close
Nuga Sehat

Riset Ungkap Alasan Kenapa Ada Jerawat

Jerawatan?

Ya, siapa yang tidak kesal dengan “penyakit” yang satu ini.

Apalagi sang jerawat  sukar enyah dari wajah meski sudah diobati dengan berbagai cara

Dan  kemungkinan Anda memiliki folikel rambut yang mudah tersumbat.

Mengenai jerawat itu, kali ini, diungkapkan oleh penelitian yang terbit dalam jurnal Science Inflamation

Pada dasarnya, hampir seluruh kulit manusia secara alami ditinggali bakteri sebagai benteng dari serangan kuman.

Dengan kata lain, bakteri penyebab jerawat, yakni Propionibacterium acnes, memang tersimpan di kulit tiap orang

Namun, yang menjadi pertanyaan para ahli adalah mengapa tidak semuanya memiliki kulit berjerawat?

Peneliti asal Universitas California, Richard Gallo, bersama rekannya pun tergerak untuk menyelidikinya.

Dirangkum dari Science Alert pada Rabu, 04 April, sebetulnya bakteri yang bersarang di kulit tidak akan berbahaya dan menimbulkan peradangan asalkan tidak terperangkap pada bagian yang pengap dan berminyak seperti folikel rambut.

Begitu pula dengan bakteri jerawat. Gallo dan timnya menemukan bahwa P acnes akan berujung pada jerawat saat bersinggungan dengan pori-pori yang tersumbat.

Akibatnya, kelenjar sebaceous menghasilkan minyak berlebih pada kulit yang dikenal dengan nama sebum.

Sebum ini lalu berubah menjadi asam lemak yang memperparah peradangangan di kulit. Asam lemak inilah yang menghambat kerja enzim deacetylases histone, yakni mencegah peradangan.

Akibatnya, pori-pori membengkak dan timbul menjadi jerawat.

Gallo menekankan, reaksi jerawat baru akan muncul jika seseorang memiliki folikel rambut yang bersifat mudah tersumbat. Inilah yang mengantarkan pada temuan kenapa ada orang yang selalu berjerawat dibandingkan orang lain.

Sebab, jenis folikel rambutnya berbeda. Kala itu, kesimpulan tersebut diperoleh Gallo dan timnya lewat serangkaian eksperimen pada tikus. Bakteri penyebab jerawat dinjeksikan pada berbagai jenis kulit tikus untuk mendapatkan hasil tentang pembentukan jerawat. Tanggapan pun datang dari pakar bakteri kulit asal Universitas Aarhus, Holger Bruggemann.

“Untuk pertama kalinya, dijabarkan tentang bagaimana asam lemak turunan dari P acnes memicu peradangan pada sel-sel kulit,” ujarnya kepada New Scientist,

Kini, Gallo beserta kelompok kerjanya berencana menelusuri temuan mereka lewat uji coba pada manusia.

Mereka ingin mengetahui lebih lanjut, selain folikel, apakah genetika juga berperan membuat seseorang rentan berjerawat.

Dugaan lain penyebab jerawat seperti perbedaan strain bakteri yang memproduksi kelebihan asam lemak akan turut ditelusuri pula.

Setidaknya, temuan tersebut membawa kita pada pengetahuan tentang pengobatan jerawat.

Pemberian antibiotik, hormon regulator seperti pil kontrasepsi, atau isoretinoin sejenis Roaccutane kerap tidak mempan untuk membasmi jerawat.

“Kita bisa memutus jalur asam lemak ini atau menangkal dampaknya pada kulit. Ini yang sedang kita kerjakan sekarang,” ujar Gallo kepada New Scientist.

Namun, apakah Anda tahu semua hal tentang jerawat?

Misalnya, apa yang menjadi penyebab jerawat, bagaimana cara mengobatinya, atau bagaimana cara yang benar untuk mencegahnya?

Ketika sel-sel rambut, sel-sel kulit, dan kelebihan minyak dari kelenjar minyak bercampur menjadi satu dan memblokir folikel rambut (pori-pori), maka terjadi penyumbatan.

Bakteri dalam penyumbatan tersebut menyebabkan pembengkakan di bawah kulit. Jika penyumbatan tersebut luruh, maka muncul bintil. Itulah jerawat.

Jerawat sebagian besar berasal dari pori-pori yang tersumbat.

Penyebab pasti dari jerawat tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan jerawat.

Sebut saja kelebihan minyak pada kulit .

Jerawat dapat dengan efektif dikendalikan oleh beberapa perawatan rumah atau pengobatan medis

Jerawat adalah suatu kondisi kulit yang umum tetapi tidak ada satupun orang yang dapat tahu sepenuhnya tentang jerawat.

Namun, tersedia informasi dasar yang dapat membantu Anda untuk merawat jerawat dan mencegah kemunculannya.