close
Nuga Sehat

Studi, Ngopi Bisa Picu Kanker Paru-Paru

Segelas kopi dan teh terdengar nikmat dan dapat mengembalikan konsentrasi.

Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa konsumsi kopi dan teh dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.

Penelitian yang dipresentasikan di American Association for Cancer Research tersebut menunjukkan meminum dua atau lebih cangkir kopi atau teh setiap harinya meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit kanker paru-paru.

Hasil ini bahkan juga berlaku untuk yang bukan perokok.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis data dari tujuh belas studi berbeda yang mencakup satu koma dua juta partisipan dari Asia dan Amerika Serikat.

Studi itu mencatat konsumsi partisipan pada rokok, kopi, dan teh. Setengah dari partisipan itu bukan perokok.

Para partisipan ini diikuti selama rata-rata delapan koma enam tahun. Selama waktu tersebut, lebih dari dua puluh  ribu partisipan terkena kanker paru-paru.

Peneliti lalu menyimpulkan orang yang bukan perokok tapi meminum dua atau lebih cangkir kopi sehari memiliki risiko terkena kanker paru-paru empat puluh satu persen lebih tinggi daripada yang tidak minum kopi. kopi tanpa kafein dikaitkan dengan risiko lima belas persen lebih tinggi daripada kopi berkafein.

Sementara, yang bukan perokok tetapi meminum dua atau lebih cangkir teh setiap hari memiliki risiko terkena kanker paru-paru tiga puluh tujuh persen lebih tinggi daripada yang tidak minum teh.

Studi ini juga mendapati risiko seseorang tidak berubah signifikan saat memasukkan faktor lain seperti usia, ras, atau jenis kopi yang diminum.

“Ini penelitian obeservasional, jadi tidak membuktikan sebab akibat,” kata pemimpin penelitian dari University in Tennesse Jingjing Zhu, dikutip dari Live Science.

Zhu menyatakan peneliti tak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan adanya keterkaitan antara kopi dan kanker paru-paru. Namun, hipotesis sementara menunjukkan terdapat masalah saat proses roasting biji kopi.

Bahkan, sebagian orang berpikir belum lengkap rasanya jika memulai hari tanpa secangkir kopi.

Namun, bukan berarti Anda bisa sesukanya mengonsumsi kopi sebanyak mungkin. Konsumsi kopi perlu dilakukan dalam kadar wajar.

European Food Safety Authority mengingatkan agar konsumsi kopi tak lebih dari empat cangkir dalam sehari. Empat cangkir setara dengan empat ratus miligram kopi espreso.

Jika kopi dikonsumsi berlebih, maka tubuh akan mengalami beberapa efek samping.

Kafein jadi komponen utama dalam kopi. Kafein mampu meningkatkan kewaspadaan dengan menghalangi efek adenosin atau zat kimia otak yang membuat tubuh merasa lelah.

Dalam waktu bersamaan, kafein memicu pelepasan hormon adrenalin yang meningkatkan energi. Dengan kata lain, asupan kafein menimbulkan kecemasan dan kegugupan.

Kandungan kafein dalam kopi bisa bervariasi. Mengutip Healthline, kopi berukuran besar dari Starbucks, misalnya, mengandung tiga ratus tiga puluh miligram kafein.

Kopi memiliki efek laksatif. Kopi berkontribusi dalam pelepasan gastrin yakni, hormon yang membuat perut mempercepat aktivitas pada usus besar. Efek serupa juga timbul pada kopi tanpa kafein sekalipun.

Stimulasi gerakan usus meningkatkan kontraksi sehingga makanan dalam perut terus bergerak. Tak heran jika kelebihan konsumsi kopi bisa mengakibatkan buang air besar hingga diare pada tingkat yang lebih parah.

Pada beberapa studi disebutkan bahwa minuman berkafein, termasuk kopi, bisa memperburuk gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung.

Detak jantung cepat atau rasa berdebar bisa timbul jika konsumsi kopi tak bisa ditoleransi tubuh.

Sebenarnya tak hanya kafein, jantung berdebar ini juga disebabkan oleh terlalu banyak konsumsi alkohol dan nikotin.

Detak jantung cepat bisa mengakibatkan rasa pening bahkan pingsan. Tak ada solusi tepat selain memangkas konsumsi kopi.

Dalam dosis tertentu, sebenarnya kafein dapat membantu menghilangkan sakit kepala. Kafein membuat obat pengurang rasa nyeri bekerja lebih baik.

Namun sebaliknya, jika konsumsi kafein terlalu banyak atau lebih dari  lima ratus miligram, orang bisa mengalami keracunan kafein. Gejalanya berupa sakit kepala dan kelelahan.

Dalam secangkir kopi hitam, ada sekitar lima puluh hingga dua ratus tiga puluh lima miligram kandungan kafein. Selain dari kopi, kafein juga bisa didapat dari teh hitam, soda, minuman berenergi, dan cokelat batang.

Sakit kepala bisa jadi penanda bahwa konsumsi kafein, baik dari kopi dan bahan makanan lainnya, dilakukan secara berlebih.

Kopi membantu orang untuk tetap terjaga. Di sisi lain, konsumsi berlebihan bisa membuat orang sulit tidur.

Studi menemukan, semakin tinggi kafein yang masuk ke tubuh semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk tidur. Pada orang dewasa, ini jelas bisa memangkas waktu tidur mereka.

Sebaliknya, konsumsi kafein yang moderat tak akan berpengaruh pada kebiasaan tidur bahkan pada mereka yang mengidentifikasi diri mengidap insomnia.

Secara umum, kopi tidak meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke. Namun, kafein menunjukkan efek meningkatkan tekanan darah pada beberapa studi.

Naiknya tekanan darah menjadi faktor risiko serangan jantung dan stroke karena kondisi ini bisa merusak pembuluh arteri jika terjadi terus-menerus.