close
Nuga Sport

Rossi Ragu Bisa Juara di MotoGP Musim Ini

Andalan Movistar Yamaha Valentino Rossi ragu dapat bicara banyak pada MotoGP musim ini

Namun, dia menegaskan bakal tetap memberikan performa terbaik.

Valentino Rossi berada di Milan untuk menikmati masa libur balapan MotoGP. Ia menyempatkan diri untuk mengisi acara radio di kota tersebut.

Pada Februari 2019, Rossi akan memasuki usia 40 tahun. Hal tersebut membuat sejumlah kalangan ragu dengan kemampuan Rossi untuk bersaing mengejar gelar.

Namun, Rossi memastikan kalau ia masih memiliki gairah untuk membalap.

“Movistar Yamaha telah memulai musimini Kami telah menunjukkan motor M1 yang akan digunakan. Kami akan memulai persiapan dalam waktu dekat,” ujar Rossi.

“Selama masa libur, saya menghabiskan waktu di luar lintasan. Pada pekan lalu, saya baru kembali berlatih di gym.”

“Saya tidak pernah memikirkan berapa usia saya dan juga usia yang pantas untuk terus berkarier di MotoGP. Namun, saya tidak yakin masih bisa kompetitif pada usia empat puluh tahun.”

“Hal yang pasti adalah saya selalu ingin membalap,” ungkap Rossi.

Valentino Rossi masih terikat kontrak dengan Movistar Yamaha hingga setahun mendatang Pada musim ini Rossi masih akan berpasangan dengan Maverick Vinales.

Seri pertama MotoGP 2019 akan berlangsung di sirkuit Losail, Qatar pada  Maret.

Pada MotoGP lalu, Valentino Rossi menempati peringkat ketiga pada klasemen akhir setelah Marc Marquez dan Andrea Dovizioso. Pada musim 2019, Valentino Rossi kembali menjadi pembalap tertua di MotoGP.

Selain itu,  Rossi menyatakan Yamaha harus membuat sejumlah manuver untuk kembali menang dan kompetitif pada MotoGP musim ini

Syaratnya, Yamaha harus menyamai level kerja keras Honda dan Ducati serta memiliki staf yang levelnya mendekati standar Formula One.

Kinerja Yamaha dalam dua musim terakhir MotoGP jauh dari memuaskan.

Setelah menjalani musim mengecewakan Yamaha tampil lebih buruk pada musim lalu

Pabrikan asal Jepang sempat membukukan puasa kemenangan terpanjang, sebelum mendulang kemenangan melalui Maverick Vinales.

Itu menjadi satu-satunya kemenangan Yamaha pada MotoGP . Sebanyak tujujh belas seri lainnya dimenangi bergantian oleh Honda dan Ducati.

Rossi meyakini keterpurukan itu terjadi karena dalam dua tahun terakhir Yamaha tak berinvestasi sebaik Honda dan Yamaha, terutama jumlah personel saat balapan.

“Belakangan ini, terutama satu setengah  tahun terakhir, situasi teknis di MotoGP banyak berubah,” kata Rossi, seperti dilansir Motosports,.

“Ducati yang pertama melangkah dengan menambah kuantitas orang dan teknisi yang bekerja. Mereka sudah seperti Formula  One. Kami masih sangat jauh. Honda sudah mengikuti (langkah Ducati) dan saya pernah berbicara soal ini,” imbuh Rossi.

Yamaha menunjukkan isyarat positif setelah Rossi dan Vinales tampil cukup apik pada tes MotoGP di Valencia dan Jerez. Namun, menurut The Doctor itu belum cukup untuk membuat Yamaha menang lagi pada musimmendatang.

“Sekarang untuk menang di MotoGP, Anda perlu berupaya dengan cara seperti itu (Ducati dan Honda). Kami menunggu apakah hal seperti itu bakal terjadi di Yamaha,” kata  Valentino Rossi.

Yamaha tak bisa bersaing dengan Ducati dan Honda dalam dua musim terakhir di ajang MotoGP. Bahkan, pada musim lalu, Yamaha hanya memenangkan satu balapan.

Ya, Yamaha hanya memenangkan MotoGP Australia dari sembilan belas balapan yang dilakukan. Pembalap Yamaha yang berhasil naik podium pertama adalah Maverick Vinales.

Karena hal tersebut, rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi meminta timnya melakukan banyak perubahan. Bahkan, dia meminta tim Garpu Tala meniru Honda dan Ducati demi bersaing di MotoGP

“Dalam beberapa waktu, terutama satu setengah  tahun lalu situasi teknikal di MotoGP banyak berubah,” kata Rossi seperti diberitakan oleh Auto Sport.

Rossi sendiri pada MotoGP  laalu tak berhasil memenangkan balapan. Namun, dia finis di posisi ketiga, di bawah Andrea Dovi dan Marc Marquez .

Lebih lanjut, Rossi mengatakan, Yamaha harus menambah sumber daya manusia. Pembalap berusia gaek itu mendesak Yamaha bergerak cepat untuk menyaingi Ducati dan Honda.

“Ducati yang pertama melakukan langkah dengan kuantiias sumber daya manusia dan mekanik. Jumlahnya hampir menyamai Formula 1, sementara sisanya masih sangat jauh.”

“Honda mengikuti dan saya sudah bilang mengenai hal ini. Untuk memenangi MotoGP saat ini, anda mesti melakukan usaha seperti ini. Kita harus melihat hal itu terjadi di Yamaha,” dia menambahkan.

Jika berhasil merengkuh mahkota juara dunia MotoGP pada musim nantisi akan menjadi pembalap tertua pada kategori tersebut.

Tags : slide