close
Nuga Sehat

Lelaki Itu Lari Lebih Cepat Dibanding Wanita

Tahu kenapa lelaki dan wanita beda dalam hal lari?

Dan untuk Anda tahu lelaki itu lebih cepat larinya dari wanita.

Laman situs “hello sehat,” hari ini menuliskan, tentang adanya perbedaan hormon dan ukuran tubuh antara laki-laki dan wanita.

Kekuatan otot adalah faktor utama yang menentukan seberapa baik seseorang berlari.

Laki-laki pada umumnya mampu menghasilkan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar dibandingkan perempuan karena memiliki massa otot yang lebih besar.

Laki-laki dan perempuan memiliki jumlah serabut otot yang sama, namun pria secara natural memang memiliki tingkat hormon testosteron yang lebih tinggi sehingga menghasilkan ukuran serat otot yang lebih besar.

Hormon testosteron memiliki beberapa peran, termasuk dalam pengaturan untuk pembuatan sel darah baru, menjaga tulang dan otot tetap kuat, serta mendorong pertumbuhan otot.

Karena wanita memiliki hormon testosteron yang lebih sedikit, maka perempuan akan memiliki massa otot yang lebih kecil dibandingkan laki-laki.

Pada dasarnya, sebelum mencapai masa pubertas, tubuh anak laki-laki dan perempuan memiliki kadar testosteron yang hampir sama.

Akan tetapi, testosteron pada tubuh anak laki-laki akan melonjak tinggi begitu sudah puber. Kadar testosteron laki-laki dewasa bisa dua puluh  kali lipat lebih banyak dibandingkan perempuan.

Dokter Emily Kraus, seorang dokter perawatan olahraga di Stanford Health Care, California, mengatakan bahwa hampir delapan puluh persen dari kaki pria dewasa terdiri dari otot, sementara perempuan hanya enam puluh persen.

Massa otot yang lebih besar ini dapat membantu pria berlari dengan lebih cepat.

Selain itu, perempuan memiliki hormon estrogen yang lebih banyak daripada laki-laki, yang menyebabkan perempuan memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Selain massa otot dan hormon, kapasitas optimal paru-paru untuk mengambil dan menggunakan oksigen juga dapat menentukan siapa yang bisa lari lebih cepat.

Wanita pada umumnya memiliki ukuran paru-paru yang lebih kecil daripada pria.

Beda ukuran paru ini menyebabkan kemampuan tubuh perempuan dalam menghirup oksigen maksimal lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Menurut sebuah studi di jurnal kedokteran dan sains bidang olahraga, volume konsumsi oksigen maksimal pada perempuan dalam keadaan normal adalah sekitar tiga puluh tiga mililiter oksigen per kilogram berat badan per menit.

Selain massa otot dan hormon, kapasitas optimal paru-paru untuk mengambil dan menggunakan oksigen juga dapat menentukan siapa yang bisa lari lebih cepat.

Wanita pada umumnya memiliki ukuran paru-paru yang lebih kecil daripada pria.

Beda ukuran paru ini menyebabkan kemampuan tubuh perempuan dalam menghirup oksigen maksimal lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Selain masalah kecepatan lari media yang sama juga menulis tentang beda aktifitas otak antara wanita dan pris.

Salah satu stereotipe wanita adalah terlalu pemikir  dalam segala hal, sehingga terkesan peragu dan penakut dibanding pria.

Dalam survei terbesar tentang gambaran otak berbasis gender yang pernah dilakukan, ilmuwan menemukan otak perempuan lebih aktif dibanding pria.

Khususnya pada korteks serebral—terkait dalam pengendalian dan fokus impuls dan di area emosional otak—terkait dengan suasana hati dan kecemasan. Tapi pada bagian terkait visual dan koordinasi—otak pria lebih aktif.

Hal tersebut bisa menjelaskan mengapa wanita memiliki risiko penyakit Alzheimer yang jauh lebih tinggi, depresi—yang merupakan faktor resiko Alzheimer—dan gangguan kecemasan. Sementara pria memiliki tingkat gangguan konsentrasi dan pemusatan perhatian yang lebih tinggi.

Penulis laporan Daniel Amen, seorang psikiater dan pendiri Amen Clinics di California, mengatakan: “Perbedaan kuantitatif yang kami identifikasi antara pria dan wanita penting untuk memahami resiko berdasarkan gender terkait gangguan otak seperti penyakit Alzheimer.”

Amen dan timnya mengamati pemindaian otak  dengan berbagai kondisi kejiwaan

Peneliti mengukur aliran darah di otak mereka dengan menggunakan single photon emission computed tomography ketika responden dan pasien mengerjakan tugas kognitif.

Amen dan tim berharap bahwa memahami perbedaan di antara pengamatan masing-masing individu dapat membantu mereka memahami berbagai gangguan otak.

Fakta bahwa wanita menunjukkan aliran darah yang lebih besar di korteks prefrontal dibandingkan pria mungkin menjelaskan mengapa wanita menunjukkan kecenderungan yang lebih besar di bidang empati, intuisi, kerjasama, pengendalian diri dan perhatian yang tepat.

Studi ini juga menemukan peningkatan aliran darah di daerah limbik otak wanita, yang sebagian dapat menjelaskan mengapa wanita lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, insomnia dan gangguan makan.