close
Nuga Sport

Di Valencia, Lorenzo: “Good Bye” Yamaha

Menjelang balapan MotoGP terakhir musim ini di Sirkuit Valencia, Spanyol, gaduh diberitakan tentang Jorge Lorenzo yang akan hengkang ke Ducati dari Movistar Yamaha

“Seri balapan di Valencia bakal jadi penampilan terakhir buat Jorge Lorenzo bersama Yamaha,” tulis “crash,” dengan nada emosional, Selasa, 08 November 2018, tentang hijrah Lorenzo ke Ducati dan mengakhiri kebersamaan sembilan tahunnya bersama Yamaha.

Lorenzo sudah menyebut bahwa balapan di Valencia, 13 November, mendatang bakal jadi balapan yang emosional.

Meninggalkan tim yang sudah memberikan banyak perubahan dalam hidup praktis bukan hal mudah buat Lorenzo.

Tapi, Yamaha tetap memberikan keleluasaan jika suatu hari nanti Lorenzo ingin kembali menunggangi kuda besi YZR M1.

Direktur MotoGP Yamaha, Lin Jarvis mengatakan, pihaknya masih akan menungu Lorenzo ‘pulang’ suatu hari nanti.

Hal yang sama juga pernah terjadi ketika Rossi memilih hijrah sejenak ke Ducati lalu  memutuskan kembali lagi ke Yamaha setelah dua musim berikutnya.

“Saya tidak melihat alasan pintu kami harus tertutup untuk Lorenzo di masa depan,” kata Jarvis beberapa waktu lalu.

“Kami sudah bersama selama delapan tahun. Salah satu kekuatan kami adalah, kami mampu menjaga hubungan dengan mantan pebalap kami. Jadi, saya tidak akan ragu mengatakan bahwa Lorenzo akan kami terima kembali ke Yamaha suatu hari nanti,” tegasnya.

Asumsi terkait alasan kepindahan Lorenzo ke Ducati pun bertebaran.

Beberapa menyebut lantaran ia tak kuat menahan tekanan atas keberadaan rekan satu timnya, Valentino Rossi, yang punya pamor lebih. Selalu dinomor-duakan selama sembilan tahun pun membuatnya gerah.

Kesetiaan Lorenzo di Yamaha kembali diuji ketika Rossi lebih dulu disodorkan perpanjangan kontrak akhir musim lalu.

Padahal, ia adalah pebalap yang membawa Yamaha kembali meraih gelar juara dunia setelah di dua musim sebelumnya kecurian oleh Honda melalui pebalap muda, Marc Marquez.

Musim ini, Lorenzo hampir dapat dipastikan finis ketiga

Tentang balapan di Valencia,  mengatakan dengan terus terang akan terasa sangat emosional.

Di  GP Valencia bagi Lorenzo adalah  seri terakhir untuk  bercengkrama dengan Yamaha M1.

Meski hubungan di internal Yamaha terbilang kurang harmonis dalam satu tahun terakhir, Lorenzo tetap mengakui bahwa Yamaha berperan besar dalam karier balapnya.

“Saya rasa momen di GP Valencia nanti akan sangat emosional, karena sembilan tahun di tim yang sama, tentunya banyak hal yang telah saya dapatkan,” ujar Lorenzo seperti dikutip dari Crash.

“Jadi itulah mengapa saya sangat termotivasi untuk berlatih keras menghadapi seri ini. Saya ingin mengakhiri perjalanan bersama Yamaha dengan kemenangan di Valencia.”

“Tentu saja hal itu tak mudah, namun kompetisi di antara para pebalap sangatlah ketat, jadi saya akan berusaha keras mewujudkannya,” tutur Lorenzo.

Lorenzo saat ini sudah tak memiliki kesempatan untuk mengakhiri musim dengan duduk di posisi dua besar lantaran poin miliknya tak mungkin lagi mengejar Marc Marquez dan Valentino Rossi.

Dalam musim ini  Lorenzo tak bisa berbuat banyak dan sudah lebih dulu tersisih dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP.

Bagi Lorenzo, salah satu sebabnya adalah ketidakmampuan dirinya menaklukkan ban di pertengahan kompetisi.

Di awal musim semula  Lorenzo sangat kompetitif

Dari enam seri pertama, Lorenzo tiga kali jadi juara, dua kali runner up, dan sekali gagal finis di GP Argentina. Hal itu membuatnya jadi pemimpin klasemen sementara, mengungguli Marc Marquez dan Valentino Rossi.

Namun mulai dari seri GP Katalonia, performa Lorenzo jadi meredup. Lorenzo sering terlempar dari posisi lima besar dan hanya tiga kali naik podium tanpa pernah sekalipun jadi juara.

“Awal musim berjalan baik bagi saya. Kemenangan di Qatar merupakan cara terbaik memulai musim dan kemudian saya duduk di peringkat kedua di GP Austin.”

“Sampai akhirnya saya tiba di Barcelona, hampir semuanya berjalan sempurna bagi saya,” ucap Lorenzo seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Lorenzo mengakui dirinya mendapatkan kesulitan besar di pertengahan musim sehingga tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik.

“Saya tak pernah merasa tenang dengan ban depan. Hal itu membuat saya kesulitan tampil konsisten seperti pebalap lain.”

“Saya sangat kesulitan menemukan keseimbangan motor dan kepercayaan diri pada ban yang digunakan musim ini,” kata Lorenzo berterus terang.

Lorenzo pun kemudian berharap dirinya bisa mendapatkan keberuntungan yang lebih baik di musim depan terkait adaptasi ban.

“Saya yakin Michelin bakal menggunakan pengalaman yang mereka dapatkan musim ini untuk pengembangan musim depan. Setelah itu saya yakin akan lebih mudah bagi semua pebalap untuk tampil lebih kompetitif,” tutur Lorenzo.