close
Nuga Sehat

Tak Bisa Berdiri Satu Kaki? Gawat!!

Anda pernah mencoba beridiri dengan satu kaki? Gagal dan gagal lagi? Wah, ada sesuatu yang nggak beres di saraf otak Anda. Hasil studi terbaru itu diterbitkan di dalam jurnal “Stroke,” .mengungkapkan dalam rilis terbarunya, kemungkinan ada penyumbatan arteri di otak Anda.

Mungkin Anda belum percaya jika kesehatan otak bisa ditentukan dari lamanya seseorang berdiri dengan satu kaki? Ini bukan lelucon, tapi hal tersebut telah coba dibuktikan dalam sebuah penelitian.

Jangan sepelekan kemampuan kordinasi tubuh, seperti menyeimbangkan tubuh saat berdiri dengan satu kaki.
Kemampuan itu, menurut sebuah studi terbaru ternyata mengindikasikan apakah seseorang memiliki risiko tinggi stroke atau demensia.

Dalam studi tersebut, para ilmuwan menemukan kaitan erat antara ketidakmampuan berdiri dengan satu kaki selama lebih dari dua puluh detik dengan pendarahan mikro dan stroke ‘diam-diam’.

Meski cedera-cedera otak mungkin terlalu kecil untuk menimbulkan gejala, para ilmuwan memperingatkan ke depan cedera itu bisa menandakan masalah lebih besar.

Stroke ‘diam-diam’ atau lacunar infarction atau perubahan atau kelainan pembuluh darah di satu tempat di otak, biasanya akibat kekurangan pasokan oksigen atau penyumbatan, diketahui berpotensi besar meningkatkan risiko serangan stroke sesungguhnya dan demensia.

Pemimpin riset, Dr Yasuharu Tabara, Universitas Kyoto, Jepang, berkata,”Satu studi kami mejumpai bahwa kemampuan seimbang saat berdiri di satu kaki adalah tes penting untuk mengetahui kesehatan otak.”

“Jadi para individu dengan kesimbangan buruk saat berdiri dengan satu kaki harus mulai berhati-hati, karena ini mungkin mengindikasikan peningkatan risiko gangguan otak dan penurunan kognitif.” ujarnya.

Seluruh partisipan dalam studi tersebut melakukan tes dua kali dan hasil dua kali itu digunakan ilmuwan sebagai sumber analisa.

Peserta studi juga menjalani pemindaian MRI agar peneliti dapat mengetahui kadar gangguan pembuluh darah kecil otak yang bisa menggangu aliran darah ke otak.

Hasil riset yang dipublikasikan di journal Stroke, menunjukkan bahwa 34,5 persen partisipan yang mengalami lesi lacunar infarksi ternyata mengalami kesulitan menyeimbangkan tubuh saat berdiri dengan satu kaki.

Hasil serupa juga dijumpai pada 16 persen partisipan dengan satu lesi lacunar infarksi dan 30 persen wanita atau pria yang memiliki lebih dari dua pendarahan mikro di otak.

“Durasi berdiri dengan satu kaki adalah cara sederhana untuk mengetahui ketidakstabilan dalam tubuh yang mungkin terkait abnormalitas otak,” kata Tabara.

Dalam penelitian serupa pada awal tahun, ilmuwan dari Medical Research Council Inggris, menemukan bahwa kemampuan berdiri dengan satu kaki pada usuia 53 tahun bisa memprediksi apakah mereka berisiko mengalami kematian lebih cepat.

Para peneliti dari Center for Genomic Medicine di Universtas Kyoto di Jepang bertanya kepada seribuan orang dengan usia rata-rata enam puluh tujuh tahun.

Para responden diminta berdiri dengan satu kaki yang diangkat dan mata terbuka selama enam puluh detik.

Setiap orang mencoba sampai dua kali, dan waktu terbaik yang mereka capai dipakai sebagai analisis. Kemudian, dengan menggunakan MRI para peneliti memindai otak setiap responden.

Di antara mereka yang memiliki gangguan keseimbangan, setelah diteliti lima belas persen memiliki satu lesi perdarahan mikro di otak, tiga puluh persen memiliki dua.

Sementara, enam belas persen memiliki satu penyumbatan arteri otak, tiga puluh lima persen memiliki dua. Selain itu, orang-orang dengan waktu keseimbangan terpendek umumnya memiliki skor kinerja mental terendah.

Bagaimana caranya berdiri satu kaki dapat menyediakan informasi kesehatan otak?

“Keseimbangan dicapai dan dijaga oleh tiga sirkuit sensorik utama. Yaitu, visi, proprioceptif yaitu rasa untuk posisi menyeimbangkan tubuh dan sistem vestibular atau telinga bagian dalam,” kata Jose Biller, ketua neurologi Loyola Medicine di Maywood, Illinois, Amerika Serikat, seperti dilansir dari laman “Prevention.”

Jika Anda memerhatikan pelajaran anatomi di SMA, Anda akan ingat bahwa otak mengontrol semua sirkuit sensorik. Jadi, hilangnya koordinasi motorik, seperti ketidakmampuan menyeimbangkan tubuh untuk waktu lama, mengindikasikan kerusakan otak.

Jadi, coba lakukan tes keseimbangan tubuh. Jika tidak dapat mematahkan batas waktu dua puluh detik, menurut Biller, mungkin ada peningkatan risiko penyakit otak dan penurunan kognitif.

Tags : slide