close
Nuga Sehat

TBC? Kenali Gejala dan Upaya Mencegahnya

Indonesia menjadi negara terbanyak penderita tuberculosis atau “tbc?”

Jawab iya.

Dan WHO menetapkan Indonesia sebagai negara dengan penderita tuberkulosis  terbanyak kedua di dunia, di bawah India.

Pada dua tahun lalu, kasus TBC baru di Indonesia mencapai lebih dari satu juta penderita.

Jumlah penderita tuberkulosis ini dapat terus bertambah mengingat penularan TBC cukup mudah melalui udara.

TBC dapat menyebar saat penderita mengeluarkan percikan dahak yang mengandung kuman Mycobacterium Tubercolosis terhirup oleh orang lain.

Lalu, bagaimana cara mengenali, mencegah dan mengobati TBC?

Tuberkulosis merupakan kuman yang dapat menyerang seluruh organ tubuh kecuali kuku dan rambut.

Namun, delapan puluh lima persen kuman TBC menyerang paru-paru.

“Bisa menyerang otak, ke jantung, ginjal, dan semua organ. Tapi delapan puluh lima persen ke paru-paru,” kata Erlina Burhan, dokter spesialis paru dalam acara bincang kesehatan tentang TBC

Lebih jauh, Erlina mengatakan ada beberapa cara untuk mengenali TBC Paru-paru.

Di antaranya, bakteri TBC yang menyerang paru-paru akan membuat penderitanya batuk berdahak lebih dari dua pekan.

Batuk ini membuat penderita tak nyaman menjalankan aktivitas.

TBC yang menyerang anggota tubuh lain akan berpengaruh langsung terhadap organ tersebut seperti menimbulkan rasa nyeri dan sakit.

TBC yang menyerang paru-paru, lama-lama akan membuat organ pernapasan itu rusak sehingga membuat penderita kesulitan bernapas. Penderita bakal mengalami sesak napas.

Saat organ paru semakin parah, kuman TBC akan menyerang pembuluh darah di sekitar paru-paru. Ketika pembuluh darah pecah, penderita akan mengeluarkan darah saat batuk.

Gejala umum lainnya adalah demam yang tak terlalu tinggi namun kerap hilang dan timbul kembali. “Deman yang hilang timbul, demam-deman yang tidak jelas apa penyebabnya,” kata Erlina.

Penderita TBC akan mengalami penurunan nafsu makan yang berdampak pada berkurangnya berat badan.

Lalu,  bagaimana mencegahnya?

Menurut Erlina, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit TBC Paru.

Sebisa mungkin hindari kontak dengan penderita batuk khususnya TBC. Meski demikian, jangan sampai mendiskriminasi para penderita.

Selalu sediakan masker saat berada di tempat umum terutama dalam ruangan tertutup seperti bus, pesawat, kereta api, dan mal. Masker dapat mencegah penyebaran kuman TBC.

Ventilasi dan saluran udara yang baik dapat menghambat penyebaran kuman TBC. Bakteri tersebut dapat berkembang biak di lingkungan yang lemban.

Bakteri TBC juga bisa mati jika terkena cahaya matahari langsung.

Sistem imun yang rendah membuat penularan TBC akan semakin mudah.

Hindari gaya hidup yang dapat membuat daya tahan tubuh menurun seperti merokok dan begadang.

Tingkatkan daya tahan tubuh denagn istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.

Jika terpapar dengan pasien TBC segera lakukan pemeriksaan untuk mencegah penularan.

Tuberkulosis merupakan penyakit yang bisa disembuhkan total jika diobati dengan benar.

Semakin cepat TBC terdeteksi pengobatan akan semakin baik. Pemeriksaan TBC saat ini sudah tersedia di beberapa puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia.

Pengobatan TBC akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

“Harus diperiksa ke puskesmas, ke rumah sakit dan sudah gratis, obatnya pun gratis. Nanti akan diobati sampai selesai,” tutur Erlina,

Ketika sudah didiagnosis TBC, pasien mesti mengikuti semua prosedur dengan teratur dalam waktu yang lama.

Pengobatan TBC membutuhkan waktu hingga enam bulan.