close
Nuga Sehat

Tomat Itu Termasuk Sayur atau Buah?

Tomat itu termasuk buah atau sayur?

Ya, pertanyaan ini merupakan bagian debat klasik kemana seharusnya tomat digolongkan.

Seperti ditulis  “The Daily Meal” hari ini, Jumat, 16 Juni,  secara botani, tomat termasuk dalam buah.

Dalam urusan botani, buah mengacu pada struktur benih tanaman berbunga.

Ya, seperti halnyai mentimun, tomat masih saja jadi  bahan perdebatan di dunia kuliner.

Tomat selama ini diragukan ‘statusnya’ di dunia sayur atau buah.

Banyak perdebatan yang terjadi karena perbedaan pendapat dan keinginan untuk menggolongkan tomat sebagai sayuran atau buah.

Pasalnya, dilihat dari bentuknya, tomat seharusnya masuk dalam keluarga buah. Namun kegunaannya terlihat bukan sebagai buah melainkan mirip seperti sayur.

Perdebatan masih berlangsung setidaknya sampai abad kesembilan belas

Perdebatan ini akhirnya membuat pihak pengadian Amerika, US Supreme Court pun membawanya ke sidang, “Apakah tomat termasuk sayur atau buah?”

Pertanyaan ini mulai diperdebatkan setelah importir buah beradu argumen soal tomat. Hal ini diperdebatkan karena berpengaruh pada pajak yang dikenakan.

Kala itu tomat digolongkan sebagai buah dan bukan sayur. Buah tidak dikenakan pajak, sementara sayur dikenakan pajak sepuluh persen untuk impor.

Oleh karenanya pengadilan akhirnya mengambil keputusan bahwa tomat bukanlah buah melainkan sayur.

Hal ini diperkuat dengan penggunaan tomat yang umum sebagai bagian dari sayuran, misalnya salad, sup, dan sandwich.

Sebaliknya tomat tak ditemukan sebagai bagian dari kue kering, kue bolu, makanan pencuci mulut, dan makanan lain yang umum menggunakan buah, maka tomat pun secara legal digolongkan sebagai sayuran, bukan buah.

Oleh karenanya, tomat harus dikenai pajak sayuran.

Tidak hanya masalah perdebatan, tomat juga terus mengalami penambahan kegunaannya bagi tubuh.

Menurut penelitian baru dalam mencari obat baru, sari tomat diketahui dapat berdiam dalam sel kanker perut yang agresif dan mematikan.

Para peneliti menganalisa ekstrak tomat yang memiliki kemampuan untuk menangkis perpanjangan garis sel kanker perut.

“Efek anti tumor yang terkandung dalam tomat tampaknya tidak berhubungan pada komponen spesifik seperti lycopene tetapi kemampuan untuk menangkis itu datang dari semua komponen dalam tomat,” terang Daniela Barone, peneliti di Pusat Penelitian Onkologi Mercogliano atau CROM di Italia.

Ekstrak tomat San Marzano dan Corbarino dapat masuk dalam sel kanker yang mematikan itu dan meniru perilaku sel.

Seperti ditulis oleh Times of India, perawatan dengan ekstrak tomat mempengaruhi proses penting dalam sel yang berkaitan dengan kemampuan mereka bermigrasi, menghentikan siklus sel melalui proses modulasi protein keluarga retinoblastoma dan siklus sel tertentu yang ada tumbuh di dalamnya, dan pada akhirnya menginduksi kematian sel kanker melalui apoptosis.

“Hasil penelitian ini membuka kemungkinan untuk mengeksplorasi penggunaan nutrisi spesifik yang potensial tidak hanya mencegah kemunculan kanker tetapi juga menjadi bagian dari strategi terapi penyembuhan konvensional,” jelas Antonio Giordano, profesor di Universitas Siena Italia.

Jenis tomat tertentu mungkin menghasilkan efek berbeda-beda dalam tahap neoplasm yang berbeda-beda juga,” tambah Barone.

Tomat dikonsumsi oleh semua orang di seluruh dunia dan merupakan makanan wajib bagi orang yang tinggal di daerah Mediterania yang memang dikenal memiliki risiko paling rendah terkena kanker.

Komponen tomat yang beragam juga telah dianalisa untuk kemampuannya melawan pertumbuhan tumor dalam beberapa sistem percobaan.

Namun, efek ekstrak keseluruhan tomat yang paling menunjukkan perubahan yang signifikan.

Selain itu ada pertanyaan lain. Apakah tomat harus disimpan di lemari pendingin?

Menyimpan tomat di dalam lemari pendingin mungkin terdengar sebagai hal biasa yang praktis dilakukan hampir setiap hari-hari.

Namun ternyata ada satu varian sayuran yang seharusnya tetap berada di luar lemari pendingin.

New York Times memberitakan, sebuah riset yang dilakukan oleh University of Florida menemukan bahwa tomat-tomat yang disimpan dalam tempat dengan suhu seperti kulkas, bakal mengalami penurunan rasa.

ak hanya sampai di situ, rasa tomat yang berkurang itu dipastikan tidak akan kembali lagi meski tomat dipindahkan ke luar lemari pendingin.

Penelitian yang dipublikasikan dalam acara Proceedings of the National Academy of Sciences ini mengatakan bahwa pendinginan sama saja dengan mengubah stabilitas sintesis di dalam tomat.

Dengan kata lain, penyimpanan di dalam kulkas memicu perubahan dalam metilasi DNA.

Artinya bahwa ketika tomat dibawa kembali ke suhu kamar, gen yang membuat rasa tomat seperti telah ‘dimatikan’, dan sebaliknya.

Pemimpin penulisan penelitian ini, Harry Klee, menganalogikan kondisi tomat yang dikeluarkan dari pendingin sama halnya dengan simfoni yang keluar dari biola dan alat musik tiup.

“Anda masi tetap dapat mendengar suaranya, tapi itu berbeda,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk sebuah tomat yang lezat, biasanya mengandung campuran yang kompleks dari asam, gula dan bahan kimia yang dikenal sebagai senyawa organik yang mudah menguap, dapat dibuat dengan melakukan ‘orkestrasi’ tiga puluh bahan kimia dengan komposisi yang seimbang.