close
Nuga Sehat

Wanita Itu Rentan Terhadap Penyakit

Sebuah studi terbaru, seperti ditulis oleh “the independent,” membenarkan tentang seorang wanita yang rentan terhadap penyakit ketimbang pria

Sebuah studi belum lama ini mengungkap, asumsi  peneliti yang menegaskan wanita lebih rentan dan berisiko menderita penyakit autoimun, seperti seperti psoriasis, penyakit Crohn, dan rheumatoid arthritis.

“Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat. Dalam penelitian sebelumnya, hal ini mungkin berkaitan dengan hormon seperti estrogen dan testosteron,” kata peneliti.

Kendati demikian, ilmuwan dari University of Michigan memutuskan untuk mendekati masalah ini dari sudut pandang baru. Dan mereka menemukan jawabannya, kuncinya adalah gen.

Peneliti menganalisis materi genetik pria dan wanita sehat, dan mereka menemukan apa yang penulis Yun Liang, PhD gambarkan sebagai “perbedaan mencolok dalam ekspresi gen” antara jenis kelamin.

Tim Liang mengidentifikasi  secara berbeda pria dan wanita, dan banyak dari mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh, juga telah dikaitkan dengan penyakit autoimun di masa lalu.

“Temuan ini menemukan bahwa gen pada pria dan wanita ini bukan hanya berkontribusi meningkatkan kerentanan penyakit tetapi aktivitas penyakit juga meningkat.

Dalam konteks ini, kami mencatat bahwa menjadi perempuan adalah faktor
risiko terkuat untuk pengembangan autoimunitas,” ujar peneliti.

Ilmuwan berharap, temuan baru mereka dapat digunakan untuk melawan dan mencegah penyakit di masa depan.

Dikutip dari laman dailymail.co.uk, para ahli juga menemukan bahwa wanita memiliki risiko lebih besar terserang penyakit jika dibandingkan dengan pria.

Temuan ini bahkan diperkuat dengan penelitian yang dilakukan pada beberapa wanita di Amerika Serikat.

Dari beberapa ribu wanita yang diteliti, para ahli menemukan  wanita yang mengalami sakit kepala dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Studi lain juga menemukan bahwa wanita lebih b anyak merasakan sakit punggung dibanding pria

Tak hanya sakit kepala dan punggung, studi juga menyebutkan bahwa wanita rentan terhadap sakit lain.

Jack Duckett, konsumen dari Lifestyles Analyst di Mintel mengungkapkan bahwa wanita adalah sosok pribadi yang lebih rentan menderita berbagai masalah kesehatan jika dibandingkan dengan pria.

Wanita juga menjadi sosok yang mudah mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.

Mengapa wanita lebih mudah sakit tentu bukan tanpa alasan. Jack Duckett mengungkapkan bahwa aktivitas wanita di rumah yang padat, sekaligus perannya sebagai ibu rumah tangga membuatnya bekerja lebih giat jika dibandingkan dengan para pria.

Banyak yang tidak menyadari atau memang tidak mengakui, sebenarnya pekerjaan mengurus rumah dan mengasuh anak yang dilakukan wanita tidak semudah yang dilihat.

Pekerjaan ini bahkan bisa dikatakan mampu menguras tenaga dan membuat wanita rentan mengalami penurunan sistem imun tubuh, kelelahan juga rentan sakit.

Wanita memiliki tanggung jawab besar untuk mengurus rumah dan mengasuh anak.

Tanggung jawab yang besar dan aktivitas yang padat inilah yang nantinya membuat wanita lebih mudah dan berisiko sakit.

Ketika wanita sakit, sering kali ia mengabaikan hal itu dan tak bisa mengantisipasinya dengan perasaan tenang seperti halnya yang dilakukan para pria.

“Meski wanita akan segera pulih dari sakit dengan beristirahat dan minum obat, kebanyakan wanita tak pernah bisa melakukan istirahat dengan tenang mengingat tanggung jawabnya mengurus keluarganya sangat besar,” ujar Duckett.

Walau distempel sebagai jender yang lemah, sebenarnya wanita memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh kaum pria.

Sebut saja faktor usia.  Seorang wanita yang lahir hari ini memiliki harapan hidup mencapai usia delapan p[uluh tahun, alias lima tahun lebih lama daripada laki-laki.

Meskipun kesenjangan usia ini telah menyempit sedikit dalam beberapa tahun terakhir, usia harapan hidup laki-laki pada saat ini sudah bisa dicapai oleh perempuan sejak tiga puluh tahun yang lalu.

Peneliti percaya bahwa ada banyak faktor yang bisa menyebabkan wanita memiliki tingkat bertahan hidup lebih besar daripada laki-laki.

Para peneliti di Imperial College School of Medicine di London menemukan bahwa wanita menghasilkan sel darah putih yang lebih kebal infeksi dibandingkan laki-laki pada usia yang sama.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Dr. Richard Aspinall dan Dr. Jeffery Pido-Lopez melacak jumlah sel darah putih baru, yang dikenal sebagai T-sel

Pada kedua jenis kelamin, kelenjar timus yang menghasilkan T-sel, membuat sel-sel yang lebih sedikit dengan bertambahnya usia.

Namun wanita masih memiliki kadar T-sel baru daripada laki-laki pada usia yang sama, menurut laporan di majalah New Scientist.

Para peneliti kemudian melihat statistik untuk kematian di Inggris akibat pneumonia dan influenza

Mereka menemukan lebih banyak pria daripada wanita meninggal dari penyakit dan gaya hidup yang mencerminkan perbedaan aktivitas timus antara kedua jenis kelamin.

Perempuan lebih bisa memahami dirinya sendiri dan menemukan apa yang berhasil dan tidak dalam hal seks, lebih cepat daripada pria.

“Seperti kebanyakan hal, seks akan lebih baik semakin sering Anda melakukannya dan semakin Anda ahli dalam hal tersebut,” kata pakar seks dan asmara, Tracey Cox.

Pria dan wanita sangat berbeda dalam evaluasi persepsi mereka terhadap bau.

Perempuan bisa mengidentifikasi lebih banyak jenis bau melebihi laki-laki, menurut sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Roberto Lent dari Institute of Biomedical Sciences di Federal University of Rio de Janeiro dan National Institute of Translational Neuroscience, Kemenristek Brazil.

Indera penciuman wanita memang lebih tajam daripada pria, dikarenakan wanita memiliki limapuluh persen lebih banyak sel pada olfactory bulb dalam otak mereka bagian otak yang berperan dalam mengidentifikasi bau, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.

Selain itu, perbedaan jenis kelamin dalam ketajaman indera penciuman mungkin didasari oleh faktor perilaku sosial yang berbeda dan bisa dikaitkan dengan persepsi masing-masing individu terhadap penciuman, yang secara alami berhubungan dengan pengalaman dan emosi.

Hal inilah yang juga mendasari praduga para peneliti yang mempercayai bahwa superioritas indra penciuman wanita adalah kemampuan kognitif atau emosional, bukan cuma persepsi.