close
Nuga Sehat

Usia Tua? Kenapa Harus Pikun

Jangan lawan penuaan. Itu petuah dan nasihat yang selalu diberikan oleh para ahli kesehatan tentang usia lanjut.

Lantas? Ya, biarkan usia bertambah tapi jangan sampai terserang penyakit. Itu yang harus dicermati oleh para lansia untuk menetralisir penuaan.

Sebab penuaan, kalau tidak di netralisir, akan mendatangkan demensia atau kepikunan.

Pikun, perlahan namun pasti, akan dialami sejalan dengan pertambahan usia.

Berbagai studi menganjurkan berbagai upaya untuk menetralisir kepikunan, seperti dengan minum kopi atau teh pahit setiap pagi. Upaya ini mampu untuk memperlambat dan melawan kepikunan.

Kopi dan teh sudah menjadi minuman favorit bagi kebanyakan orang di dunia. Tapi efek menguntungkan dari kafein pada kopi sebagai obat psikoaktif, yang dapat memelihara fungsi otak, mulai belakangan ini dihargai.

Penelitian terbaru oleh pakar internasional dari University of Lisbon dan University of Coimbra, Portugal menemukan, bahwa kafein dalam kopi dan teh dapat melindungi terhadap penurunan kognitif yang terlihat pada demensia (kepikunan) dan penyakit Alzheimer.

“Studi epidemiologis pertama menunjukkan, hubungan terbalik antara konsumsi kafein dengan kejadian penyakit Parkinson.”

“ Kemudian beberapa studi epidemiologi lanjutan menunjukkan, bahwa konsumsi jumlah moderat kafein juga berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan serta kejadian penyakit Alzheimer,” jelas Alexandre de Mendonca, dari Institute of Molecular Medicine and Faculty of Medicine, University of Lisbon, Portugal, seperti dilansir dari Seniorjournal.

Selain kopi pahit, teh pahit juga dapat melawan kepikunan. Uji laboratorium menemukan, bahwa minum secangkir teh hitam dan hijau secara teratur dapat menghambat aktivitas enzim tertentu di otak, yang membawa pada Alzheimer, yaitu suatu bentuk demensia generatif yang mempengaruhi 10 juta orang di seluruh dunia.

Berdasarkan jurnal Phytotherapy Research, Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kopi dan teh pahit dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin. Selain itu kopi, teh hitam, dan teh hijau juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase, yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer.

“Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, kopi dan teh berpotensi menjadi senjata lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ini dan memperlambat perkembangannya,” ungkap Dr. Ed Okello, peneliti dari Medicinal Plant Research Centre di Newcastle University, Inggris.

Menurut para ahli lansia faktor-faktor penyebab demensia ada yang dapat dikendalikan dan ada yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor yang tidak dapat dikendalikan contohnya usia dan jenis kelamin. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan oleh penderita antara lain tekanan darah, stres, juga kadar gula dalam darah.

Penyakit-penyakit seperti kolesterol maupun hipertensi bisa memicu demensia pada usia lanjut. Bahkan tekanan darah yang tinggi bisa meningkatkan risiko demensia dua kali lipat.

Untuk itu menghadapi masalah penuaan tidak bisa baru dilakukan saat usia seseorang berada di saat “matang” melainkan harus sejak lahir.

Contohnya bagaimana seorang ibu perokok melahirkan anak yang kurang cerdas. Nantinya saat tua, si anak akan menjadi orangtua yang mengidap demensia.

Oleh karena itu, khususnya lansia, supaya tetap menjaga kesehatan tubuh dan otak agar terhindar dari kepikunan. Selain dengan pola makam dan olahraga teratur, Yuda mengatakan aktivitas sosial yang dilakukan para lansia dapat membantu mengurangi penurunan fungsi otak.

Kalau kita mau memaksimalkan fungsi otak, harus maksimalkan semuanya baik olahraga, makan, dan aktivitas sosial.

Demensia atau penurunan fungsi otak adalah penyakit yang biasa dialami oleh lansia. Dan perempuan lebih rentan terserang demensia yang ditandai dengan kepikunan.

Hal itu disebabkan karena usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Makin lanjut usia makin tinggi resiko demensia.

Selain itu kadar hormon estrogen juga berpengaruh terhadap tingkat risiko terserang demensia. Pada pria hormon estrogen ada dalam tubuh dalam jumlah sedikit namun konstan.
Sedangkan pada perempuan, setelah menopause kadar estrogen langsung menurun drastis.

Kadar estrogen bisa meningkatkan risiko penyakit di pembuluh darah otak sehingga meningkatkan peluang demensia.