close
Nuga Sehat

Sudahkan Anda Cek Tekanan Darah?

Anda ingat hari ini  sebagai peringatan tentang hipertensi?

Ya, hari ini, Selasa, 17 Mei 2016, adalah “hari hipertensi.”

Dan hari ini pula Anda diingatkan untuk memeriksa tekanan darah.

Ingat, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak manusia.

Hal ini bisa berakibat fatal, seperti stroke, gangguan kognitif, hingga demensia atau pikun.

Dan Anda harus paham  banyak proses yang bisa terjadi ketika tekanan darah tinggi menyerang otak.

Ketika tekanan darah tinggi, pembuluh darah bisa pecah kemudian perdarahan ke otak. Oksigen jadi kurang di otak

Hipertensi  cukup lama juga bisa menyebabkan lapisan dalam pembuluh darah perlahan menipis.

Hal ini dapat membentuk endapan di otak yang makin lama menebal. Bisa juga membuat hipokampus atau bagian  otak besar mengecil”

Sayangnya, hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala sehingga orang tidak menyadarinya dan cerndung mengabaikan.

Jika gejala sudah muncul, maka telah terjadi kerusakan pada otak. Untuk itu tekanan darah harus diperhatikan sejak usia muda.

Apa yang terjadi pada usia delapan puluhan, dipengaruhi saat waktu muda.

Mereka yang saat mudanya menderita hipertensi tidak terkontrol, saat usia lanjut akan berisiko memiliki otak pikun.

Itu sebabnya kita perlu melakukan pengecakan tekanan darah secara rutin, apalagi jika memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi.

Sebenarnya, hipertensi pun dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia.

Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari memiliki tekanan darah tinggi.

Hipertensi sering menjadi silent killer atau pembunuh diam-diam.

Disebut silent killer karena banyak yang tidak sadar, diam-diam sudah tahap gagal ginjal, stroke, atau jantung,.

Tingginya tekanan darah dapat penyebabkan pembuluh darah pada ginjal terus tertekan dan lama-kelamaan rusak.

Hipertensi dapat menghambat proses penyaringan dalam ginjal bekerja dengan baik. Fungsi ginjal pun menurun.

Selain itu, hipertensi juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya stroke, yaitu kematian jaringan di otak karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

Mmemang  kebanyakan kasus hipertensi tidak memunculkan gejala sehingga disebut silent killer.

Dalam beberapa kasus, pasien biasanya merasakan gejala saat tekanan darahnya naik, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, jantung berdebar-debar, sulit bernapas, dan mudah lelah.

Namun, gejala tersebut sering kali tak disadari sebagai hipertensi.

Untuk Anda tahu hipertensi ditandai dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Deteksi hipertensi bisa dilakukan dengan pengukuran tekanan darah rutin.

Tekanan darah hanya bisa diukur dengan alat pengukur.

Orang dengan tekanan darah tinggi disarankan segera memeriksakan diri agar mendapat terapi yang tepat.

Jika dibiarkan, meski tanpa keluhan, hipertensi bisa merusak organ tubuh vital, seperti ginjal, otak, jantung, dan pembuluh darah sehingga menimbulkan kecacatan, bahkan kematian.

Selain itu bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

Santoso mengatakan, hipertensi disertai diabetes dan kebiasaan merokok akan meningkatkan risiko kematian karena penyakit jantung koroner dan stroke.

Untuk mengurangi faktor risiko, disarankan penerapan gaya hidup sehat, seperti menurunkan berat badan, mengonsumsi sayur, buah, dan daging putih, mengurangi konsumsi garam, meningkatkan aktivitas fisik/olahraga, serta mengurangi alkohol.

Untuk tetap sehat, orang normal harus menjaga tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.

Adapun orang yang sudah memiliki faktor risiko seperti gangguan jantung, diabetes, atau gagal ginjal harus menjaga tekanan darah di bawah 130/80 mmHg.

Data Asosiasi jantung Amerika menyebutkan, satu dari tiga orang di negara itu mengidap hipertensi.

Hipertensi adalah sindrom, yakni kumpulan dari penyakit.

Adanya hipertensi menunjukkan pengidap memiliki gangguan kesehatan, seperti pengerasan arteri, disfungsi endotel, gangguan metabolisme glukosa, dan gangguan metabolisme lemak.

Pengidap hipertensi yang terkontrol dengan obat perlu terus minum obat.

Jika obat dihentikan, tekanan darah akan meningkat lagi, bahkan bisa stroke. hipertensi tidak bisa disembuhkan, hanya dapat dikendalikan.

Ia menekankan, perlunya kedisiplinan pasien untuk minum obat, mengubah gaya hidup agar sehat, menghindari merokok, dan makan makanan sehat.

Selain itu, juga rutin kontrol.