close
Nuga Sehat

Silakan Makan Berlebih, Asal Olahraga

Olahraga secara konsisten, tulis laman situs “shape,” hari ini, Rabu, 09 November 2016,  dapat melindungi kita dari kelebihan makan.

Itulah studi terbaru  dari dari peneliti University of Michigan.

Studi ini merupakan bagian dari program lembaga itu untuk menguji efek mentalitas bahwa di libur akhir tahun masyarakat makan seenaknya

Mereka  meminta orang dewasa melanjutkan kebiasaan olahraga normal dan mereka diperkenankan makan kalori tiga puluh  persen lebih banyak dari biasanya selama satu minggu.

Hasilnya, mereka yang makan berlebihan tetapi tidak olahraga mengalami kenaikan lemak dan peningkatan penanda penyakit jantung dan diabetes.

Tetapi, bagi mereka yang tetap aktif, di sini olahraga bertindak sebagai tameng kesehatan yang melindungi jaringan lemak agar tak berubah dalam hal inflamasi dan metabolisme lemak.

Ingin olahraga jadi pelindung kesehatan kita?

Ada dua informasi penting yang harus diingat.

Pertama, olahraga hanya manjur menjadi pelindung kesehatan untuk periode singkat makan berlebihan.

Olahraga sayangnya tak memberikan jaminan boleh makan seenaknya selama berbulan-bulan.

Kedua, semakin konsisten kita berolahraga, semakin mantap perlindungan olahraga untuk kesehatan kita.

Artinya, semakin semangat rutin olahraga bakal membantu kita melewati musim pesta dan liburan akhir tahun tanpa harus kegendutan.

Olahraga sesekali mulai awal Desember sampai pesta tahun baru saja tak akan memberi manfaat perlindungan untuk tubuh kita.

Lantas muncul pertanyaan, apakah perlu makan setelah olahraga?

Setelah berolahraga, otot kita perlu mendapat bahan bakar dan juga memperbaiki “dirinya” dengan makanan yang kita asup.

Kuncinya adalah memilih jenis makanan yang tepat.

Apa pun jenis olahraga Anda, nutrisi adalah sesuatu yang lebih penting ketimbang latihan itu sendiri.

“Bila kita tidak makan, mungkin kita tidak akan bisa melakukan latihan selanjutnya. Makan adalah bagian penting dari latihan, sekadar bukan tambahan.”

“ Bila kita ingin bisa melakukan latihan selanjutnya, energi yang dipakai oleh otot harus digantikan,” kata Nancy Clark, ahli gizi.

Jadi, apa makanan terbaik yang sebaiknya diasup setelah olahraga? Apakah kita perlu mengonsumsinya tiga menit setelah sesi latihan berakhir?

Anda tidak selalu harus makan setelah berolahraga.

Bila Anda bersepeda santai atau angkat beban tak terlalu berat selama tiga puluh menit tanpa mengalami peningkatan detak jantung, Anda bisa menunda mengisi perut sampai waktu makan selanjutnya.

Yoga, pilates, dan olahraga sejenis juga tidak membuat kita perlu segera makan setelah berlatih.

Demikian pula jika Anda merasa bersemangat dan perut tidak terlalu kosong, maka kita tidak perlu buru-buru makan. Otot akan pulih kembali dalam dua puluh emapat hingga empat puluh delapan jam.

Jika sudah makan sebelum membakar keringat di gym, Anda juga boleh melewatkan makan, terutama bila targetnya adalah menurunkan berat badan.

“Mayoritas orang tidak butuh snack sebelum dan setelah latihan olahraga. Ngemil justru meningkatkan asupan kalori total dan ini berarti akan lebih banyak kalori yang perlu dibakar,” kata Clark.

Melakukan olahraga berat, seperti bersepeda, lari, atau latihan apa pun yang memompa jantung dan dilakukan lebih dari satu jam, membutuhkan asupan makanan setelahnya.

Sebaiknya makan dilakukan dua puluh hingga tiga puluh  menit pasca-olahraga. Ini adalah masa ketika “otot lebih gampang menyerap glukosa ke dalam sel”.

Selalu bawa makanan yang bisa mengembalikan energi dengan cepat, misalnya susu cokelat atau buah yang manis.

Anda juga butuh asupan makanan segera bila pagi hari adalah waktu latihan yang Anda sukai dan belum makan apa pun saat bangun tidur. Sarapan dengan menu yang sehat setelah berolahraga akan membantu mengembalikan kalori dan juga mencegah kita makan berlebihan pada siang hari.

Menu sarapan yang direkomendasikan antara lain omelet telur dengan sayuran, setengah mangkuk oat dan potongan pisang, serta sepotong ikan dan ubi manis.

Apa pun jenis latihannya, otot kita selalu butuh dua makro nutrisi, yakni karbohidrat dan protein. Porsinya tentu disesuaikan dengan latihan yang dilakukan.