close
Nuga Sport

Ducati Kini Jadi Yang Tercepat di Lintasan

Usai  lambat di awal musim kini Ducati kini amat kompetitif.

CEO Ducati Claudoi percaya bahwa Jorge Lorenzo punya peran besar di dalamnya.

Setelah Andrea Dovizioso finis runner-up tahun lalu, Ducati sempat tampak kurang menjanjikan.

Usai rider Italia itu memenangi seri pembuka di Losail, Ducati gagal naik podium di empat balapan berikutnya.

Akan tetapi, Lorenzo lantas menciptakan kejutan besar di Mugello, Italia dengan tampil sebagai pemenang.

Podium teratas kembali direbut rider Spanyol tersebut di balapan berikutnya di Catalunya. Perubahan desain tangki motornya disebut-sebut menjadi faktor yang paling berpengaruh.

Di paruh kedua musim, Ducati kembali memperlihatkan kemampuannya meyaingi rider Honda Repsol Marc Marquez.

Pabrikan Italia itu memenangi setiap dari tiga seri balapan terakhir di mana Lorenzo berjaya di Austria dan finis kedua di Brno, sebelum kehilangan posisinya di barisan terdepat usai jatuh di San Marino.

Di sisi lain, Dovizioso memenangi balapan di Brno dan San Marino serta finis ketiga di Red Bull Ring. Ducati juga terlihat menjanjikandi Silverstone, Inggris tapi sayang balapan batal digelar karena cuaca.

Namun, kebersamaan Ducati dan Lorenzo hanya berlangsung sekitar dua bulan lagi. Lorenzo akan menyeberang ke Honda Repsol untuk bertandem dengan Marc Marquez mulai musim depan.

“Tapi saya pikir dengan memiliki Jorge di tim selama 20 bulan, plus enam balapan tersisa di musim ini, dia sudah memberi kami keuntungan yang sangat besar,” Domenicalli mengungkapkan di GPOne.

“Kami harus membahami banyak hal tentang motor. Saya percaya bahwa banyak pekerjaan yang kami kerjakan adalah hasil dari teori-teori yang dia (Lorenzo) bawa, memastikan apa yang Dovi beri kepada kami.”

“Sekarang ini kami memiliki motor yang sangat kompetitif, terima kasih juga atas investasi yang kami buat. Saya percaya Jorge, dalam beberapa bulan terakhir, telah memahami potensinya dengan motor ini, memahami bahwa dia bisa menang atau setidaknya mencoba nenang di setiap lintasan.

“Sata juga melihat Jorge yang berbeda dari masa lalu, Jorge yang baru yang memperlihatkan daya saing yang luar biasa dan determinasi,” simpul Demonicalli.

Sementara itu Yamaha

Yamaha sedang menjalani periode terburuk di MotoGP. Sang pebalap Valentino Rossi meyakini Yamaha memiliki masalah terkait mesin.

Di balapan terakhir di San Marino, pabrikan Jepang itu kembali gagal kompetitif. Maverick Vinales mencatatkan hasil terbaik Yamaha usai hanya finis kelima di depan Rossi, sedangkan di tim satelitnya Johann Zarco finis kesepuluh sementara Hafiz Syahrin semakin jauh di belakang dengan menempati urutan sembilan belas.

Dengan hasil di Misano itu, Yamaha berarti sudah tiga balapan beruntun gagal naik podium usai Rossi dan Vinales secara berurutan berada finis kedua dan ketiga di Sachsenring, Jerman. Yamaha juga sudah melewati dua puluh dua2 balapan tanpa kemenangan sejak Rossi juara di Assen tahun lalu.

Selama ini Rossi mengeluhkan perubahan di komponen elektronik serta modifikasi mesin untuk menambah akselerasi. Menurut dia, Ducati dan Honda belajar dari Yamaha cara untuk menjinakkan mesin MotoGP untuk meniru karakter pengendaraan M1 yang lebih halus.

“Memungkinkan kalau mesin adalah masalahnya, benar,” Rossi mengungkapkan di Crash.

“Kita harus mengatakan bahwa Ducati dan Honda belajar dari Yamaha, karena sudah tiga hingga empat tahun lalu Yamaha sangat halus dan Honda serta Ducati banyak ‘menjerit’, lebih agresif.”

“Sepertinya dalam beberapa tahun Ducati dan Honda membuat motor-motor mereka lebih seperti Yamaha. Namun mereka punya mesin V, kami punya Inline 4… Bisa saja [menjadi bagian masalah]. Namun, sejujurnya aku tidak tahu.”

Setelah hasil mengecewakan di akhir pekan lalu, Rossi menempati posisi ketiga . Rossi berjarak tiga poin dari Andrea Dovizioso dan tertinggal  tujuh puluh poin dari Marc Marquez di puncak klasemen.