close
Nuga Sehat

Wahai Penderita Jantung, Asuplah Kunyit

Para penderita jantung, terutama mereka yang sudah pernah melakukan operasi “bypass,” merasa beruntung karena para ahli kesehatan sepakat bahwa ekstrak kunyit bisa menguatkan otot jantung yang nrusak waktu dilakukan operasi.

Temuan baru yang dipublikasikan dalam “American Journal of Cardiology,” mengungkapkan, ekstrak kunyit bisa menguatkan otot jantung yang rusak akibat kurangnya pasokan aliran darah sehingga meningkatkan risiko pasien mendapatkan serangan jantung.

Kunyit yang selama ini dikenal sebagai rempah-rempah bumbu masakan ternyata memiliki manfaat kesehatan pasien jantung. Riset terbaru dari Thailand itu menunjukkan, ekstrak dari bumbu kunyit, yang dikenal sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, dapat membantu mencegah serangan jantung pada mereka yang telah menjalani operasi bypass.

Selama operasi bypass, otot jantung dapat rusak akibat kurangnya pasokan aliran darah sehingga meningkatkan risiko pasien mendapatkan serangan jantung kembali.

Namun, temuan baru yang dipublikasikan dalam American Journal of Cardiology, mengindikasikan bahwa kurkumin – pigmen kuning pada kunyit – dapat meringankan risiko tersebut ketika ditambahkan ke terapi pengobatan tradisional.

Wanwarang Wongcharoen, pemimpin studi dari Chiang Mai University, mengatakan, temuan yang dilakukannya masih dalam skala kecil dan harus dikonfirmasi dalam studi yang lebih besar.

Seperti diketahui, ekstrak kunyit telah lama digunakan dalam pengobatan China dan tradisional India. Penelitian menunjukkan peradangan memainkan peran penting dalam pengembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung.

“Dan kurkumin dapat menghambat proses peradangan tersebut,” kata Bharat Aggarwal, yang mempelajari penggunaan kurkumin dalam terapi kanker di MD Anderson Cancer Center, Houston, Texas.

“Temuan ini sangat menggembirakan,” tambahnya, yang tidak terlibat dalam riset tersebut. Pasien diberi satu gram kapsul kurkumin sebanyak empat kali dalam sehari. Mereka mengonsumsi kapsul yang diperkaya kurkumin tiga hari sebelum operasi dan berlanjut selama lima hari sesudah operasi.

Hasil penelitian menunjukkan, setelah operasi bypass, banyak pasien yangi mengonsumsi kurkumin berada dalam keadaan stabil.

Sebelum peserta menjalani operasi jantung, Wongcharoen dan rekan juga menemukan bahwa peserta yang mendapatkan kurkumin memiliki risikolebih rendah terkena serangan jantung.

Wongcharoen berpendapat, antioksidan dan anti-peradangan yang terkandung di dalam kurkumin mungkin telah membantu menghambat kerusakan jantung pada pasien.

“Kurkumin sudah lama dipercaya memiliki kemampuan untuk mengurangi peradangan dan mengurangi toksisitas oksigen atau kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di sejumlah penelitian,” sambung Jawahar Mehta, seorang ahli jantung dari University of Arkansas for Medical Sciences di Little Rock, yang tidak terlibat pada studi ini.

“Tapi itu tidak berarti bahwa kunyit bisa menjadi pengganti pengobatan,” tambahnya.

Menurut Mehta, beberapa jenis obat-obatan seperti aspirin, statin, dan beta blockers telah terbukti dapat membantu pasien jantung dan bahkan para peserta yang terlibat dalam penelitian ini juga telah menggunakannya.

“Mendapatkan kurkumin dengan jumlah yang pas seperti misalnya dalam masakan mungkin cukup berguna. Tapi saya tidak menyarankan Anda untuk pergi ke toko makanan kesehatan dan mulai mengambil empat gram kurkumin sehari, seperti yang dilakukan dalam penelitian ini,” jelas Mehta.

Kunyit yang selama ini kita kenal sebagai bumbu masakan ternyata menyimpan manfaat luar biasa bagi kesehatan. Sebuah riset kembali menemukan manfaat konsumsi kari (kunyit sebagai bumbu utama) dalam membantu mencegah infeksi baru dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Para ilmuwan mengklaim bahwa senyawa yang ditemukan dalam kunyit dapat membantu meningkatkan kadar cathelicidin antimikroba peptida atau CAMP protein yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan berbagai bakteri, virus atau jamur.

Seperti diketahui, kunyit merupakan rempah-rempah yang umum ditemukan di Asia dan telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional India Ayurveda.

Peneliti mengatakan bahwa hasil temuan ini bisa menjadi jalan bagi penelitian baru di bidang nutrisi dan farmakologi.

“Penelitian ini menjadi jalan baru untuk mengatur ekspresi gen CAMP,” kata Adrian Gombart, seorang profesor biokimia dan biofisika di Linus Pauling Institute, Cornvallis, Oregon yang mempublikasikan temuan ini dalam Journal of Nutritional Biochemistry..

“Sungguh menarik dan agak mengejutkan bahwa kurkumin bisa melakukan itu dan ini dapat menjadi pilihan alternatif untuk mengembangkan terapi medis,” tambahnya.

Gombart dan tim juga membandingkan efektivitas kurkumin dan omega-3 asam lemak dalam meningkatkan ekspresi gen CAMP. Hasilnya menunjukkan, asam lemak omega-3 tampaknya tidak berguna dalam meningkatkan protein..

“Kurkumin sebagai bagian dari kunyit, umumnya dikonsumsi dalam makanan pada tingkat yang cukup rendah,” kata Gombart. “Namun, dengan konsumsi secara berkelanjutan dari waktu ke waktu seseorang bisa menjadi sehat dan membantu melindungi terhadap infeksi, terutama pada lambung dan usus,” tambahnya.

Kurkumin, yang dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, saat ini juga sedang dipelajari oleh para ilmuwan di Inggris sebagai suatu senyawa yang efektif untuk melawan kanker. Peneliti berharap, kurkumin dapat meningkatkan keberhasilan kemoterapi dan mengurangi efek samping.

“Kami telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki lebih dari 100 cara untuk merusak sel kanker, khususnya sel kanker di usus besar,” kata Profesor Will Stewart dari England Universitas di Leicester.

“Salah satu mekanisme utama yang mempengaruhi cara kerja mereka (kurkumin) adalah bahwa mereka tumbuh di pembuluh darah,” tambah Stewart.

sumber : www.medicaldaily.co dan FOX NEWS