luar biasa.

“Dari dua puluh dua  musim ia menjalani balapan motor dengan sistem perangkat elektronik serta juga perubahan ban.”

“Menghadapi hal itu, Valentino Rossi selalu punya cara untuk termotivasi dan tampil konsisten meskipun ia harus mengganti gaya balapnya. Bahkan bila melihat gaya balap saat ini dengan lima tahun lalu, kalian akan bisa melihat perubahan total,” ujar Brivio seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Brivio juga mengaku heran mengapa Rossi yang sudah sembilan kali juara dunia dan hampa gelar sejak delapan tahun silam masih memiliki rasa lapar atas gelar juara. Rossi dinilai tak pernah putus asa dan selalu punya motivasi untuk bersaing.

“Tak ada yang bisa menjelaskan darimana datangnya motivasi untuk dirinya.”

“Selama dua puluh tahun, dia selalu ada di sirkuit yang sama di hari Jumat dan Sabtu. Ia berlatih dan berbicara dengan mekanik kemudian berlomba di hari Minggu,” kata Brivio.

Rossi sendiri, usai  MotoGP Jerman  menyempatkan diri diwawancarai

Dalam sesi wawancara ini, Rossi tampak menghela napas panjang sebelum pikirannya beralih ke tabir surya dan payung di pantai untuk liburan musim panas.

Tapi rupanya, ada hal yang belum kita ketahui usai lomba akhir pekan lalu.

Ya, usai hanya mampu meraih posisi finis kelima  pada lomba MotoGP Jerman, sekaligus kalah dari rekan setimnya, Maverick Vinales, dan debutan tim satelit Yamaha Tech 3, Jonas Folger.

The Doctor langsung mengurung diri di garasi tim Yamaha Factory Racing untuk waktu yang cukup lama.

Usut punya usut, Rossi sedang mengadakan pertemuan teknis dengan para mekanik timnya. Penasaran?

Apakah ia mengakui tudingan Guido Meda  atas pemakaian sasis YZR-M1 2016 di motor 2017? Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana jalannya lomba Sachsenring kali ini?

“Walau tidak memuaskan saya, satu hal yang pasti adalah, tanpa sasis dan frame baru, hasilnya bisa buruk seperti di Jerez dan Barcelona. Ya, sebuah akhir pekan yang sangat sulit. Saya selalu dibuntuti oleh pembalap lain di sepanjang lomba, yang membuat saya harus terus mendorong motor sejak awal hingga akhir. Ini adalah salah satu balapan paling melelahkan yang pernah saya jalani.”

Apakah Anda mengharapkan yang lebih buruk?

“Ada sedikit kurang beruntung karena dua motor saya tersendat dan mesti dirombak saat sesi latihan, meski itu menghabiskan waktu saya di lintasan. Untung saja lomba tidak hujan, dan dengan motor baru (sasis dan framenya) saya bisa lebih kompetitif. Race pace saya oke, bisa bertahan dengan Pedrosa. Dengan posisi yang lebih baik saat start, saya pasti bisa melaju di podium.”

Apakah ada penyesalan lain? Seperti finis di belakang Folger dan Vinales?

“Sayang sekali saya finis di belakang Vinales. Karena ini akan menjadi poin penting dalam ketatnya kejuaraan seperti tahun ini. Tetapi hari ini Vinales lebih cepat dari saya. Jonas (Folger) dan Johann Zarco punya sensasi bagus dengan M1 itu . Tentu kami (pembalap tim pabrikan) harus bisa menyelesaikan lomba di depan pembalap tim satelit. Tetapi jika kita melihat klasemen, Maverick dan saya berada di depan mereka .

Sebelum liburan musim panas, saatnya untuk menilai situasi. Apa milik Anda saat ini?

“Saya senang karena saya telah memenangkan race dan saya  hanya sepuluh poin di belakang pimpinan klasemen. Saya adalah salah satu dari 5 pembalap yang bersaing untuk gelar juara dunia.”

“Di sisi lain, ada banyak keraguan dan saya tidak berbicara tentang diri saya sendiri, tetapi juga soal semua orang. Ini adalah situasi sulit untuk ditafsirkan, dan untuk alasan ini kami perlu terus bekerja.”

Apakah Anda bicara tentang diri Anda atau Yamaha?

“Kemajuan lebih banyak semestinya perlu terus dihadirkan, meski itu berisiko melakukan kesalahan. Tahun ini sulit untuk mengetahui arah mana yang harus kami ikuti. Karena kadang kala kita kuat, kadang tidak. Jika melihat jumlah podium dan kemenangan, semuanya ada di persaingan. Tahun ini memang rumit bagi setiap pembalap dan tim untuk menemukan jalur yang benar.

Apa yang membuat perbedaan antara Anda serta tim Yamaha, dengan Marc Marquez dan Honda di lomba MotoGP Jerman kali ini?

“Perbedaan besar dengan Honda adalah degradasi ban belakang. Marquez masih bisa melaju cepat di lap terakhir dan permukaan bannya masih terlihat baru . Mungkin dia bisa melakukan lima belas putaran tambahan lagi. Honda lebih baik di sini dan dia melaju dengan oke.”

Marquez kini berada di depan semuanya. Apa yang selama ini secara benar telah ia lakukan?

“Saya pikir dialah yang berhasil membatasi kerugian yang terbaik pada saat-saat sulit. Artinya dia kehilangan lebih sedikit poin daripada pembalap lain yang kehilangan poin di saat buruk mereka.”

Mungkinkah untuk mengikuti sebuah strategi?

“Kami semua pada level yang sama, dan ketika saya mengatakan semua, termasuk juga saya hingga Pedrosa.

“Kelima pembalap teratas, hari ini sepertinya hasilnya telah diprediksi, tetapi saya telah mendorong hingga ke batas. Yang penting adalah saya konsisten berada di sana, di antara yang terbaik. Karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam sembilan balapan berikutnya”

MotoGP Jerman di Sachsenring adalah kerajaan Marquez. Apa kartu andalan Anda di 9 seri tersisa musim ini?

“Saya ingin menjadi kuat di Misano. Dan juga saya juga tahu bahwa saya bisa melaju cepat pada tiga seri di luar Eropa, walau saya bukanlah satu-satunya yang tercepat.

“Kami perlu memikirkan Brno  dan harus siap tempur ketika tiba di sana. Mungkin seseorang akan menemukan solusi yang tepat dari sini sampai akhir dan menjadi lebih konstan.”

Tags : slide