close
Nuga Sehat

Ini Cara Hilangkan Bau Mulut Saat Puasa

Puasa dan bau mulut adalah dua sisi dari proses alamiah yang wajar terjadi selama Anda tidak mengasup makanan.

Anda tentu tak ingin punya aroma bau mulut saat menjalan puasa, bukan?

Bau mulut atau disebut helitosis sebenarnya bisa dihindari dengan menyikat gigi dan berkumur.

Nah, sikat gigi dan berkumur tentu tidak bisa sering-sering dilakukan saat sedang puasa. Maka disarankan para ahli untuk sikat gigi setelah makan sahur dan berkumurlah sekali setelah ‘ritual’ sikat gigi selesai.

Kegiatan berkumur berfungsi untuk membuang semua sisa makanan atau sisa pasta gigi yang masih menempel di gigi.

Sisa-sisa ini akan ‘membusuk’ dan mengundang bakteri untuk ‘berpesta di dalam mulut.

Di dalam saliva atau air liur ada komponen organik dan anorganik. Keduanya merupakan pembentuk fosfor sehingga jika terurai akan membentuk asam amino penyebab bau mulut.

Selain bau mulut, sisa pesta kuman ini juga akan menyebabkan kemungkinan timbulnya gigi berlubang dan masalah gigi lainnya.

Berkumur akan membantu mencegah bau mulut. Saat puasa, kumurnya saat wudhu. Berkumur saat wudhu pun juga ada manfaat menghilangkan bau mulut juga.

Selain sikat gigi dan berkumur memilih makanan yang tepat saat sahur akan membantu menghindari timbulnya aroma tak sedap di mulut saat puasa

Bau mulut selama berpuasa ini bisa tercipta karena adanya pemecahan senyawa fosfor.
Fosfor ini ketika diurai dan dicerna akan membentuk asam amino yang menyebabkan bau mulut.

Makanan yang harus dikonsumsi saat sahur adalah makanan sehat yang tidak meninggalkan aroma yang lama dan juga yang tidak bergas.

Sahurlah dengan makanan yang ringan dan bergizi, nasi, sayur dan buah.

Makanan yang seimbang gizi serta sehat bukan cuma akan menjaga kesatabilan lingkungan mulut tapi juga membantu Anda tahan berpuasa seharian.

Hindari konsumsi telur, ubi dan juga daging merah. Telur dan ubi tergolong makanan yang akan menimbulkan gas dalam perut.

Sedangkan daging merupakan makanan yang mengandung asam amino tinggi dan berpotensi menimbulkan bau. Kalau mau makan daging, lebih baik saat berbuka saja.

Selain itu mengasup teh bisa juga sebagai solusi untuk mengontrol bakteri dalam mulut. Hal tersebut mampu menyingkirkan bau mulut atau halitosis.

Selain bagus untuk tubuh, teh bermanfaat juga untuk mencegah bakteri di dalam mulut

Kadar flour dan polifenol yang cukup tinggi pada teh, erupakan unsur penting untuk kesehatan, mencegah plak dan melindungi mulut dari bakteri jahat.

Bila bepuasa dan tidak sempat sikat gigi, ada baiknya berkumur dengan teh tawar hangat.

Salah satu gangguan pada mulut yang mengganggu adalah bau mulut atau halitosis. Biasanya berbagai cara dilakukan untuk menghilangkannya.

Kabar gembira datang dari sebuah penelitian yang mengungkap teh memiliki zat yang mampu menghilangkan halitosis.

Para peneliti dari Lembaga Perlindungan Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan di Belanda menemukan bahwa di dalam teh, terdapat zat yang bernama polyphonol yang dapat menghambat perkembangan bakteri penyebab napas berbau tidak sedap.

Secangkir teh dengan kekentalan normal, cukup untuk membunuh bakteri pada lidah. Selain menghambat pertumbuhan pathogen dalam mulut, teh bermanfaat bagi kesehatan mulut manusia dengan menekan komponen penyebab napas tak sedap yang dihasilkan bakteri pathogen.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jangan mengonsumsi teh dengan campuran susu. Dan akan lebih baik meminum teh tanpa campuran gula. Intinya meminum teh tawar lebih baik bagi mereka yang mengalami halitosis sat puasa.

Untuk mendapatkan manfaat optimal, teh harus diseduh dengan kekentalan yang cukup, yaitu satu bungkus teh celup untuk satu cangkir.

Tercatat, hampir sembilan puluh persen penyebab bau mulut adalah bakteri penghasil sulfur yang tinggal di bagian belakang mulut.

Kebanyakan bau mulut berkaitan dengan kebersihan mulut yang tak terjaga, selain gigi berlubang, infeksi gusi, dan mulut kering. Air ludah yang kental juga bisa menyebabkan bau mulut. Penyebab lainnya, seperti dehidrasi, stres, pemakaian obat kumur beralkohol, usia lanjut atau obat-obat tertentu.