close
Nuga Sehat

Tomat Dan Kedelai Bisa Cegah Datangnya Prostat

Usia lanjut dan prostat adalah pertemanan yang menghantui kehidupan lelaki. Prostat seperti yang sering menjadi “joke” di kalangan pria disebut sebagai “dosa lelaki.”  Untuk mejaga datangnya usia tua dan prostat sebagai pertemanan “sejati” tak ada salahnya bila upaya pencegahan penyakit ini sudah dibiasakan sejak usia muda.

Memang banyak pilihan untuk menghindarkan pertemanan usia tua dan prostat itu. Salah satu pencegahan yang dapat dipertimbangkan adalah mengonsumsi buah tomat dengan kedelai.

Sebuah penelitian terbaru mengatakan, kombinasi tomat dan kedelai ternyata memiliki efek yang lebih baik dalam mencegah munculnya prostat. Konsumsi bersamaan akan memberi efek yang lebih baik daripada dimakan sendiri-sendiri.

Seperti yang dipublikasi dalam jurnal Cancer Prevention Research, kombinasi dua makanan ini efektif dalam mencegah kanker prostat.

Para peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign dan Ohio State University melakukan percobaan pada tikus untuk menguji kemampuan kombinasi ini. Mereka sudah merekayasa gen dari tikus agar dapat mengembangkan sebuah bentuk agresif dari kanker prostat.

Mereka memberi makan tikus-tikus dengan bubuk tomat yang mengandung 2 persen kedelai, sementara ada kelompok tikus yang hanya diberi makan tomat saja atau kedelai saja.

Hasilnya, tikus yang berasal dari grup kombinasi tomat dan kedelai 45 persen mengalami kanker prostat. Angka ini dibandingkan dengan tikus dari grup tomat yaitu sebanyak 61 persen, dan grup kedelai 66 persen.

Para peneliti mengatakan, bila diaplikasikan pada manusia dewasa, hasil ini dapat diterjemahkan dengan konsumsi tiga hingga empat sajian tomat per minggu, dan satu hingga dua sajian kedelai setiap hari.

Mereka juga mengatakan, sajian alami yang diperoleh dari buah tomat dan susu kedelai lebih memberikan manfaat daripada suplemen likopen dan kedelai. Alasannya, kandungan secara keseluruhan makanan dapat menambah efek dalam melawan sel kanker.

Orang dengan gangguan pembesaran prostat mungkin akan mendapat opsi baru untuk mengatasi gangguan tersebut. Sebuah studi baru menunjukkan, menghalangi aliran darah ke prostat sementara waktu dapat lebih efektif daripada pembedahan.

Pembesaran prostat memang belum diketahui penyebabnya, namun faktanya seiring bertambahnya usia, risiko terkena penyakit ini juga semakin bertambah. Beberapa peneliti percaya bahwa fluktuasi kadar testosteron bisa jadi salah satu faktor pemicunya.

Pembedahan selama ini menjadi cara yang paling efektif untuk mengatasi gangguan pembesaran prostat akut. Namun pembedahan juga memiliki risiko yang tidak kecil. Untuk itu para peneliti berusaha mencari solusi untuk pembesaran prostat tanpa harus memerlukan pembedahan.

Sementara itu, dr. Sandeep Bagla, seorang peneliti.  mengatakan pembesaran prostat juga dapat diatasi dengan menahan aliran darah sementara ke prostat. Metode ini disebut prostatic artery embolization (PAE).

Prosesnya dimulai dari memasukan kateter ke dalam kaki pasien yang kemudian dialirkan ke pembuluh darah arteri yang menuju prostat. Kateter kemudian menyembulkan semacam penghalang aliran darah di arteri, sehingga dapat menghalangi aliran darah menuju prostat untuk sementara.

Para peneliti merencanakan untuk melakukan prosedur ini pada paling tidak pada 30 pasien, meskipun akhirnya baru 18 pasien yang dilibatkan. Studi ini dipresentasikan dalam konferensi Monday’s Society of Interventional Radiology.

Bagla dan timnya memastikan metode ini memiliki risiko yang lebih kecil daripada pembedahan. Namun juga memiliki hasil yang dramatis dalam mengatasi pembesaran prostat.

“Pasien yang belum pernah melakukan pembedahan atau perlakuan dengan laser mendapat manfaat dari metode ini,” ujar Bagla.

Bagla menambahkan, metode ini juga tidak meletakkan kateter pada penis, sehingga tidak ada risiko pengecilan uretra dan pendarahan.

Selain pembedahan, obat-obatan menjadi pilihan bagi pasien dengan gejala yang tidak terlalu berat. Alpha 1-blocker yang digunakan bagi mereka penderita tekanan darah tinggi juga dapat memperbaiki aliran urin. Kendati obat-obatan membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk menunjukkan efek.